Stok beras Perum Bulog menumpuk di gudang-gudang. Hingga Juni 2019, stok beras tersimpan mencapai 2,3 juta ton. Bulog akan menghentikan penyerapan dari petani jika seluruh gudang telah penuh terisi.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Stok beras Perum Bulog menumpuk di gudang-gudang. Hingga Juni 2019, stok beras tersimpan mencapai 2,3 juta ton. Bulog akan menghentikan penyerapan dari petani jika seluruh gudang telah penuh terisi.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, pihaknya masih menyerap beras dari petani rata-rata 10.000 ton per hari. Jika tidak ada penyaluran beras dari Bulog, hingga Juli-Agustus diprediksi stok menjadi 3 juta ton. Sementara gudang-gudang Bulog di sejumlah daerah memiliki kapasitas simpan maksimal hanya 2,6 juta ton.
”Kalau (gudang) sudah penuh, mau ngapain kami menyerap, (beras) mau dikemanain?” ujar Budi Waseso di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (21/6/2019).
Menumpuknya beras di gudang dipengaruhi perubahan mekanisme penyaluran bantuan pangan dari beras sejahtera (rastra) menjadi bantuan pangan nontunai (BPNT). Dengan mekanisme BPNT, Bulog kini tidak lagi menyalurkan rastra. Akibatnya, stok beras menumpuk di gudang.
”Ancaman ke depan, Bulog rugi, kolaps karena berasnya busuk, iya. Karena apa? Karena kami tidak bisa menyalurkan. Kami menyerap beras sebanyak mungkin dengan gabah, tetapi tidak diberi kesempatan untuk menyalurkan. Kalau kami jualan komersial, kalah dengan pasar,” lanjutnya.
Menurut Budi, jika tidak segera disalurkan, mutu beras akan menurun. Karena itu, Bulog tengah berupaya menyalurkan stok itu untuk memasok beras pada program BPNT.
Budidaya modern
Di Sukoharjo, Budi bersama Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Jamal Wiwoho panen perdana program kerja sama on farm kemitraan Bulog Subdivisi Regional Solo dengan UNS. Penanaman padi di lahan seluas 2 hektar itu melibatkan Ikatan Alumni Fakultas Pertanian (Ikatani) UNS dan kelompok tani binaan UNS. Hasil panen padi akan diserap Bulog dengan harga Rp 4.070 per kilogram, sesuai dengan harga pembelian pemerintah.
Ketua Ikatani UNS Mugiharjo menyebutkan, lahan seluas 2 hektar ditanami padi varietas Trisakti dan Logawa dengan teknologi budidaya mikroba google. Padi Trisakti yang ditanam mengunakan mikroba google dengan pemupukan organik memiliki umur panen 75 hari, lebih pendek dari biasanya selama 100 hari. Berdasarkan sampel ubinan, produksi padi mencapai 10 ton gabah kering panen per hektar.
”Budidaya secara modern harus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” kata Mugiharjo.