Indonesia dan Filipina Jajaki Kolaborasi Destinasi Wisata Bahari
›
Indonesia dan Filipina Jajaki ...
Iklan
Indonesia dan Filipina Jajaki Kolaborasi Destinasi Wisata Bahari
Karena sama-sama memiliki potensi wisata bahari, Indonesia dan Filipina menjajaki kolaborasi pariwisata. Kedua negara akan membuat paket wisata tujuan ganda atau ”dual destination” bagi turis asing.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Karena sama-sama memiliki potensi wisata bahari, Indonesia dan Filipina menjajaki kolaborasi pariwisata. Kedua negara akan membuat paket wisata tujuan ganda atau dual destination bagi turis asing.
Paket tujuan ganda akan memuat sejumlah daerah di Indonesia dan Filipina dalam satu rangkaian wisata. ”Perlu ada kolaborasi antara Indonesia dan Filipina untuk mengembangkan konsep tujuan ganda ini,” kata Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Widjadja Kamdani saat ditemui dalam acara First Philippines-Indonesia Economic and Investment Summit, di Jakarta, Selasa (18/6/2019).
Secara spesifik, Deputi Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani menyebutkan, kolaborasi yang paling potensial digarap bersama dalam destinasi ganda ialah wisata bahari. Hal ini disebabkan oleh Indonesia dan Filipina memiliki karakteristik geografis yang sama, yakni negara kepulauan di kawasan Asia Tenggara.
Target dari paket tujuan ganda wisata bahari ini menyasar komunitas penyelam. Rizki mengatakan, komunitas penyelam dari Benua Australia, Amerika, dan Eropa menjadi sasaran pasar utama.
Berdasarkan analisisnya, Rizki berpendapat, komunitas penyelam memiliki karakteristik mengunjungi setiap lokasi selam secara spesifik di suatu daerah.
”Selain karakteristik tersebut, potensi pasar ini juga ditopang dengan adanya penerbangan langsung dari Filipina ke Amerika. Jadi, turis penyelam dapat mengunjungi Filipina terlebih dahulu, lalu ke Indonesia,” tutur Rizki saat ditemui dalam acara yang sama.
Menurut Rizki, paket wisata tujuan ganda antara Indonesia dan Filipina dapat diimplementasikan pada 2020. Saat ini, operator atau pelaku usaha perjalanan wisata Indonesia tengah dalam proses pendekatan dengan komunitas penyelam tingkat internasional.
Adapun pemerintah akan berperan dalam fasilitas promosi destinasi wisata selam. Rizki mencontohkan, wisata bahari di Manado berpotensi menjadi destinasi selam untuk menikmati keindahan terumbu karang.
Pemerintah tengah mengusahakan penerbangan langsung dari Davao, Filipina, ke Manado. ”Kami ingin menarik maskapai Filipina untuk membuka rute penerbangan ke kota-kota di luar Jakarta. Sebagai imbalannya, kami akan mempromosikan destinasi wisata di kota-kota tersebut,” kata Rizki.
Untuk menunjang kolaborasi ini, Direktur Pengembangan Promosi Badan Koordinasi Penanaman Modal Alma Karma mengharapkan Filipina meningkatkan nilai investasinya dan mendiversifikasi sasaran penanaman modalnya, terutama sektor pariwisata. Pada 2018, Filipina tercatat berinvestasi sebanyak 132 miliar dollar AS dan mayoritas berada di sektor industri makanan.
Secara umum, Secretary Department of Tourism Philippines Bernadette Romulo mengatakan, Filipina dan Indonesia memiliki banyak kesamaan, tidak hanya soal geografis. ”Misalnya bahasa. Ada beberapa kata dalam bahasa Tagalog dan bahasa Indonesia yang memiliki arti yang sama, seperti balik, sendok, dan langit. Harapannya, dari kesamaan-kesamaan ini, Indonesia dan Filipina dapat membangun kerja sama yang lebih kuat, apalagi setelah 70 tahun menjalin hubungan diplomatik,” tuturnya.
Filipina dan Indonesia memiliki banyak kesamaan, tidak hanya soal geografis. Misalnya bahasa. Ada beberapa kata dalam bahasa Tagalog dan bahasa Indonesia yang memiliki arti yang sama.
Bernadette memaparkan, dalam dua tahun terakhir, wisatawan Indonesia yang datang ke Filipina melonjak 72 persen menjadi turis. Targetnya, angka ini dapat tumbuh 10 persen pada akhir 2019.
Agar menarik wisatawan Indonesia ke Filipina, Chairperson Philippine Business Club Indonesia Antonio B Capati menyatakan, Filipina tengah berusaha membangun ekosistem wisata halal.
”Di sisi lain, masyarakat Filipina juga ingin sekali berwisata di Indonesia. Saya berpendapat, pemerintah perlu memperkuat sinergi sektor pariwisata antara Filipina dan Indonesia,” kata Antonio.
Investasi di Riau
Selain mengembangkan konsep paket wisata tujuan ganda, Rizki mengharapkan Filipina meningkatkan investasi di sektor pariwisata, khususnya di Kepulauan Riau. Kementerian Pariwisata mencatat, Kepulauan Riau menempati posisi ketiga sebagai tujuan wisata turis asal Filipina setelah Bali dan Jakarta.
Adanya investasi tersebut, menurut Rizki, dapat memperkuat jaringan wisata antara Kepulauan Riau dan Singapura. Investor dari Filipina perlu melihat Singapura tidak hanya dari segi penduduknya, tetapi juga sebagai destinasi pertemuan bisnis skala internasional.
Kementerian Pariwisata mendata, jumlah turis Filipina yang datang ke Indonesia sebanyak 217.644 orang pada 2018. Harapannya, pada 2019, angka ini dapat melonjak hingga 280.000 wisatawan.