Iran Tak Akan Beri Tambahan Waktu Negosiasi bagi Eropa
›
Iran Tak Akan Beri Tambahan...
Iklan
Iran Tak Akan Beri Tambahan Waktu Negosiasi bagi Eropa
Oleh
·2 menit baca
BRUSSELS, RABU— Inggris, Jerman, dan Perancis berupaya menawarkan rencana baru untuk membujuk Iran agar tetap tunduk pada Kesepakatan Nuklir 2015. Namun, Iran menegaskan tidak akan memberikan tambahan waktu bagi Eropa untuk melakukan negosiasi. Batas waktu yang diberikan Teheran adalah sampai 8 Juli.
Awal pekan ini Iran mengumumkan akan memproduksi air berat dan melakukan pengayaan uranium tingkat tinggi lebih dari 300 kilogram, lebih dari batas yang disyaratkan dalam kesepakatan nuklir.
Langkah Iran itu sebetulnya sudah dinyatakan Presiden Hassan Rouhani pada awal Mei lalu. Ia memberikan waktu kepada para penanda tangan kesepakatan nuklir (Jerman, Inggris, Perancis, Rusia, dan China) untuk melindungi Iran dari sanksi ekonomi AS. Namun, jika E3 (tiga negara Eropa) gagal melakukan itu, Iran akan keluar dari kesepakatan dan secepatnya melakukan pengayaan uranium.
Menurut sejumlah sumber, E3 akan meningkatkan intensitas diplomasi, termasuk rencana digelarnya pertemuan di Paris. Para menlu E3 juga berencana mengunjungi Teheran untuk membicarakan kesepakatan, dengan melibatkan Rusia, China, dan Uni Eropa.
Diplomat Eropa mengatakan, jika Iran keluar dari kesepakatan nuklir, UE tak punya pilihan kecuali mendukung kembali penerapan sanksi PBB terhadap Iran. ”Kami ingin menarik mereka dari tepian jurang, tetapi sikap kami tegas: batas toleransi kami dalam isu nuklir adalah nol,” kata seorang diplomat Eropa.
Sejumlah pengamat masih belum yakin Iran akan mengambil langkah yang melanggar kesepakatan nuklir (memperkaya uranium lebih dari 300 kg). Alasannya, jika Iran melakukan itu, negara-negara Eropa terpaksa bersekutu dengan AS. Selama ini negara-negara Eropa mengecam langkah AS keluar dari perjanjian nuklir.
Sumber di Teheran menyebutkan, Iran meragukan Eropa dapat menyelamatkan kesepakatan nuklir. ”Semua pihak di pemerintahan kami yakin, meskipun Eropa memang sungguh berniat untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir, mereka tak memiliki kuasa (untuk melawan sanksi ekonomi AS),” ujar seorang diplomat Iran.
Saling balas
Tensi ketegangan AS-Iran terus meruncing setelah AS menarik diri secara unilateral dari kesepakatan nuklir dan kembali menerapkan sanksi ekonomi terhadap Iran.
AS telah menetapkan militer Iran (Garda Revolusi Iran) sebagai kelompok teroris, mengirim kapal induk USS Abraham Lincoln ke Teluk, dan mengirim tambahan 1.000 personel tentara ke Timur Tengah. Sebaliknya Iran juga telah menetapkan pasukan AS yang berada di Timur Tengah sebagai teroris.
Seiring dengan ketegangan yang meningkat, sejumlah serangan terjadi terhadap tanker-tanker minyak di perairan Teluk. Pemerintah AS, Arab Saudi, dan Israel menuduh Iran berada di belakang serangan itu. Sebaliknya Iran menuduh AS melakukan serangan itu untuk membangun ”fobia Iran”.