Dalam Rakernas PDI-P, Megawati Soekarnoputri diminta kembali memimpin partai itu. Pada waktu yang sama, regenerasi jangka panjang tetap disiapkan.
JAKARTA, KOMPAS - Seluruh pengurus daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang hadir dalam rapat Kerja Nasional Keempat di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Rabu (19/6/2019), meminta Megawati Soekarnoputri kembali memimpin partai itu untuk lima tahun ke depan. Saat yang sama, regenerasi jangka panjang tetap disiapkan dengan membuka kemungkinan adanya struktur baru di partai itu.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, perihal struktur kepengurusan partai untuk lima tahun ke depan akan dibahas dalam kongres kelima PDI-P pada 8-10 Agustus 2019 di Bali. Penyelenggaraan kongres itu dipercepat sembilan bulan dari yang seharusnya April 2020.
Untuk menyiapkan kongres itu, kemarin, PDI-P menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Keempat. Presiden Joko Widodo hadir memberikan arahan pada acara pembukaan.
Dalam rakernas, menurut Hasto, Jokowi mengisyaratkan bahwa dalam periode kedua pemerintahannya dibutuhkan sosok berpengalaman yang punya intuisi politik kuat. ”Dalam suasana kebatinannya, Pak Jokowi juga memberikan applause terhadap sikap seluruh pengurus daerah (yang meminta kesediaan Megawati kembali memimpin PDI-P) itu,” katanya.
Terhadap desakan dari bawah itu, ujar Hasto, Megawati menyambut dengan senyum. ”Kepemimpinan dalam kesadaran PDI-P tidak semata mendapat legitimasi kuat dari arus bawah, memiliki pengalaman panjang, kokoh dalam ideologi. Isyarat langit juga penting. Jadi, kita tunggu bagaimana nanti dari Bu Mega,” tuturnya.
Rakernas yang kemarin diselenggarakan secara tertutup sejak pagi hingga malam hari itu dihadiri mayoritas pengurus inti DPP PDI-P. Namun, Ketua DPP PDI-P yang juga putri Megawati, Puan Maharani, tak tampak pada acara itu.
Saat acara pembukaan, di atas podium, Jokowi duduk diapit Megawati dan Ketua DPP PDI-P Prananda Prabowo yang juga putra Megawati. Bersama mereka, duduk para pengurus dan politisi PDI-P, antara lain Hasto, Pramono Anung, Olly Dondokambey, Tjahjo Kumolo, dan Yasonna Laoly.
Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Ahmad Basarah mengatakan, Puan tidak hadir karena harus menjalankan tugas sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK). ”Ada tugas negara sebagai Menko PMK,” kata Basarah.
Struktur partai
Di sela acara rakernas, Hasto mengatakan, perihal struktur kepengurusan partai untuk lima tahun ke depan akan dibahas dalam kongres. Saat ini di internal partai berkembang wacana untuk memunculkan jabatan baru, yaitu ketua harian atau wakil ketua umum.
Terkait pengisian jabatan itu, lanjut Hasto, sudah ditugaskan pihak tertentu untuk membahas perubahan struktur kepengurusan partai. ”Kami masih melakukan pembahasan internal. Kami tidak bicara struktur (di rakernas) karena hal itu akan dibahas dalam kongres,” katanya.
Jabatan ketua harian atau waketum belum pernah ada di struktur kepengurusan partai. Politisi senior PDI-P Pramono Anung mengatakan, ada beberapa nama yang beredar untuk menduduki jabatan baru itu. Terkait apakah jabatan itu akan diduduki putra atau putri Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Puan atau Prananda, Pramono enggan berspekulasi. ”Nanti kita lihat, kita tunggu saja,” ujarnya.
Sebelum kongres, PDI-P akan mengadakan konferensi pengurus cabang (tingkat kabupaten/kota) dan konferensi daerah (tingkat provinsi) untuk membahas arah politik partai ke depan, termasuk perihal pengisian jabatan baru itu.
Masukan dari pengurus daerah di berbagai tingkat itu akan dibahas dan menjadi faktor pertimbangan keputusan di kongres. ”Suara dari arus bawah ini yang akan didengarkan saat kongres nanti,” kata Hasto.