Terminal Giwangan, Yogyakarta, bakal direvitalisasi dan ditingkatkan kualitasnya. Perbaikan tidak hanya dari segi infrastruktur, tetapi juga pelayanan. Langkah itu dilakukan untuk menambah minat masyarakat bepergian menggunakan angkutan umum.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Terminal Giwangan, Yogyakarta, bakal direvitalisasi dan ditingkatkan kualitasnya. Perbaikan tidak hanya dari segi infrastruktur, tetapi juga pelayanan. Langkah itu dilakukan untuk menambah minat masyarakat bepergian menggunakan angkutan darat.
”Yogyakarta adalah salah satu kota tujuan wisata. Jadi, kami melihat Terminal Giwangan ini harus direvitalisasi agar orang-orang naik bus lagi,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sewaktu meninjau Terminal Giwangan, Yogyakarta, Minggu (16/6/2019).
Budi Karya menyampaikan, kinerja angkutan umum masih perlu dimaksimalkan lagi. Ia mengharapkan revitalisasi terminal mampu mendorong optimalisasi penggunaan angkutan umum oleh publik. ”Kami berpikir angkutan massal menjadi sebuah konsep menyeluruh, baik perkotaan maupun antarkota. Secara umum, kami ingin tingkat layanan itu meningkat,” kata Budi Karya.
Budi menambahkan, dalam revitalisasi itu, yang ditingkatkan kualitasnya tidak hanya dari segi infrastruktur. Sumber daya manusia yang melayani penumpang di terminal akan turut ditingkatkan dengan memberikan pelatihan tambahan bagi para petugas.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, terminal yang akan direvitalisasi itu harus diserahkan asetnya terlebih dahulu kepada pemerintah. Saat ini, proses penyerahan aset itu sedang berlangsung. Pembangunan baru bisa dilakukan jika terminal itu seluruhnya telah dikelola pemerintah pusat.
”Tahun 2019, kami masih membuat perencanaannya. Harapannya, tahun 2020, sudah bisa dilakukan pembangunan fisiknya,” kata Budi.
Budi menyatakan, terminal harus kokoh, nyaman, dan bersih. Mulai dari tempat pemberangkatan, ruang tunggu, hingga area komersial. Kondisi itu membuat semakin banyak masyarakat mau menggunakan angkutan umum, khususnya bus.
Ilham Jaya (18), warga Bantul, merupakan salah satu penumpang yang akan berangkat ke luar kota dengan bus dari Terminal Giwangan. Ia menilai kualitas terminal tersebut masih kurang baik. Ruang tunggunya kotor. Terlebih lagi kamar mandinya. Hal itu terkadang membuatnya enggan menggunakan kamar mandi di terminal tersebut.
”Jika memang mau diperbaiki, itu akan sangat menambah kenyamanan bagi penumpang. Saya masih pilih bus karena tarifnya relatif murah,” kata Ilham.
Kemenhub juga berencana membuat program bernama ”Buy the Service” guna mengoptimalkan layanan bus. Dalam program itu, kementerian akan bekerja sama dengan pihak swasta penyedia jasa layanan bus untuk memberikan layanan baik bertarif murah. Tarif murah itu diperoleh dari subsidi yang diberikan pemerintah.
Selain itu, Budi mengungkapkan, pihaknya akan merevitalisasi 128 terminal yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Terminal-terminal yang akan direvitalisasi sudah bertipe A. Pembangunan itu menurut rencana baru dimulai pada 2020.
”Dalam satu tahun, target kami bisa menyelesaikan revitalisasi 40 terminal. Kalau ada 128 terminal, berarti semua terminal itu selesai direvitalisasi dalam waktu 3-4 tahun,” kata Budi.