Trump-Xi Manfaatkan Ajang KTT G-20 untuk Rundingkan Isu Perang Dagang
›
Trump-Xi Manfaatkan Ajang KTT ...
Iklan
Trump-Xi Manfaatkan Ajang KTT G-20 untuk Rundingkan Isu Perang Dagang
China dan Amerika Serikat dikabarkan sama-sama membuka peluang kembali perundingan perdagangan menjelang pertemuan pekan depan antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump.
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·4 menit baca
WASHINGTON, RABU — China dan Amerika Serikat dikabarkan sama-sama membuka peluang kembali perundingan perdagangan menjelang pertemuan pekan depan antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump. Pasar keuangan pun menyambut positif dengan harapan bahwa perang perdagangan yang meningkat di antara kedua negara akan mereda.
Trump mengatakan pada hari Selasa (18/6/2019) bahwa tim dari kedua belah pihak akan memulai persiapan bagi pemimpin masing-masing untuk menghadiri pertemuan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Osaka, Jepang. China, yang sebelumnya menolak mengatakan apakah kedua pemimpin akan bertemu, telah mengonfirmasi rencana pertemuan itu.
”Melakukan percakapan telepon yang sangat baik dengan Presiden Xi dari China. Kami akan mengadakan pertemuan pada pekan depan di G-20 di Jepang. Tim kami masing-masing akan memulai pembicaraan sebelum pertemuan kami,” kata Trump dalam unggahan pesan di media sosial Twitter.
Dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu berada di tengah perselisihan perdagangan yang telah menekan pasar keuangan dan merusak ekonomi dunia. Pembicaraan untuk mencapai kesepakatan secara menyeluruh terhenti bulan lalu setelah para pejabat AS menuduh China mundur dari komitmen yang telah disepakati sebelumnya.
Interaksi di antara kedua belah pihak sejak itu telah terbatas. Trump pun berulang kali melontarkan ancaman untuk memberlakukan tarif lebih banyak pada produk-produk China dalam eskalasi yang ingin dihindari oleh kalangan pelaku bisnis di kedua negara.
Dalam pidatonya, Selasa malam, saat secara resmi meluncurkan kampanye pencalonannya dalam pemilu presiden AS tahun 2020, Trump mengatakan bahwa dia telah mengambil ”tindakan bersejarah untuk menghadapi pelanggaran perdagangan yang kronis oleh China”.
”Itu seharusnya sudah dilakukan sejak lama, tetapi hari-hari mencuri pekerjaan Amerika dan perusahaan Amerika, ide-ide dan kekayaan Amerika, hari-hari itu sudah berakhir,” kata Trump dalam kampanye di Orlando, Florida.
Tolak rincian
Pejabat Gedung Putih menolak untuk menjelaskan secara rinci tentang persiapan atau hasil yang diharapkan dari perundingan di Jepang. Namun, kedua pihak menegaskan kembali posisi lama mereka. Pejabat AS menyerukan perubahan struktural dalam ekonomi China dan bagaimana Beijing memperlakukan bisnis AS. Di sisi lain, China menyerukan dialog, bukannya melalui penerapan tarif tinggi oleh Washington.
”Kuncinya adalah untuk menunjukkan pertimbangan terhadap keprihatinan sah satu sama lain,” kata Xi, menurut media Pemerintah China. ”Kami juga berharap AS memperlakukan perusahaan China secara adil. Saya setuju bahwa tim ekonomi dan perdagangan kedua negara akan menjaga komunikasi tentang cara menyelesaikan perbedaan.”
Washington telah mengenakan tarif 25 persen untuk barang-barang China senilai 250 miliar dollar AS, mulai dari semi-konduktor hingga furnitur, yang diimpor ke AS. Trump pun mengancam untuk mengenakan tarif pada barang lain senilai 325 miliar dollar AS. Dengan penetapan tarif ini, berarti hampir semua impor China yang tersisa ke AS dikenai tarif. Termasuk di dalamnya adalah produk konsumen, seperti ponsel, komputer, dan pakaian.
Trump tidak merahasiakan, meskipun ada ancamannya untuk meningkatkan perselisihan, bahwa dirinya ingin bertemu dengan Xi saat mereka berdua berada di Jepang nanti. Konfirmasi China tentang pertemuan itu menghindari kemungkinan penghinaan ke Washington yang bisa memicu putaran pemberlakuan tarif lain.
Trump memuji hubungannya dengan Xi. Ia optimistis bakal mencapai kesepakatan dengan Xi. ”Saya pikir kami memiliki kesempatan. Saya tahu bahwa China ingin membuat kesepakatan. Mereka tidak menyukai tarif dan banyak perusahaan meninggalkan China untuk menghindari tarif,” katanya kepada wartawan di Gedung Putih.
”Saya pikir pertemuan itu mungkin berjalan dengan baik, dan terus terang orang-orang kami mulai melakukan kesepakatan mulai besok. Tim-tim mulai sepakat. Jadi kita akan lihat. China ingin membuat kesepakatan. Kami ingin membuat sebuah kesepakatan, tetapi itu harus menjadi kesepakatan yang bagus untuk semua orang,” tambah Trump.
Respons pasar positif
Cuitan Trump pun mendapatkan respons positif di pasar keuangan. Pembicaraan China-AS dibaca membuka peluang meredanya perang dagang kedua negara itu. Indeks S&P 500 naik hampir 1 persen, sedangkan Nasdaq dan Dow Jones Industrial Average keduanya naik sekitar 1,4 persen.
”Ini adalah perkembangan yang sangat positif,” kata Clete Willems, mantan negosiator perdagangan tim Trump.
”Keterlibatan tingkat pemimpin di G-20 tahun lalu sangat penting untuk memulai pembicaraan,” katanya, mengutip pertemuan tahun lalu antara Xi dan Trump di G-20 di Argentina. ”Sangat penting untuk mengelola dinamika politik saat ini dan mengembalikan pembicaraan ke jalurnya sekali lagi.”
Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menolak memberikan perincian tentang bagaimana kedua negara akan mempersiapkan diri untuk pertemuan Xi-Trump. Ia mengatakan, AS akan terus mendesak China untuk mengubah praktiknya dalam pencurian kekayaan intelektual dan persyaratan bahwa perusahaan-perusahaan AS berbagi teknologi mereka untuk berbisnis di China.
”Posisi kami akan terus saja bahwa kami menginginkan perubahan struktural. Kami ingin perubahan struktural pada semua hal, seperti pencurian IP, transfer teknologi paksa, dan peretasan siber. Tentu saja juga terkait hambatan perdagangan. Kami harus memiliki sesuatu dan hal itu dapat ditegakkan,” kata Kudlow.
Kedua belah pihak hampir mencapai kesepakatan pada bulan Mei yang membahas banyak dari keprihatinan itu. Namun, China berusaha untuk melunakkan persyaratan hukum dalam naskah perjanjian dan hal itu ditolak keras oleh pihak AS. (REUTERS)