JAKARTA, KOMPAS — PT Lippo Karawaci Tbk atau LPKR mengalokasikan Rp 5 triliun untuk menyelesaikan proyek-proyek properti yang saat ini sedang berjalan. Dana itu berasal dari hasil penerbitan saham baru senilai 730 juta dollar AS atau sekitar Rp 10,3 triliun.
CEO Lippo Karawaci John Riady memaparkan, Lippo Karawaci sudah menerima surat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan atas penerbitan saham baru tersebut. Dengan demikian, pendanaan diharapkan masuk paling lambat pada akhir Juni 2019.
Pemanfaatan dana dari hasil penerbitan saham baru, tambah John, antara lain untuk menambah likuiditas perusahaan, pembayaran sebagian utang perseroan yang sebesar Rp 3 triliun, serta penyelesaian proyek-proyek properti senilai Rp 5 triliun. Saat ini ada delapan proyek properti yang sedang digarap.
”Komitmen kami, fokus menyelesaikan setiap proyek yang sudah kami mulai,” katanya dalam pertemuan dengan media di Jakarta, Kamis (20/6/2019).
John menambahkan, salah satu proyek properti yang dalam tahap penyelesaian adalah proyek Meikarta di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Lippo Karawaci menargetkan pemasangan atap bangunan—yang menandai berakhirnya proses konstruksi—terhadap empat menara di Meikarta pada Agustus 2019. Dengan demikian, serah terima kepada konsumen diharapkan November 2019.
Saat ini, proyek Meikarta dalam fase pembangunan tahap 1A sebanyak 56 menara atau 22.500 unit pada lahan seluas 28 hektar. Dari jumlah itu, unit yang sudah terjual sekitar 65 persen. Adapun 35 persen sisanya ditargetkan terjual dalam 1,5-2 tahun. Pembangunan fase 1A ditargetkan selesai seluruhnya paling lambat pada triwulan I-2021.
”Pendanaan ini memberi kepastian semua rencana pembangunan Meikarta, khususnya unit yang sudah dijual, akan terbangun,” kata John.
Diperlukan peran serta lebih aktif dari pengembang perumahan untuk mendorong suplai rumah baru terus meningkat, dengan didukung oleh perbankan.
Menurut John, pembangunan perumahan di perkotaan menjadi ujung tombak dan bisnis inti perseroan, di samping mal dan layanan kesehatan. Dalam 5-10 tahun, Lippo Karawaci akan membangun 100.000 rumah dengan investasi Rp 100 triliun.
Pembangunan 100.000 unit itu sejalan dengan program pemerintah untuk membangun sejuta rumah. ”Untuk pembangunan 100.000 unit, tidak akan ada pendanaan baru,” ujarnya.
Sehari sebelumnya, Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Khalawi Abdul Hamid mengemukakan, pemerintah konsisten melaksanakan program sejuta rumah dengan target bantuan pembangunan fisik 215.503 unit senilai Rp 7,57 triliun dan bantuan pembiayaan perumahan sebanyak 419.858 unit senilai Rp 11,51 triliun.
Khalawi mengemukakan, pemerintah menargetkan pembangunan program sejuta rumah pada tahun ini sebanyak 1,25 juta unit. ”Diperlukan peran serta lebih aktif dari pengembang perumahan untuk mendorong suplai rumah baru terus meningkat, dengan didukung oleh perbankan,” katanya.