Tim survei dari Kabupaten Jayapura, BBKSDA Papua, perwakilan masyarakat adat, TNI, dan Polri menemukan adanya aktivitas warga di Cagar Alam Cycloop dan kawasan penyangganya berupa puluhan lokasi perkebunan pada akhir Mei 2019.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Tim survei dari Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam Papua, Pemerintah Kabupaten Jayapura, Badan SAR Nasional, masyarakat adat, Polri, serta TNI menggelar survei pada Mei 2019 di Cagar Alam Cycloop dan kawasan penyangganya. Hasilnya, ditemukan 33 lokasi perkebunan dan 16 area longsor.
Kepala Bidang Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Ashari Masiki di di Jayapura, Rabu (19/6/2019), mengatakan, pelaksanaan survei dan patroli di Cagar Alam Cycloop dan kawasan penyangganya ini berlangsung pada 27-29 Mei 2019 lalu. Survei beserta patroli Cagar Alam Cycloop dan penyangganya dipusatkan di empat kawasan, yakni Sentani, Moy, Tepera Yewena Yosu, dan Ravenirara.
Di kawasan Tepera Yewena Yosu dan Ravenirara ditemukan 11 lokasi longsor. Sementara di kawasan Moy ditemukan 19 lokasi perkebunan seluas 200 meter persegi hingga 2 hektar, 2 lokasi longsor, dan 2 lokasi permukiman. Sementara di kawasan Sentani ditemukan 14 lokasi perkebunan seluas 500 meter persegi hingga 2 hektar, 3 lokasi longsor, dan 1 lokasi permukiman seluas 1 hektar.
”Temuan terbanyak adanya aktivitas warga dan perambahan hutan di dua kawasan, yakni Moy dan Sentani. Temuan ini berada di area cagar alam dan penyangga,” ujar Ashari.
Ia mengatakan, BBKSDA Papua bersama Pemerintah Kabupaten Jayapura, TNI dan Polri masih menempuh cara persuasif untuk melarang warga beraktivitas di Cagar Alam Cycloop dan kawasan penyangganya.
”Tim sudah memasang papan larangan membuka lahan di empat kawasan tersebut. Kami juga akan menyiapkan rencana aksi rehabilitasi dan sanksi bagi warga yang tetap beraktivitas di Cagar Alam Cycloop dan kawasan penyangga,” tutur Ashari.
Bupati Jayapura Matius Awoitauw mengatakan, pihaknya bersama sejumlah pihak, seperti BKSDA Papua, masyarakat adat, TNI, dan Polri, melaksanakan survei dan patroli untuk mengecek kondisi Cagar Alam Cycloop dan kawasan penyangga pascabanjir bandang di Kabupaten Jayapura pada 16 Maret 2019 lalu.
”Kami akan berupaya untuk membersihkan Cagar Alam Cycloop dan kawasan penyangganya dari aktivitas warga. Targetnya, cagar alam dan kawasan penyangga telah steril pada akhir Juli mendatang,” kata Matius.