Kesuksesan penyelenggaraan arus mudik dan angkutan lebaran lalu merupakan hasil dari keberhasilan pembangunan infrastruktur dan sarana transportasi. Jika pembangunan terus dilanjutkan, maka pada libur Natal Tahun Baru yang akan datang, arus kendaraan dan penumpang akan lebih baik lagi.
Presiden Direktur PT Waskita Karya (Persero) Tbk I Gusti Ngurah Putra menyampaikan, kelancaran arus mudik tahun ini antara lain karena optimalisasi ruas-ruas tol Trans Jawa. Waskita Karya juga mengelola beberapa ruas tol Trans Jawa, yakni ruas tol Pejagan–Pemalang Seksi 3 dan 4, ruas Tol Batang–Semarang, ruas Tol Salatiga–Kartasura, serta ruas Tol Bogor–Ciawi–Sukabumi.
"Kami sedang mengerjakan tol layang di atas tol Jakarta-Cikampek milik Jasa Marga. Jika tol layang ini selesai dan diterapkan sistem satu arah lagi, tentu perjalanan mudik tahun depan akan semakin lancar," katanya.
Sekjen Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Andi Rukman Karumpa berpendapat, tol Trans Jawa jadi faktor kunci kelancaran mudik tahun ini. Dari Jakarta ke Surabaya, yang sebelumnya memakan waktu 15-16 jam, kini bisa ditempuh kurang dari 10 jam.
Oleh karena itu, ia minta pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur karena daya saing bangsa ditentukan oleh penyediaan infrastruktur.
Kereta api
Sementara itu, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Edi Sukmoro mengatakan, jumlah penumpang kereta yang diangkut tahun ini meningkat karena penambahan prasarana dan sarana.
"Jumlah penumpang meningkat 9,2 persen. Padahal, kenaikan jumlah tempat duduk hanya 3-4 persen saja," kata Edi.
Total penumpang yang dilayani oleh KAI mencapai 6.810.407 penumpang yang terdiri dari 3.694.170 penumpang KA Jarak Jauh dan 3.116.237 penumpang KA Lokal. Angka ini naik 9,2 persen dari tahun 2018 yang lalu, yakni sebanyak 6.236.227 penumpang. Selain itu, KAI berhasil melampaui target volume Angkutan Lebaran 2019 sebanyak 5,6 persen dari target yang ditetapkan, yaitu 6.449.172 penumpang.
Adanya rel ganda di jalur utara dan sebagian di jalur selatan telah memungkinkan penambahan jadwal kereta. Sementara, penambahan gerbong, perbaikan sarana di stasiun, dan kemudahan dalam melakukan sistem pemesanan dan pembayaran tiket kereta telah membuat penumpang lebih mudah mendapatkan tiket kereta.
"Tahun ini KAI mengoperasikan 416 KA yang terdiri dari 356 KA Reguler dan 60 KA Tambahan. Jumlah ini meningkat 5,8 persen dari 2018 yang sebanyak 393 KA, terdiri dari 345 KA Reguler dan 48 KA Tambahan," kata Edi.
Direktur Operasional dan Prasarana KAI Apriyono Wedi Chresnanto mengatakan, kelancaran angkutan kereta juga disebabkan kesiapan peralatan di lapangan. "Ketika terjadi longsor yang menyebabkan kereta anjlok, dengan cepat masalah itu diatasi. Hanya butuh waktu satu hari untuk memulihkan," kata Apriyono.
Dia menjelaskan saat ini pemerintah sedang mengerjakan jalur ganda antara Kroya-Kutoarjo. Apabila jalur ganda sudah jadi, maka kapasitas kereta juga bisa ditingkatkan. "KAI juga sudah memesan 886 gerbong kereta lagi untuk penambahan kapasitas tahun depan," kata Apriyono.