Jembatan di Mesuji Amblas, Dua Truk Masih Terjebak
›
Jembatan di Mesuji Amblas, Dua...
Iklan
Jembatan di Mesuji Amblas, Dua Truk Masih Terjebak
Jembatan Way Mesuji di Jalan Lintas Timur Sumatera, tepatnya di Kilometer 200, Desa Agung Batin, Kecamatan Simpang Pematang, Mesuji, Lampung, amblas. Akibatnya, arus lalu lintas dari Lampung menuju Sumatera Selatan di jalan lintas timur terputus.
Oleh
VINA OKTAVIA/RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS – Jembatan Way Mesuji di Jalan Lintas Timur Sumatera, tepatnya di Kilometer 200, Desa Agung Batin, Kecamatan Simpang Pematang, Mesuji, Lampung, amblas. Akibatnya, arus lalu lintas dari Lampung menuju Sumatera Selatan di jalan lintas timur terputus.
Pantauan Kompas, Senin (17/6/2019), dua truk bermuatan semen dan sawit masih terjebak di tengah jembatan. Sebagian pelat jembatan sepanjang 120 meter amblas. Hingga Senin malam, petugas dari Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XIX belum dapat mengevakuasi kedua truk.
Akibat kejadian ini, sempat terjadi kemacetan lalu lintas. Namun, hingga Senin sore, arus kendaraan sudah normal. Untuk mengurai kemacetan, arus lalu lintas dari Lampung menuju Jakarta dialihkan melalui Jalan Tol Terbanggi Besar-Kayu Agung melalui Gerbang Tol Simpang Pematang, Mesuji. Ruas tol yang masih dikerjakan itu dibuka sementara untuk mengurai kemacetan di jalan lintas timur Sumatera. Kendaraan dari Sumsel menuju Lampung juga dialihkan melalui jalan tol tersebut.
Setelah kemacetan tuntas, jalur tol kembali ditutup. Sedangkan kendaraan yang hendak menuju Lampung disarankan menggunakan jalur lintas tengah agar pembangunan tol dapat dilanjutkan.
Wakil Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Lampung Ajun Komisaris Besar Anang Tri, saat meninjau lokasi jembatan, menjelaskan, pelat jembatan tersebut pertama kali amblas pada Senin dini hari sekitar pukul 00.30 WIB. Jembatan amblas setelah truk bermuatan semen dan sawit seberat sekitar 60 ton, melintas.
“Kemampuan jembatan tidak sesuai dengan kapasitas truk yang lewat sehingga terjadi retakan. Jembatan ini dapat menahan beban maksimal sekitar 30 ton,” kata Anang.
Direktorat Lalu lintas Polda Lampung mengalihkan sementara kendaraan yang ingin mengarah ke Sumsel melalui jalur lintas tengah (jalinteng) Sumatera melalui Terbanggi Besar-Kota Bumi-Bukit Kemuning-Martapura. Dari arah Sumsel menuju Lampung, pengalihan akan dilakukan di Indralaya Kabupaten Ogan Ilir. Dari sana, kendaraan yang hendak ke Lampung diimbau melewati jaliteng Sumatera, dimulai dari Kota Prabumulih-Baturaja-Martapura-Kotabumi-Terbanggi Besar. Adapun untuk jalur lintas timur (jalintim) hanya boleh dilintasi kendaraan menuju Kayu Agung.
Menurut dia, Polda Lampung telah memasang sejumlah pengumuman mulai dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. Ini dilakukan untuk mencegah pengendara melintas di jalintim Sumatera.
Volume kendaraan yang melintasi jalintim mencapai 2.000 kendaraan per hari. Dengan pengalihan ini tentu akan terjadi kepadatan di kawasan jalinteng. Pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah polres untuk mengantisipasi kemacetan.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XIX Bandar Lampung Muh Insal U Maha menjelaskan, petugas masih fokus melakukan evakuasi dua truk yang terjebak menggunakan alat berat. Dia belum dapat memastikan kapan evakuasi truk dapat selesai.
Insal menambahkan, tim dari Jakarta juga akan meninjau ke lokasi untuk meninjau seberapa parah kerusakan jembatan tersebut. Perbaikan jembatan diprediksi membutuhkan waktu 7-14 hari.
Terputusnya jembatan di Mesuji, Lampung, ini sangat berdampak besar bagi kendaraan. Itu karena jalintim memiliki jarak yang lebih pendek dibanding menggunakan jaliteng. “Selisih waktunya bisa mencapai 1,5–2 jam,” ujar Ade Putrawansyah (35), sopir bus yang membawa penumpang dari Jakarta menuju Palembang.
Ade terpaksa mengalihkan 14 penumpang ke travel lain dari Mesuji menuju Palembang. Ade memutuskan kembali ke Jakarta karena khawatir ada pengalihan jalan. “Biaya operasional jadi lebih mahal. Saya sudah rugi Rp 1,4 juta,” kata Ade.