Bebasnya Joshua Wong Menambah Tekanan pada Carrie Lam
›
Bebasnya Joshua Wong Menambah ...
Iklan
Bebasnya Joshua Wong Menambah Tekanan pada Carrie Lam
Oleh
·3 menit baca
HONG KONG, SENIN— Joshua Wong, pemimpin dalam demonstrasi Gerakan Payung tahun 2014 di Hong Kong, langsung bergabung dengan para pengunjuk rasa yang berkumpul di dekat markas besar pemerintah Hong Kong setelah bebas dari penjara, Senin (17/6/2019). Keberadaan Wong menambah tekanan terhadap posisi Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam, sekalipun Pemerintah China menyatakan tetap mendukung posisi Lam.
”Halo dunia dan halo kebebasan. Ayo Hong Kong!” tulis Wong dalam unggahan pesan di media sosial Twitter. ”Batalkan rancangan undang-undang ekstradisi. Carrie Lam harus mundur. Hilangkan semua penganiayaan politik.”
Wong menegaskan bahwa Lam tidak layak lagi menjadi pemimpin Hong Kong. Aktivis berusia 22 tahun itu menyatakan tekad untuk bersama-sama dengan seluruh warga Hong Kong melawan upaya pengesahan RUU ekstradisi warga Hong Kong dan warga asing yang dituduh berbuat kejahatan ke China daratan.
Wong menjalani hukuman penjara selama sebulan, separuh dari vonis hukuman dua bulan penjara, atas penghinaan terkait keterlibatannya dalam unjuk rasa tahun 2014. Setelah berbicara kepada wartawan yang mengerumuninya di depan penjara, ia meninggalkan tempat itu dan meletakkan bunga di sebuah lokasi peringatan sementara di luar sebuah pusat perbelanjaan di pusat kota.
Hal itu dilakukannya sebagai bentuk belasungkawa terhadap seorang pendukung aksi unjuk rasa yang terjatuh dan akhirnya meninggal pada Sabtu pekan lalu. Pengunjuk rasa itu terjatuh beberapa saat setelah memasang poster dukungan terhadap aksi massa. Pembebasan Wong terjadi pada saat pengunjuk rasa masih berkumpul di dekat markas besar pemerintah Hong Kong. Penyelenggara aksi mengklaim unjuk rasa, hari Minggu lalu, itu diikuti hampir 2 juta orang.
Setelah RUU Ekstradisi diumumkan ditunda tanpa batas waktu akhir pekan lalu, tekanan massa saat ini beralih pada sosok Lam. Tuntutan agar Lam mundur mengemuka karena tidak ada permintaan maaf dari Lam atas usulan RUU yang telah menimbulkan kemarahan mayoritas warga.
Seorang anggota Dewan Eksekutif Hong Kong, Lam Ching-choi, mengatakan bahwa Lam berencana meminta maaf atas penanganannya atas RUU Ekstradisi yang sangat tidak populer. Menurut Lam Ching- choi, Carrie Lam dengan tulus meminta maaf atas kesalahan penanganan masalah ini. Dikatakan bahwa besarnya massa yang turun ke jalan menunjukkan keseriusan animo, sekaligus harapan warga Hong Kong. Namun, pada saat yang sama dikatakan pula bahwa di sisi lain pemerintah Hong Kong juga serius menghadapi masalah saat-saat ini.
Lam Ching-choi mengakui, para pemimpin Hong Kong membuat kesalahan besar dengan tidak berkonsultasi dengan publik sebelum mengusulkan RUU Ekstradisi itu. ”Saya yakin, dia (Carrie Lam) akan menyampaikan permintaan maafnya kepada publik dalam waktu dekat,” katanya.
Dukungan Beijing
Terkait situasi di Hong Kong, Pemerintah China menegaskan dukungannya terhadap Carrie Lam. Beijing mengatakan, akan terus mendukung Carrie Lam dan upaya pemerintah Daerah Administratif Khusus Hong Kong untuk memerintah sesuai dengan hukum yang berlaku.
Meskipun demikian, sejumlah analis menyatakan, Beijing menghadapi tekanan dan sekaligus mengalami kemunduran. Sesuatu yang jarang terjadi itu berlangsung, terutama dengan terbitnya keputusan penundaan tanpa batas dalam proses pengesahan RUU Ekstradisi tersebut. Namun, para analis mengingatkan, Presiden China Xi Jinping kemungkinan menyiapkan balasan atas hal itu, salah satunya dengan memperbesar pengaruh Beijing pada Hong Kong. (AP/AFP/BEN)