WFM Ummi Fisabilillah tampil gemilang pada babak ketiga dan keempat Turnamen Catur Internasional GM dan WGM Japfa 2019, di Yogyakarta, Sabtu (15/6/2019).
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — WFM Ummi Fisabilillah tampil gemilang pada babak ketiga dan keempat Turnamen Catur Internasional GM dan WGM Japfa 2019 di Yogyakarta, Sabtu (15/6/2019). Ia menaklukkan dua lawan kuat pada kedua babak tersebut. Kondisi itu membuka peluang baginya untuk memperoleh norma WIM pada turnamen tersebut.
Pada babak ketiga, lawan yang dihadapi Ummi adalah IM Alina L’ami, pecatur asal Romania, yang merupakan unggulan keempat dengan rating 2.293. Ummi mengakhiri laga tersebut pada langkah ke-43. Ia mengatakan, kemudahan diperolehnya dalam laga tersebut karena ia bermain lepas.
”Yang pasti, saat bermain, saya tidak ada beban. Itu karena rating saya masih di bawah dia (L’ami). Hasil ini sangat positif bagi saya. Saya hanya berusaha untuk bisa bermain dengan baik,” kata Ummi.
Dalam laga, L’ami kehilangan bidak pertamanya pada langkah ke-11. Ia kembali kehilangan bidak pada langkah ke-30 dan ke-34. Sementara itu, Ummi masih memiliki enam bidak yang membuatnya lebih leluasa untuk menekan. Adapun buah catur lain yang masih dikuasai Ummi adalah benteng dan kuda.
Ummi kembali tampil cemerlang pada babak keempat. Lawannya kali itu adalah WGM Keti Tsatsalashvili, pecatur asal Georgia, unggulan ketiga dengan rating 2.356. Ummi tak gentar dengan torehan lawannya itu dan berhasil mengakhiri laga dengan hasil remis pada langkah ke-19.
Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia Kristianus Liem mengungkapkan, hasil yang diperoleh Ummi dalam kedua babak tersebut sangat baik. Ia mengguncang kekuatan lawan-lawan tangguh dalam turnamen tersebut. Pecatur muda itu sedang berusaha menunjukkan taringnya.
”Kemenangan itu menjadi hal yang bagus. Ada peluang dia mendapat norma WIM di turnamen ini. Peluangnya semakin besar karena dia belum terkalahkan sejauh ini,” kata Kristianus.
Ummi memperoleh 2,5 poin dari empat laga yang telah dimainkannya. Ia memerlukan 3,5 poin lagi agar bisa memperoleh norma WIM dari tujuh laga tersisa pada turnamen tersebut. Hasil itu dinilai cukup realistis jika ia bisa bermain konsisten pada laga-laga lainnya.
Sementara itu, GM Susanto Megaranto hanya meraih hasil remis pada babak ketiga dan keempat. Di kedua babak tersebut, Susanto melawan rekan satu negaranya, yaitu WGM Medina Warda Aulia dan IM Yoseph Theolifus Taher. Kedua laga itu pun tidak berlangsung lama, lebih kurang hanya 30 menit.
Hal serupa dialami oleh Sean Winshend sewaktu menghadapi GM Rustam Khusnutdinov, pecatur asal Kazakhstan, yang merupakan unggulan keempat dengan rating 2.471, pada babak keempat. Laga tersebut berhenti pada langkah ke-12. Ada tiga bangunan sama yang membuat kedua pecatur mengakhiri laga dengan hasil remis. Laga itu juga berakhir dalam durasi tidak sampai satu jam.
”Hasil draw memang sudah dipertimbangkan. Ada peluang buat draw dan itu masih bagus bagi saya. Memang sengaja untuk membuat hasil draw karena pada pertandingan selanjutnya akan bertemu dengan (GM) Ivan Sokolov. Harus jaga stamina,” kata Winshend.
Kristianus menyampaikan, memasuki babak ketiga dan keempat, pecatur sudah mulai mengatur strategi untuk tidak mengeluarkan banyak energi. Hasil remis cukup aman untuk menjaga stamina. Terlebih lagi babak ketiga dan keempat itu digelar dalam waktu satu hari. Butuh banyak energi dan ketahanan stamina untuk bisa tampil prima dengan jadwal seperti itu.