Baru Dibangun, Lantai 3 SDN 03 Rawa Buntu Tak Layak Ditempati
›
Baru Dibangun, Lantai 3 SDN 03...
Iklan
Baru Dibangun, Lantai 3 SDN 03 Rawa Buntu Tak Layak Ditempati
Oleh
PINGKAN ELITA DUNDU
·5 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Dinas Bangunan dan Penataan Ruang Kota Tangerang Selatan segera merenovasi bangunan lantai 3 gedung Sekolah Dasar Negeri 03 Rawabuntu di Jalan Ciater, BSD City, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten. Bangunan yang dibangun sejak tahun 2013/2014 untuk lantai satu dan secara bertahap dibangun lantai dua dan tiga sejak tahun 2015 (diawali dengan lelang) dan baru saja selesai dan ditempati tersebut tidak layak ditempati. Saat berjalan di lantai dua terasa getaran dan getaran lebih parah di lantai tiga. Tampak juga fondasi gedung terlihat miring,
”Dari hasil pemeriksaan, dinas bangunan menyatakan, bangunan lantai 3 itu tidak layak digunakan dan harus direhabilitasi. Sementara lantai dua dan lantai satu bisa digunakan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan Taryono, Rabu (19/6/2019).
Untuk rehabilitasi bangunan lantai 3, kata Taryono, sudah masuk dalam anggaran tahun 2019 ini.
”Mengingat kondisi bangunan sudah mendesak dan harus direhabilitasi, kami sudah menganggarkan pada tahun 2019 ini. Awalnya, renovasi akan dilakukan pada pertengahan tahun ini, tetapi kami meminta agar dinas bangunan segera dilaksanakannya,” kata Taryono.
Menurut Taryono, dinas bangunan merekomendasikan lantai satu dan dua aman ditempati. Sementara lantai 3 tidak bisa dipakai dan harus dilakukan rehabilitasi atau renovasi. Ia membenarkan, sejak selesai dibangun, pihak sekolah hanya menggunakan lantai satu dan dua untuk proses belajar mengajar. Akan tetapi, lantai tiga belum ditempati.
Taryono mengatakan, nantinya saat dilakukan rehabilitasi (renovasi) lantai tiga, seluruh kegiatan belajar-mengajar di lantai satu dan dua tetap berlangsung seperti biasanya.
”Kegiatan belajar mengajar di lantai satu dan dua tidak akan dipindahkan karena renovasi lantai 3 dijamin tidak akan mengganggu. Kami akan memakai standar keamanan,” kata Taryono.
Kegiatan belajar mengajar di lantai satu dan dua tidak akan dipindahkan karena renovasi lantai 3 dijamin tidak akan mengganggu. Kami akan memakai standar keamanan.
Taryono mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Bangunan dan Penataan Ruang Kota Tangerang Selatan mengenai keamanan bangunan gedung tersebut.
Bangunan bergetar
Terungkapnya kondisi bangunan yang tidak layak digunakan dan rawan roboh itu saat sidak anggota DPRD Tangerang Selatan (Tangsel), sehari sebelumnya. Sidak dilakukan setelah para fraksi melakukan laporan pemandangannya dalam sidang paripurna mengenai APBD perubahan tahun 2019.
Terungkap bahwa bangunan tiga lantai itu tidak layak ditempati, hanya lantai satu dan dua saja yang layak pakai. Pihak sekolah tidak mau menerima serah terima kunci di lantai tiga karena tidak layak digunakan dan ditempati.
Karena tidak ditempati, akses naik tangga ke lantai tiga dipalang dengan bangku belajar. Wakil Ketua I DPRD Tangsel Tubagus Bayu Murdani, yang memimpin sidak itu, menyayangkan kondisi bangunan yang belum lama selesai dibangun tersebut tidak layak ditempati dan digunakan.
”Pembangunan gedung SDN ini memakai anggaran pemerintah. Namun, diduga dikerjakan tidak sesuai spesifikasi sehingga setelah jadi tidak bisa digunakan,” kata Bayu di Tangerang Selatan, Rabu (19/6/2019).
Pembangunan gedung SDN ini memakai anggaran pemerintah. Namun, diduga dikerjakan tidak sesuai spesifikasi sehingga setelah jadi tidak bisa digunakan.
