Festival Isen Mulang Angkat Wisata dan Kearifan Budaya Dayak
›
Festival Isen Mulang Angkat...
Iklan
Festival Isen Mulang Angkat Wisata dan Kearifan Budaya Dayak
Festival Budaya Isen Mulang 2019 diharapkan kembali menggairahkan kembali sektor wisata budaya di Kalimantan Tengah. Tak hanya itu, melalui festival ini, masyarakat Indonesia bisa menikmati keelokan ragam budaya Suku Dayak.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Festival Budaya Isen Mulang 2019 diharapkan kembali menggairahkan kembali sektor wisata budaya di Kalimantan Tengah. Tak hanya itu, melalui festival ini, masyarakat Indonesia juga bisa menikmati keelokan ragam budaya suku Dayak.
Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2019 digelar setiap tahun untuk memeriahkan hari jadi Kalimantan Tengah sebagai provinsi di Indonesia. Kegiatan itu dimulai pada Senin-Sabtu (17/6-22/6/2019).
Kegiatan tersebut dibuka pada Senin malam oleh Gubernur Kalteng Sugianto Sabran di Taman Budaya, Temanggung Tilung, Kota Palangkaraya. Selanjutnya, pada Selasa (18/6/2019), perlombaan kesenian dan budaya dimulai. Sedikitnya, digelar 18 perlombaan kesenian dan budaya yang melombakan hampir seluruh permainan tradisional.
Dari pantauan Kompas, di Bundaran Besar Kota Palangkaraya, peserta lomba pawai budaya dari 14 kabupaten/kota, lembaga, dan kantor dinas juga komunitas berkumpul dengan pakaian adat dan seragam masing-masing. Mereka mendesain kendaraan roda empat menjadi kendaraan pawai dengan beragam desain.
Tak hanya warga lokal, festival yang masuk dalam kalender pariwisata nasional itu diikuti turis mancanegara. Sedikitnya, terdapat 80 peserta pawai dengan jumlah 3.115 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari sekolah hingga kantor-kantor dinas.
”Ini merupakan wujud cipta rasa dan karya para seniman di Kalteng dengan dilandasi nilai budaya luhur bangsa,” ungkap Sugianto Sabran dalam sambutannya di pembukaan pawai.
Pawai yang dimulai pukul 14.00 WIB itu dimulai dari Bundaran Besar Kota Palangkaraya hingga ke Taman Kuliner Tunggal Sangumang. Sayangnya, pawai terhenti saat hujan deras melanda sekitar pukul 17.00. Beberapa peserta yang belum menyelesaikan perjalanan terlihat berlarian meneduh dari hujan.
Selain pawai, lomba-lomba permainan tradisional ataupun lomba bercorak kebudayaan juga mulai dilaksanakan sejak Selasa pagi. Lokasi lomba dibagi ke tiga tempat, yakni Jembatan Kahayan, Taman Budaya Temanggung Tilung, dan Museum Balangan. Semuanya berpusat di Kota Palangkaraya, ibu kota Provinsi Kalteng.
Ini merupakan wujud cipta rasa dan karya para seniman di Kalteng dengan dilandasi nilai budaya luhur bangsa.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalteng Guntur Talajan mengungkapkan, festival tahunan ini menarik banyak wisatawan. Menurut dia, banyak tiket pesawat terjual untuk rute Jakarta menuju ke Palangkaraya.
”Jumlah kunjungan terus bertambah, sekarang sulit nyari tiket ke Palangkaraya. Ini merupakan pertanda baik untuk sektor pariwisata, semoga ke depan makin banyak lagi wisatawan yang datang,” ungkap Guntur.
Sejak kenaikan serentak harga tiket pesawat, jumlah penerbangan di Kalteng memang menurun. Hal itu sesuai data bulanan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah yang menyebutkan, jumlah penerbangan pada bulan April sebanyak 1.636 penerbangan, turun 5,98 persen dibandingkan kondisi Maret 1.740 penerbangan.
”Kami belum cek datanya, tetapi dari koordinasi dengan dinas perhubungan ada kenaikan yang cukup signifikan menjelang festival ini. Artinya, ini menjadi daya tarik tersendiri,” kata Guntur.
Tahun ini, pihaknya menargetkan dikunjungi 500 wisatawan mancanegara dan 25.000 wisatawan Nusantara.
Guntur menjelaskan, pada 2018, FBIM dikunjungi sedikitnya 200 wisatawan mancanegara dan 20.000 wisatawan Nusantara. Tahun ini, pihaknya menargetkan dikunjungi 500 wisatawan mancanegara dan 25.000 wisatawan Nusantara.
Menurut Guntur, festival yang dimulai pertama kali tahun 1993 itu selalu dikunjungi banyak wisatawan. Jumlahnya pun selalu meningkat sedikit demi sedikit setiap tahun. ”Kami yakin festival ini mampu meningkatkan aspek ekonomi pelaku usaha pariwisata dan lainnya di Kalteng,” ungkapnya.