Pansel KPK bertemu dengan unsur pimpinan KPK untuk menjaring masukan terkait sosok pemimpin KPK di masa mendatang serta minta bantuan untuk menelusuri rekam jejak calon.
JAKARTA, KOMPAS - Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi meminta bantuan KPK untuk menelusuri rekam jejak para calon yang mendaftar. Pansel pun meminta masukan mengenai kinerja lembaga tersebut dan apa yang diharapkan pada periode kepemimpinan empat tahun berikutnya.
Mulai Rabu (12/6/2019), Pansel KPK melakukan safari ke sejumlah lembaga penegak hukum. KPK menjadi institusi pertama yang dikunjungi. Pansel menggelar pertemuan tertutup dengan unsur pimpinan KPK saat ini selama sekitar satu jam.
Ketua Pansel KPK Yenti Garnasih mengungkapkan, kendala dan keberhasilan KPK selama empat tahun ini menjadi salah satu topik pembicaraan antara pansel dan komisioner KPK yang diwakili Saut Situmorang, Basaria Pandjaitan, dan Alexander Marwata.
”Maksud kedatangan kami untuk meminta masukan, terutama masukan berkaitan dengan kinerja KPK sekarang dan yang diharapkan empat tahun ke depan. Kami berbicara kendalanya apa, keberhasilannya apa selama ini, dan apa yang akan ditingkatkan empat tahun kemudian,” tutur Yenti.
Mengacu pada laporan tahunan KPK 2018, salah satu capaian komisioner periode 2015-2019 adalah upaya penindakan melalui 30 operasi tangkap tangan. Di sisi lain, upaya pencegahan dan penanganan perkara berdasarkan metode case building masih perlu ditingkatkan.
KPK juga menghadapi sejumlah tunggakan perkara lama dan permasalahan manajemen sumber daya manusia yang sempat berujung pada gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta. Ditambah lagi persoalan internal antarpegawai yang dikhawatirkan berimbas pada penanganan perkara dan soliditas lembaga.
”Apa yang empat tahun ini dialami oleh mereka perlu didengar langsung. Fokusnya tentu perbaikan untuk KPK ke depan. Kami akan usahakan menggali calon-calon yang sesuai dengan keperluan KPK ke depan,” ujar Yenti.
Rekam jejak
Selain itu, pansel juga meminta bantuan KPK untuk menelusuri rekam jejak calon yang nanti diumumkan lolos seleksi administrasi. Pihaknya juga mendorong pegawai ataupun komisioner KPK untuk mendaftar sebagai calon komisioner.
Selain berkunjung ke KPK, pansel juga mendatangi Kejaksaan Agung dan diterima langsung oleh Jaksa Agung HM Prasetyo. Kedatangan ke korps Adhyaksa ini juga dimaksudkan untuk mendorong para jaksa mengikuti seleksi calon pemimpin KPK.
Pendaftaran calon pemimpin KPK menurut rencana dimulai dari 17 Juni hingga 4 Juli. Selama pendaftaran berlangsung, pansel tetap akan bersafari sekaligus melakukan upaya jemput bola ke Kepolisian Negara RI, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Badan Intelijen Negara (BIN), dan media massa. Selanjutnya, safari ke daerah juga akan dilakukan ke delapan daerah, yaitu Bandung, Semarang, Malang, Surabaya, Pontianak, Pekanbaru, Makassar, dan Yogyakarta.
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menyampaikan, evaluasi terhadap kinerja unsur pimpinan KPK dapat dijadikan bahan pertimbangan serta menjawab kebutuhan KPK saat ini. Jika ada kekurangan dalam masa komisioner kali ini, jajaran pansel sebelumnya juga bisa dimintakan pendapat.
Kendati demikian, ia menegaskan, proses seleksi saat menjalani rangkaian tahapan tes ditetapkan berdasarkan nilai dan peringkat sehingga yang dipilih adalah yang terbaik. Ketika di DPR, prosesnya berbeda dan hanya mengacu pada kesepakatan para anggota parlemen.