JAKARTA, KOMPAS - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy bertemu Menteri Pendidikan Inggris Anne Milton di London pada Senin (17/6/2019). Mereka membahas keberlanjutan kerja sama dalam revitalisasi vokasi di Indonesia.
Secara khusus, pertemuan diarahkan pada implementasi program peningkatan kapasitas dan kompetensi guru dan murid SMK Indonesia oleh institusi pendidikan Inggris. Bidang keterampilan yang diusulkan untuk dimasukkan ke dalam program peningkatan kapasitas tersebut adalah bidang-bidang yang menjadi kekuatan pendidikan vokasi di Inggris seperti teknik pengeboran, las bawah laut, ekonomi kreatif, tata busana, dan manajemen pertunjukan.
"Lewat pertemuan ini pihak Indonesia jadi tahu bidang-bidang yang unggul maupun yang khas di Inggris. Setelah itu dicocokkan dengan peta revitalisasi vokasi Indonesia," kata Muhadjir melalui keterangan tertulis, Kamis (20/6/2019).
Dalam keterangan tertulis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut disebutkan bahwa Milton memaparkan revitalisasi vokasi di Inggris yang bertumpu pada pengembangan keterampilan teknis. Ada evaluasi dan pemetaan berkala mengenai kecakapan teknis, wawasan, dan perilaku terbaru yang dibutuhkan di dunia industri. Hasilnya digunakan untuk memutakhirkan pendidikan vokasi.
Revitalisasi vokasi di Inggris bertumpu pada pengembangan keterampilan teknis. Ada evaluasi dan pemetaan berkala mengenai kecakapan teknis, wawasan, dan perilaku terbaru yang dibutuhkan di dunia industri.
"Perubahan kebijakan pendidikan kejuruan dengan konsep ini memudahkan pihak pemerintah dalam menyediakan jenis pendidikan yang lebih terarah sekaligus mendorong industri lebih produktif menjalankan misi pembangunan. Mereka bersedia investasi melalui lembaga yang didirikan bersama dengan pemerintah dan menyerap lulusannya yang disiapkan secara bersama-sama," ujar Milton.
Selain membicarakan program vokasi, Muhadjir juga menjelaskan berbagai program beasiswa dari pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Bentuknya ada pelatihan pendek, pendidikan gelar maupun, dan nirgelar.
Untuk itu, Muhadjir mengeksplorasi peluang dibukanya kesempatan bagi mahasiswa Indonesia yang telah menyelesaikan studi di Inggris untuk dapat mengikuti program magang pada lembaga-lembaga di negara itu. Program ini bisa membuka wawasan mahasiswa Indonesia dalam memahami berbagai persoalan nyata di dunia kerja sekaligus mempelajari solusi yang dapat dilakukan untuk dapat diterapkan di Indonesia.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Indonesia di London, E Aminudin Aziz, mengatakan akan menindaklanjuti berbagai kesepakatan dalam pertemuan tersebut. Ia akan menjajagi kemungkinan pihak Inggris memfasilitasi dengan mempermudah dalam pengurusan visa dan memberikan jangka waktu lebih lama izin tinggal para mahasiswa Indonesia tersebut sesuai dengan lamanya program magang yang dijalankan.