TGPF bentukan Kapolri belum bisa memastikan apakah tim akan bisa mengungkap pelaku penyerangan penyidik senior KPK Novel Baswedan dua tahun lalu. Namun, tim berjanji, akan ada temuan baru yang diungkapkan pada akhir masa kerja tim, bulan depan.
Oleh
satrio pangarso wisanggeni
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim gabungan pencari fakta bentukan Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian belum bisa memastikan apakah tim bisa mengungkap pelaku penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan dua tahun lalu. Namun, tim berjanji, akan ada temuan baru yang diungkapkan tim pada akhir masa kerja tim, bulan depan.
Tim gabungan pencari fakta (TGPF) menyampaikan hal itu seusai memeriksa Novel Baswedan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (20/6/2019). Hari ini persis 800 hari pasca-penyerangan terhadap Novel dengan air keras, atau tepatnya 11 April 2017.
Anggota TGPF yang hadir dalam pemeriksaan antara lain Ketua dan Wakil Ketua Komnas HAM periode 2007–2012 Ifdhal Kasim dan Nur Kholis, Komisioner Komisi Kepolisian Nasional Poengky Indarti, Ketua Setara Institute Hendardi, serta Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi.
TGPF dibentuk Kapolri pada 8 Januari 2019. TGPF berisi 65 orang, sebanyak 30 orang berasal dari unsur kepolisian. Adapun sisanya dari eks komisioner KPK, Komnas HAM, Komisi Kepolisian Nasional, dan masyarakat sipil. TGPF ditugaskan untuk bekerja selama enam bulan.
Ifdhal mengatakan, pemeriksaan Novel merupakan pendalaman dari pemeriksaan sebelumnya atau saat dia masih dirawat di Singapura, Agustus 2017. Materi pemeriksaan antara lain soal nama pelaku yang dicurigai oleh Novel hingga pertemuan antara Novel dan mantan Kapolda Metro Jaya Komisaris Jenderal Mochamad Iriawan.
Selain itu, TGPF juga menggali kasus-kasus yang sedang ditangani Novel sebelum penyerangan terjadi. Hal ini dilakukan untuk mencari kemungkinan penyerang Novel terkait dengan kasus yang sedang ditangani Novel.
”Kami, kan, sudah bekerja hampir selama lima bulan. Ini pasti kami sudah mendapatkan informasi baru yang pada akhirnya akan kami sampaikan. Yang jelas, nanti ada sesuatu baru yang akan kami sampaikan,” tutur Ifdhal.
Meski demikian, TGPF belum bisa memastikan apakah tim akan berhasil mengungkap pelaku penyerangan terhadap Novel.
Hingga kini, menurut Nur Kholis, tim masih bekerja keras untuk bisa mengungkap pelaku penyerangan Novel. Tim salah satunya fokus pada pengungkapan fakta di lokasi penyerangan terhadap Novel.
”Saya kira, yang berkepentingan untuk membuat (Novel) cedera itu banyak sekali probabilitasnya. Oleh karena itu, kami fokus dari lapangan,” ujarnya.
Tim juga mendalami berbagai alat bukti yang diperoleh. Salah satunya, sidik jari yang menempel pada cangkir wadah air keras. ”Kami akan sampaikan di laporan akhir secara lengkap,” kata Nur Kholis.
TGPF menurut rencana bakal menggelar rapat pleno akhir pada pekan depan. Hendardi yang ditemui sebelum pemeriksaan berlangsung mengatakan, laporan akan disampaikan terlebih dahulu kepada Kapolri sebelum diumumkan kepada publik.
Jalan di tempat
Diberitakan sebelumnya, Novel dan tim kuasa hukumnya justru merasa proses penyelidikan oleh TGPF berjalan di tempat.
Ditemui seusai pemeriksaan, Novel mengatakan, dirinya ditanyai hal-hal yang hampir sama dengan yang pernah ditanyakan pada proses pemeriksaan sebelumnya.
”Ini tidak menunjukkan ada progress yang baru, bahkan hampir semua keterangan yang saya sampaikan sama dengan pemeriksaan sebelumnya,” kata Novel.
Kuasa hukum Novel, Yati Andriyani, juga menilai, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh TGPF memperlihatkan tidak adanya kemajuan dalam perkembangan penyelidikan kasus Novel.
”Jadi, justru kami mempertanyakan, sampai dengan 800 hari ternyata tidak ada satu perkembangan. Padahal, kami berharap dalam pemeriksaan kali ini sudah ada indikasi siapa sebetulnya aktor dari pelaku lapangan ini. Tetapi, tadi tidak disebutkan,” tutur Yati yang juga Koordinator Kontras.