Lamongan dan Bojonegoro Rawan Terdampak Kekeringan
›
Lamongan dan Bojonegoro Rawan ...
Iklan
Lamongan dan Bojonegoro Rawan Terdampak Kekeringan
Sekitar 166 dusun di 16 kecamatan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, kembali rawan kekeringan dan krisis air bersih saat musim kemarau tahun ini. Perangkat pemerintah daerah diminta sigap merespon dampak hal ini.
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·2 menit baca
LAMONGAN, KOMPAS — Sekitar 166 dusun di 16 kecamatan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, kembali rawan kekeringan dan krisis air bersih saat musim kemarau tahun ini. Perangkat pemerintah daerah diminta sigap merespons hal ini.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lamongan Mugito, Jumat (21/6/2019), mengatakan, apabila mengacu pada kejadian tahun lalu, setidaknya ada 65 dusun masuk kategori kering kritis dan 101 masuk kering langka. Kategori kering kritis jika jarak pengambilan air lebih dari 3 kilometer. Sementara kering langka jika jarak pengambilan air 0-3 km.
Oleh karena itu, pihaknya sudah menyiapkan empat truk tangki untuk menyalurkan air bersih. Namun, baru tiga desa di Kecamatan Babat yang mengajukan pasokan air bersih, yakni Desa Sambangan, Bulumargi, dan Sumberagung.
Sekretaris Daerah Kabupaten Lamongan Yuhronur Effendi menyebutkan, saat ini memang belum terjadi kekeringan parah. Diperkirakan, puncak kekeringan terjadi pada Agustus hingga November. Tahun lalu, disiapkan lebih dari 382 tangki untuk distribusi air bersih.
”Para kepala desa diminta sigap merespons dengan mengajukan permintaan pengiriman air bersih jika memang sudah dibutuhkan,” kata Yuhronur.
Secara terpisah, Pemkab Bojonegoro juga mengantisipasi kekeringan. Tahun lalu, ada 78.684 jiwa terdampak kekeringan. Mereka tersebar di 18 kecamatan dari total 28 kecamatan. Pada 2017, ada 29.478 jiwa terdampak kekeringan. Mereka tersebar di 10 kecamatan.
Kepala BPBD Bojonegoro Umar Ghoni mengatakan, saat ini, dua desa, yakni Turigede di Kecamatan Kepohbaru dan Desa Ngeper di Kecamatan Padangan, sudah mengajukan pasokan air. Mengacu kejadian tahun lalu, kecamatan yang patut mewaspadai dampak kekeringan di antaranya Temayang, Bubulan, Tambakrejo, Ngasem, Baureno, Dander, Trucuk, Malo, Kanor, dan Kedungadem.
”Tahun ini disiapkan 400 tangki untuk air bersih dengan anggaran Rp 400 juta,” katanya.