Riyadh Abaikan Temuan PBB soal Keterlibatan Putra Mahkota Saudi
Laporan investigasi pelapor khusus PBB mengungkapkan keterlibatan Putra Mahkota Arab Saudi dalam pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi. Riyadh menolak laporan tersebut.
KAIRO, KOMPAS -- Para pejabat dan media massa Arab Saudi, Kamis (20/6/2019), mengabaikan berita besar tentang laporan investigasi PBB yang dikeluarkan hari Rabu lalu terkait kasus pembunuhan wartawan senior Jamal Khashoggi di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018.
Laporan investigasi setebal 100 halaman itu disampaikan Pelapor Khusus PBB Agnes Callamard, Rabu. Laporan tersebut mengungkapkan, ada bukti keterlibatan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dan pejabat senior Arab Saudi lainnya dalam pembunuhan Khashoggi.
"Ada bukti yang cukup kredibel mengenai tanggung jawab Putra Mahkota Arab Saudi (dan sejumlah pejabat senior) yang perlu diselidiki lebih jauh. Sejumlah orang yang terlibat langsung dengan pembunuhan itu melapor langsung kepada Mohammed bin Salman. Jadi ada jalur komunikasi yang perlu diinvestigasi,” kata Callamard.
Menteri Negara Urusan Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir menolak keras laporan investigasi PBB itu. Ia menyebut laporan Callamard tidak netral, tidak konstruktif, dan tidak komprehensif. Ia menuduh, laporan Callamard menggunakan ukuran dan istilah kubu kontra Arab Saudi karena isu latar belakang politik dan ideologi.
Harian berbahasa Arab, Al Hayat, milik Arab Saudi yang terbit di London dan Jeddah edisi hari Kamis kemarin sama sekali tidak memberitakan laporan investigasi PBB tersebut. Adapun harian Asharq Al Awsat yang juga milik Arab Saudi hanya menempatkan berita laporan investigasi PBB itu di halaman dalam. Isinya pun hanya berisi pernyataan Jubeir yang menolak mentah-mentah laporan investigasi tersebut.
Kantor berita Arab Saudi, SPA, juga hanya memberitakan bantahan Jubeir atas laporan investigasi PBB tersebut. Jubeir mengklaim telah menyampaikan secara rinci kepada komisioner HAM PBB, 3 Juni lalu, soal jalannya proses pengadilan di Arab Saudi terkait kasus Khashoggi yang jauh dari motif politik dan bombastis media.
Baca juga: Investigasi PBB Ungkap Keterlibatan Putra Mahkota Arab Saudi
Callamard mengatakan, PBB telah melakukan investigasi atas kasus pembunuhan Khashoggi selama enam bulan. Ia dan didampingi pakar hukum internasional serta pidana telah mengunjungi Istanbul, akhir Januari lalu, dan diizinkan masuk kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul untuk kepentingan proses investigasi itu.
Kunjungan Callamard dan timnya ke Istanbul berlangsung setelah pemerintah Turki pada awal Desember 2018 memutuskan membawa kasus pembunuhan Khashoggi ke ranah penyidikan internasional, menyusul gagalnya kerja sama Turki dan Arab Saudi dalam menangani kasus Khashoggi.
Rekomendasi
Callamard menyatakan bahwa pengadilan kasus Khashoggi di Arab Saudi harus dihentikan terkait persoalan kerahasiaan dan potensi penyelewengan keadilan. Ia merekomendasikan pada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres membentuk badan penyidikan kriminal internasional dalam kasus itu.
Callamard juga mendesak negara-negara lain agar menghentikan lisensi ekspor teknologi pengawasan hingga Arab Saudi membatasi penggunaan teknologi yang digunakan hanya untuk tujuan yang sah.
Ia mengimbau negara-negara agar menambah sanksi atas Mohammed dan aset-asetnya di luar negeri kecuali Mohammed membuktikan dirinya tak terlibat dalam kasus Khashoggi. Callamard juga telah meminta Biro Investigasi Federal AS (FBI) membuka investigasi dan menangkap terduga kriminal yang berada di wilayah AS.
Menanggapi rekomendasi Callamard, Sekjen PBB Antonio Guterres menegaskan dirinya tidak memiliki otoritas untuk melakukan penyidikan pidana seperti yang direkomendasikan laporan investigasi Callamard. Jubir Sekjen PBB Stephane Dujarric kepada harian Asharq al Awsat mengungkapkan, Callamard dan timnya bukan pegawai PBB, tetapi mereka adalah independen dan hanya mendapat tugas Komisioner HAM PBB untuk menggelar investigasi kasus Khashoggi.
Menurut Dujarric, laporan investigasi Callamard hanyalah berupa rekomendasi yang tidak memiliki sifat perintah hukum.
Turki mendukung
Sebaliknya, Turki segera menyambut positif laporan investigasi PBB tersebut. Menlu Turki, Mevlut Cavusoglu dalam akun Twitternya menyampaikan dukungannya atas laporan investigasi PBB dan minta segera diadili semua yang terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.
Turki disebut adalah pihak yang mendorong dan mengundang Callamard dan timnya untuk berkunjung ke Istanbul pada akhir Januari itu untuk melakukan investigasi kasus pembunuhan Khashoggi.
Seperti dimaklumi, kasus pembunuhan Khashoggi semakin memperburuk hubungan Turki-Arab Saudi dan memperuncing pertarungan geopolitik di Timur Tengah antara kubu Turki dan kubu Arab Saudi saat ini.
Arab Saudi kini lebih melihat kasus Khashoggi sebagai isu politik daripada isu hukum dalam konteks pertarungan geopolitik itu. Media Arab Saudi selama ini sering menyebut Khashoggi sebagai pengkhianat yang berhak mendapat hukuman mati, karena telah menyeberang ke kubu Ikhwanul Muslimin (IM). Jaringan IM kini menjadi musuh bebuyutan keluarga Ibn Saud yang berkuasa di Arab Saudi.
Transkrip rekaman video dalam laporan investigasi Callamard yang menyebut Khashoggi sebagai hewan kurban, mencerminkan sikap Arab Saudi bahwa Khashoggi adalah pengkhianat yang berhak mendapat hukuman mati.