Pengembangan pariwisata di Waduk Jatiluhur dinilai belum maksimal. Padahal waduk ini menyimpan berbagai potensi yang menarik untuk dijelajahi. Dukungan dari berbagai pihak dibutuhkan agar Jatiluhur berkontribusi besar meningkatkan perekonomian daerah.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS — Pengembangan pariwisata di Waduk Jatiluhur dinilai belum maksimal. Padahal, waduk ini menyimpan berbagai potensi yang menarik untuk dijelajahi. Dukungan dari berbagai pihak dibutuhkan agar Jatiluhur berkontribusi besar meningkatkan perekonomian daerah.
Hal itu mengemuka saat Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil datang ke Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Rabu (19/6/2019). Hadir dalam acara itu, Direktur Utama Perum Jasa Tirta II U Saefudin Noer, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, Kepala Dinas Perhubungan Jabar Hery Antasari, serta Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar Dedi Taufik.
Waduk Jatiluhur berlokasi strategis dekat dengan Pintu Tol Cipularang dan Purbaleunyi. Selain itu, daerah sekitar Jatiluhur, menurut rencana, akan dilewati Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang masih dalam tahap pembangunan. Karena itu, Jatiluhur berpotensi menjadi tujuan wisata karena dapat diakses dengan mudah.
Selain itu, Jatiluhur juga lebih dikenal sebagai waduk terbesar di Jabar. Keberadaannya bergantung pada pasokan air Sungai Citarum untuk membangkitkan listrik untuk Jawa-Bali.
Menurut Kamil, potensi air di Waduk Jatiluhur menyimpan unsur multidimensi. Selain sumber irigasi, air minum, sarana perikanan, dan pembangkit listrik, air Jatiluhur juga memiliki potensi pariwisata dan budaya yang harus dikembangkan.
”Dalam pengelolaan pariwisata harus menyentuh dua segmen, menengah ke bawah dan menengah ke atas. Saya melihat Jatiluhur belum sampai ke tahap itu,” kata Kamil.
Kamil mengatakan, pengembangan potensi wisata juga dinilai dapat meningkatkan pendapatan daerah sekaligus kesejahteraan masyarakat sekitar. Keberadaan penginapan, hotel, restoran, dan warung turut menyumbang pemasukan pajak bagi pemerintah daerah.
Tahun ini, Pemprov Jabar bersama Perum Jasa Tirta II dan Pemkab Purwakarta bersinergi untuk mengoptimalkan wisata di Jatiluhur. Pengembangan itu dilakukan secara bertahap. Proses observasi dilakukan untuk menyusun rencana pengembangan pariwisata Jatiluhur jangka pendek (6 bulan), jangka menengah (2 tahun), dan jangka panjang. Setelah itu, potensi Jatiluhur akan dipetakan untuk dibuat kawasan ekonomi khusus. Menurut rencana, proyek pengembangan Jatiluhur akan dimulai awal tahun 2020.
Kamil mengakui belum menentukan perencanaan anggaran untuk program pengembangan ini. Namun, ia berharap banyak investor yang berminat menanamkan modal terkait proyek Jatiluhur. ”Mesin pertumbuhan itu investasi. Tidak ada investasi, maka tidak ada pertumbuhan dan penyerapan tenaga kerja. Kita harus proaktif mengenalkan potensi ini,” ujar Kamil.
Promosi
Terkait usaha mempromosikan Jatilihur, Direktur Utama Perum Jasa Tirta II U Saefudin Noer mengatakan akan menggelar sejumlah acara, di antaranya Paddle Board Festival pada 13-14 Juli 2019, International Jatiluhur Jazz Festival pada 14-15 September 2019, dan acara lari bertajuk ”Fun and Family Run 10K” pada akhir tahun.
”Kami akan memaksimalkan kegiatan ini untuk menarik animo pengunjung sehingga kegiatan itu dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan perekonomian masyarakat,” kata Saefudin Noer.