Komoditas udang sebagai andalan ekspor perikanan Indonesia tertekan di pasar perdagangan global. Ekspor udang dari produsen utama dunia, seperti India dan Ekuador, dengan harga yang lebih murah membuat produk udang asal Indonesia sulit bersaing.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Komoditas udang sebagai andalan ekspor perikanan Indonesia tertekan di pasar perdagangan global. Ekspor udang dari produsen utama dunia, seperti India dan Ekuador, dengan harga yang lebih murah membuat produk udang asal Indonesia sulit bersaing.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, nilai ekspor hasil perikanan pada triwulan I-2019 sebesar 1,13 miliar dollar AS. Nilai ekspor itu turun 2,13 persen dibandingkan dengan triwulan I-2018.
Penurunan nilai ekspor hasil perikanan itu didominasi nilai ekspor udang yang turun 78,3 juta dollar AS atau 17,12 persen, yakni dari 457,28 juta dollar AS pada triwulan I-2018 menjadi 378,98 juta dollar AS pada triwulan I-2019.
Adapun harga ekspor udang Indonesia turun dari 9,35 dollar AS per kilogram pada triwulan I-2018 menjadi 8,26 dollar AS per kg pada triwulan I-2019.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Budhi Wibowo di Jakarta, Rabu (19/6/2019), menyebutkan, harga udang dunia sedang turun. Ia mencontohkan, harga rata-rata ekspor udang ke Amerika Serikat pada 2018 sebesar 9,59 dollar AS per kg. Namun, harga ekspor udang turun menjadi 8,58 dollar AS per kg sejak awal tahun ini.
Bahan baku
Negara produsen utama udang dunia, antara lain India dan Ekuador, membanjiri pasar dengan harga jual udang vaname yang lebih murah dibandingkan dengan harga udang Indonesia. Kualitas udang dari dua negara tersebut juga bagus.
Harga bahan baku udang asal India lebih rendah 0,5 dollar AS-1 dollar AS per kg dibandingkan dengan harga bahan baku udang asal Indonesia. Adapun harga produk Ekuador lebih rendah 0,5 dollar AS per kg daripada harga produk Indonesia.
India adalah eksportir terbesar udang ke AS, sedangkan Ekuador merupakan pemasok terbesar udang ke kawasan Uni Eropa.
”Sekarang situasinya sulit karena harga (udang) dunia turun, suplai bahan baku tidak terlalu banyak, sedangkan harga bahan baku asal Indonesia lebih mahal dari negara pesaing,” kata Budhi.
Sekarang situasinya sulit karena harga (udang) dunia turun.
Penurunan harga udang di tingkat internasional menyebabkan harga pembelian bahan baku oleh unit pengolahan ikan (UPI) dari petambak lokal ikut turun. Namun, harga yang turun tersebut belum bisa mendongkrak volume penjualan di pasar.
”Harga bahan baku udang asal India lebih murah dari Indonesia sehingga kami kesulitan bersaing di pasar internasional,” lanjutnya.
Pasokan bertambah
Hal senada diungkapkan Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Nilanto Perbowo. Menurut dia, penyebab utama nilai ekspor perikanan per triwulan I-2019 turun adalah harga udang dan rajungan yang turun di pasar negara tujuan utama ekspor komoditas tersebut. Sementara beberapa negara produsen utama udang, di antaranya India, Argentina, Ekuador, dan Meksiko, menambah pasokan dengan harga yang relatif lebih rendah.
Ekspor udang Indonesia memiliki kontribusi paling tinggi terhadap nilai ekspor perikanan Indonesia, yakni 33,52 persen.
”Akibatnya, perubahan sedikit saja dari komoditas udang akan menyebabkan perubahan terhadap total nilai ekspor perikanan,” kata Nilanto.
Harga ekspor udang yang turun terutama untuk hasil budidaya, yang turun 29,13 persen dari 350,96 juta dollar AS pada triwulan I-2018 menjadi 248,74 juta dollar AS per triwulan-I 2019. Adapun nilai ekspor udang tangkap naik 22,5 persen dari 106,32 juta dollar AS pada triwulan I-2018 menjadi 130,24 juta dollar AS pada triwulan I-2019.
Ia menambahkan, penurunan nilai ekspor juga terjadi untuk komoditas rajungan, yakni 7,38 persen.
Negara tujuan utama nilai ekspor rajungan adalah AS (75 persen). Kendati volume ekspor rajungan ke AS naik 3,57 persen, nilainya turun 4,61 persen.
Harga ekspor rajungan asal Indonesia ke AS per triwulan I-2019 turun 7,9 persen dibandingkan dengan triwulan I-2018 menjadi 22,39 dollar AS per kg.
Secara terpisah, Ketua Umum Shrimp Club Indonesia Iwan Sutanto menyampaikan, ekspor udang asal Indonesia ke pasar tujuan utama, antara lain ke AS, turun. Di sisi lain, harga udang di tingkat petambak turun 15 persen.
Namun, Iwan meyakini, pasar lain bagi ekspor udang Indonesia masih terbuka.