Bayu mengatakan, jika renovasi bangunan itu kembali dianggarkan lagi, hal tersebut akan menjadi masalah. Dalam kondisi bangunan seperti itu, kata Bayu, saat ini masih tetap digunakan siswa untuk belajar mengajar. Mereka tidak punya pilihan lain selain menggunakan gedung tersebut.
”Siswa sudah menempati lantai satu dan dua setelah direnovasi. Tetapi, belum serah terima. Kepala sekolahnya tidak mau. Wajar kalau sekolah tidak mau terima, karena diterima salah. Kalau tidak diterima juga salah karena bermasalah. Kondisi bangunan sekolah ini kan sangat bahaya,” kata Bayu.
Bayu mengatakan, saat melakukan sidak, mereka merasakan adanya getaran begitu berada di lantai dua. Goyangan semakin terasa ketika naik ke lantai 3.
”Kalau melihat dari sisi keamanan dan kesehatannya, jelas ini sangat berbahaya. Di lantai tiga, gedung miring. Tembok dan fondasi gedung miring, debu juga sangat tebal. Sangat tidak nyaman,” kata Bayu.
Sekolah ini berada di kawasan elite, BSD City. Sekolah yang memiliki jumlah peserta didik 986 orang ini menggunakan gedung lama dan gedung baru. Gedung lama berada di seberang bangunan baru.
Para siswa menempati 30 ruangan kelas di gedung berwarna kuning pucat tersebut. Murid kelas I sampai kelas IV menempati gedung baru. Sementara murid kelas V dan VI serta ruang guru berada di gedung lama.
Seharusnya, kata Bayu, kondisi bangunan SDN Rawabuntu 3 tidak seperti ini. Tidak layak digunakan karena rawan roboh. Bayu tahu persis proses pembangunan sekolah tersebut. Lahan sekolah ini berasal dari tukar guling atau ruislag dengan pihak pengembang kawasan BSD City.
Seharusnya kondisi bangunan SDN Rawabuntu 3 tidak seperti ini. Tidak layak digunakan karena rawan roboh. Bayu tahu persis proses pembangunan sekolah tersebut. Lahan sekolah ini berasal dari tukar guling atau ruislag dengan pihak pengembang kawasan BSD City.
Sebelum sekolah itu berdiri, lanjut Bayu, lahan tersebut awalnya akan diambil pengembang besar di kawasan itu. Akan tetapi, para tokoh masyarakat sekitar, termasuk juga Bayu, ikut berjuang mempertahankan lahan itu untuk pembangunan sekolah.
”Dulunya, tahun 2001, tempat ini akan dijadikan satu kawasan oleh pengembang. Akan tetapi, saat itu kami mempertahankan tempat itu menjadi sekolah,” ujar Bayu.
Ia menyayangkan kondisi bangunan sekolah yang direnovasi dalam kondisi memprihatinkan tersebut.
”Saya mendapat beberapa masukan dari tokoh masyarakat yang berjuang mempertahankan tanah ini kalau proyek gagal ini harus segera diselesaikan,” kata Bayu.
Tidak mau terima kunci
Kepada anggota dewan, Rudi Darmawan, guru kelas VI membenarkan pihaknya belum dan tidak mau menerima serah terima kunci. Salah satu di antaranya karena jendela belum dilengkapi terali. Bahkan, keramik mulai banyak yang pecah sejak ditempati.
”Ini sangat membahayakan warga sekolah, baik murid, guru, maupun pegawai.”
Selain itu, kondisi bangunan rawan roboh, tidak ada sekat kelas. Ketua RT 003 RW 002 Lengkong Gudang, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Saefudin mengatakan, beberapa waktu lalu, sebelum hari raya Idul Fitri 1440 Hijriah, pihaknya pernah menerima tamu berseragam Pemerintah Kota Tangsel, yakni Inspektorat Kota Tangsel.
Petugas itu menanyakan lokasi CV Clara Cipta Sarana, kontraktor yang membangun proyek tersebut. Akan tetapi, perusahaan tersebut tidak ada, sementara alamatnya tetap ada.
Petugas itu menanyakan lokasi CV Clara Cipta Sarana, kontraktor yang membangun proyek tersebut. Akan tetapi, perusahaan tersebut tidak ada, sementara alamatnya tetap ada.
”Saya bilang kepada petugas, alamatnya benar. Tapi tidak ada perusahaan. Di sini semua rumah tinggal,” kata Saefudin, Rabu.