Perhatian Pelaku Pasar Beralih ke KTT G-20 di Osaka
›
Perhatian Pelaku Pasar Beralih...
Iklan
Perhatian Pelaku Pasar Beralih ke KTT G-20 di Osaka
Pasar saham Asia bergerak mendatar dalam rentang tipis pada hari Jumat (21/6/2019), sementara sebelumnya merespons kemungkinan penurunan suku bunga acuan di Amerika Serikat pada bulan depan.
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·3 menit baca
TOKYO, JUMAT — Pasar saham Asia bergerak mendatar dalam rentang tipis pada hari Jumat (21/6/2019), sementara sebelumnya merespons kemungkinan penurunan suku bunga acuan di Amerika Serikat pada bulan depan. Di tengah penantian kelanjutan negosiasi perdagangan antara AS dan China, perhatian pun dialihkan pada forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 yang bakal digelar di Osaka, awal pekan depan.
Di luar isu perdagangan, kekhawatiran baru melingkupi pasar keuangan Asia terkait ketegangan di Timur Tengah setelah Iran menembak jatuh pesawat nirawak militer AS. Peristiwa itu meningkatkan kekhawatiran konfrontasi militer antara Teheran dan Washington serta mendorong harga minyak mentah lebih tinggi.
Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,1 persen. Indeks telah naik 4 persen pada pekan ini dan sempat menyentuh level tertingginya sejak 8 Mei 2019. Sementara itu, indeks Nikkei Jepang bergerak relatif datar karena dibatasi lonjakan besar mata uang yen.
Di bursa Wall Street semalam waktu Indonesia, Indeks S&P 500 mencapai rekor tertinggi pada perdagangan hari Kamis setelah pertemuan Federal Reserve minggu ini mendorong harapan bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga acuan pada bulan depan untuk menjaga perang perdagangan AS-China agar tidak menghambat pertumbuhan ekonomi.
The Fed mengisyaratkan pelonggaran setelah kesimpulan dari pertemuan penetapan kebijakan pada hari Rabu, dengan mengatakan siap melawan risiko ekonomi global dan demi ekonomi domestik yang tumbuh.
”Tidak ada keraguan bahwa hasil pertemuan FOMC (Federal Open Market Committee) minggu ini positif untuk pasar keuangan, termasuk di Asia,” kata Kota Hirayama, ekonom pasar negara berkembang senior di SMBC Nikko Securities di Tokyo.
”FOMC mengatakan sendiri tidak akan mampu mempertahankan ekuitas Asia tanpa batas waktu sampai beberapa jenis solusi dapat diselesaikan untuk perang dagang AS-China di G-20, karena wilayah tersebut sangat rentan terhadap konflik,” kata Hirayama.
Investor telah menaruh harapan pada AS dan China untuk mencapai semacam kompromi di sela-sela KTT G-20 di Jepang pada 28-29 Juni. Di pasar mata uang, prospek suku bunga AS diturunkan membuat dollar AS benar-benar defensif. Indeks dollar AS terhadap enam mata uang utama berjuang di dekat level terendah dua pekan di level 96,567 pada hari sebelumnya. Indeks dollar AS telah turun sekitar 1 persen pekan ini.
Dengan The Fed diperkirakan akan segera melonggarkan kebijakan, dan dengan bank sentral lainnya, seperti Bank Sentral Eropa dan Bank Jepang, terlihat mengikuti mereka, obligasi pemerintah berada di pijakan positif. Imbal hasil US Treasury 10 tahun turun di bawah 2 persen untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun pada hari Kamis. Imbal hasil obligasi 10 tahun Jerman juga menyentuh rekor terendah di level minus 0,329 persen pekan ini. Sementara imbal hasil surat utang 10 tahun Jepang jatuh ke level minus 0,185 persen semalam.
Minyak mentah naik ke level tertinggi tiga pekan setelah Iran menembak pesawat nirawak militer AS. Hal itu meningkatkan kekhawatiran tentang konflik baru di Timur Tengah. Minyak mentah berjangka AS naik 0,58 persen ke level 57,40 dollar AS per barel setelah menanjak lebih dari 5 persen pada hari sebelumnya. (REUTERS)