Hotel di Solo Tuai Dampak Positif Pembangunan Jalan Tol Trans-Jawa
›
Hotel di Solo Tuai Dampak...
Iklan
Hotel di Solo Tuai Dampak Positif Pembangunan Jalan Tol Trans-Jawa
Sektor usaha perhotelan di Solo, Jawa Tengah mulai menuai dampak positif tersambungnya jalan tol Trans-Jawa dari Jakarta hingga Jawa Timur. Tingkat hunian hotel berbintang terus mengalami pertumbuhan pada tahun 2019.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Sektor usaha perhotelan di Solo, Jawa Tengah, mulai menuai dampak positif atas tersambungnya Jalan Tol Trans-Jawa dari Jakarta hingga Jawa Timur. Tingkat hunian hotel berbintang terus mengalami pertumbuhan pada tahun 2019.
Ketua Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo Abdullah Soewarno mengatakan, setelah Jalan Tol Trans-Jawa tersambung dari Jakarta-Semarang-Solo-Surabaya, Jawa Timur, tingkat hunian atau okupansi hotel berbintang meningkat.
Pada saat ini okupansi hotel bintang tiga ke atas di Solo rata-rata mencapai sekitar 60 persen, sedangkan bintang tiga ke bawah sekitar 56 persen. Pada akhir pekan, okupansi hotel berbintang tiga ke atas menyentuh rata-rata 70 persen.
”Dengan adanya jalan tol, pada setiap akhir pekan Solo itu ramai. Wisatawan datang mau kulineran, beli batik, dan lainnya. Mereka mulai datang Jumat sore dan Minggu checkout,” kata Abdullah di Solo, Jawa tengah, Jumat (21/6/2019).
Menurut Abdullah, banyak wisatawan atau tamu hotel datang menggunakan transportasi darat dengan memanfaatkan ruas Jalan Tol Trans-Jawa. Pihaknya optimistis usaha perhotelan akan kian bersinar. ”Dulu orang berpikir dengan adanya jalan tol, Solo akan sepi karena hanya dilewati, ternyata tidak. Jalan tol itu justru memudahkan orang datang ke Solo,” katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, okupansi hotel berbintang di Solo tahun 2019 mengalami pertumbuhan. Tingkat hunian hotel bintang pada Januari 2019 tercatat 47,16 persen, pada Februari naik menjadi 52,19 persen.
Pada Maret 2019 kembali mengalami pertumbuhan menjadi 53,98 persen, dan pada April menjadi 57,29 persen. Rata-rata lama menginap seluruh tamu hotel berbintang pada April 2019 tercatat selama 1,39 hari. Ini mengalami kenaikan dibandingkan Maret 2019 yang tercatat selama 1,38 hari.
Secara terpisah, Marketing and Communication Manager Hotel Novotel & Ibis Styles Solo Tiwik Widowati mengatakan, okupansi hotel Novotel Solo menyentuh 80 persen, sedangkan Ibis Styles Solo 77 persen pada Maret. Saat masa libur Lebaran, 3-10 Juni, okupansi bahkan mencapai 100 persen.
Sebagian besar tamu yang menginap, baik tamu rombongan keluarga maupun bisnis atau peserta konvensi dan pameran, datang menggunakan kendaraan pribadi memanfaatkan ruas Tol Trans-Jawa. Mereka berasal dari Jakarta dan Surabaya, Jawa Timur. Karena itu, kenaikan harga tiket pesawat tidak berdampak pada okupansi hotel. ”Sekarang kan akses jalur darat via tol sudah lebih nyaman,” katanya.