Sebanyak 79 desa dari 16 kecamatan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur berpotensi dilanda kekeringan dan krisis air bersih. Pemerintah setempat mengimbau warga waspada karena kekeringan juga bisa mengancam areal pertanian dan kebakaran.
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·2 menit baca
LAMONGAN, KOMPAS — Sebanyak 79 desa dari 16 kecamatan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, berpotensi dilanda kekeringan dan krisis air bersih. Pemerintah setempat mengimbau warga agar waspada karena kekeringan juga bisa mengancam areal pertanian dan kebakaran.
Sekretaris Daerah Kabupaten Lamongan Yuhronur Effendi, Kamis (20/6/2019), menyebutkan, peringatan untuk meningkatkan kewaspadaan itu didasari pada pengalaman tahun lalu. Menurut dia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan telah menyurvei titik-titik embung di wilayah rawan kekeringan itu.
Wilayah-wilayah yang rawan kekeringan dan krisis air bersih adalah Kecamatan Lamongan, Tikung, Sugio, Mantup, Kembangbahu, Sukodadi, Sarirejo, Modo, Bluluk, dan Sukorame. Selain itu juga Kecamatan Kedungpring, Sambeng, Glagah, Babat, Brondong dan Karangbinangun.
Wilayah itu terdata selalu rawan kekeringan setiap musim kemarau. Saat terjadi kekeringan, sejumlah warga mesti mengambil air dari sumber air yang berjarak 3 kilometer lebih dari tempatnya tinggal. ”Para kepala desa diminta sigap merespons dengan mengajukan permintaan pengiriman air bersih jika memang sudah dibutuhkan,” kata Yuhronur
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Lamongan Muslimin menyatakan, pihaknya siaga 24 jam dengan empat armada tangki untuk memasok air. Desa-desa yang masuk kategori rawan kekeringan tetap menjadi perhatian pemerintah. ”Dalam sepekan ini, BPBD sudah mulai memasok air bersih ke Desa Sambangan, Bulumargi, dan Sumberagung di Kecamatan Babat,” katanya.
Sementara di Gresik, sejumlah desa di Kecamatan Benjeng, Balongpanggang, Manyar, Cerme, dan Kedamean juga rawan kekeringan. Menurut Kepala BPBD Gresik Tarso Sugito, sampai saat ini belum ada laporan kekeringan. Namun, BPBD Gresik tetap mengantisipasi dengan menyediakan tandon-tandon penampung air di desa-desa rawan kekeringan. Jika membutuhkan air, BPBD tinggal mengisi tandon air untuk selanjutnya diambil warga.
Bagi sebagian warga Gresik, embung atau telaga masih menjadi andalan sumber air saat kemarau. Hal itu di antaranya terjadi di Desa Kandangan dan Metatu, Kecamatan Cerme serta Desa Deliksumber dan Munggugianti di Kecamatan Benjeng. ”Air itu diendapkan dulu sebelum digunakan untuk mandi cuci kakus,” kata Rokhim (53), warga Kandangan.