KCI Tambah 28 Frekuensi Perjalanan KRL Baru sampai Akhir 2019
›
KCI Tambah 28 Frekuensi...
Iklan
KCI Tambah 28 Frekuensi Perjalanan KRL Baru sampai Akhir 2019
PT Kereta Commuter Indonesia menargetkan penambahan 28 frekuensi perjalanan kereta rel listrik baru hingga akhir 2019. Salah satu rute yang akan ditambah frekuensinya itu adalah antara Stasiun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, dan Stasiun Parung Panjang, Kabupaten Bogor.
Oleh
Ayu Pratiwi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Kereta Commuter Indonesia menargetkan penambahan 28 frekuensi perjalanan kereta rel listrik baru hingga akhir 2019. Salah satu rute yang akan ditambah frekuensinya adalah antara Stasiun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, dan Stasiun Parung Panjang, Kabupaten Bogor.
Hal tersebut disampaikan Vice President of EMU Operation Kereta Commuter Indonesia (KCI) Broer Rizal saat mengunjungi Kantor Harian Kompas di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Ia beserta pejabat PT KCI lainnya diterima Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Tri Agung Kristanto.
Broer mengatakan, hingga Rabu, jumlah rangkaian atau loop kereta rel listrik (KRL) sebanyak 84 dan jumlah perjalanannya 952 kali. ”Kami menargetkan ada 980 perjalanan KRL hingga akhir tahun,” lanjutnya.
Penambahan frekuensi dilakukan untuk rute Stasiun Rangkas Bitung-Stasiun Parung Panjang karena tingginya kebutuhan. ”Animo masyarakat pada rute itu luar biasa,” ujar Broer.
Dari tahun ke tahun, jumlah penumpang KRL meningkat. Pada 2018, jumlah penumpang mencapai 336 juta orang atau meningkat 6,5 persen dibandingkan dengan tahun 2017. Per hari, jumlah penumpang berkisar 950.000 orang hingga 1 juta orang.
Etika bertransportasi
Vice President of Corporate Communication KCI Erni Sylviane Purba mengatakan, kualitas layanan selalu diupayakan untuk ditingkatkan demi kenyamanan dan keamanan penumpang. Salah satunya adalah dengan mengedukasi masyarakat mengenai etika bertransportasi supaya tidak mengganggu pelanggan lain.
”Perusakan fasilitas kereta masih terjadi hingga sekarang. Di dalam kereta, ada juga penumpang yang perilakunya mengganggu penumpang lain, seperti ngobrol kencang, makan dan minum, hingga tiduran di lantai kereta,” kata Sylviane, yang akrab disapa Anne.
Upaya edukasi dilakukan dengan mengunjungi sekolah di sepanjang rel kereta dan tempat publik lainnya, seperti masjid. Tahun ini, KCI menargetkan untuk mengunjungi dan melakukan edukasi di 30 SMP dan SMA di Jakarta.
”Kita berharap, generasi baru akan lebih siap ketika naik KRL dan tahu hal apa yang harus mereka lakukan,” ujar Anne.
Selain mengunjungi tempat publik, kampanye mengenai etika bertransportasi juga disampaikan melalui media sosial.
Media sosial menjadi salah satu sarana yang digunakan untuk berinteraksi dengan masyarakat. Melalui media sosial, penumpang dapat menyampaikan apresiasi, saran, atau kritik mengenai layanan KRL. Sehari-hari, ada hingga 2.500 pesan yang diterima PT KCI dari masyarakat.
Mengenai keamanan, Anne memastikan, setiap perjalanan KRL dijaga oleh empat petugas keamanan. Untuk membantu penumpang yang lupa atau kehilangan barangnya, ada layanan lost and found yang berpusat di Stasiun Jakarta Kota. Semua barang yang ditemukan dikumpulkan stasiun tersebut. Apabila barang itu tidak diambil dalam waktu tiga bulan, barang akan didonasikan kepada lembaga sosial.