Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mempromosikan peningkatan peran ibu dalam penanganan bencana. Ibu memegang peranan penting, seperti ikut terlibat dalam pelayanan di dapur umum dan membantu proses pemulihan dari trauma setelah bencana bagi anak-anak korban bencana.
Oleh
KRISTI UTAMI
·2 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mempromosikan peningkatan peran ibu dalam penanganan bencana. Ibu memegang peranan penting, seperti ikut terlibat dalam pelayanan di dapur umum dan membantu proses pemulihan dari trauma setelah bencana bagi anak-anak korban bencana.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan Suseno mengatakan, kegiatan yang diikuti puluhan ibu ini baru pertama kali diadakan di Kota Pekalongan. Hal ini perlu dilakukan agar para ibu mampu berperan maksimal dalam penanganan bencana.
”Peran para ibu sangat penting dalam membantu penanganan bencana. Mereka bisa dilibatkan dalam kegiatan di dapur umum dan membantu proses pemulihan trauma anak-anak korban bencana,” kata Suseno, Sabtu (22/6/2019).
Tak hanya itu, nantinya para ibu juga akan dilibatkan dalam pembentukan forum pengurangan risiko bencana. Suseno menambahkan, secara geografis, Kota Pekalongan tergolong kota rawan bencana.
”Bencana yang sering terjadi di Kota Pekalongan adalah banjir dan rob. Banjir dan rob melanda hampir sebagian wilayah Kota Pekalongan, seperti di Kecamatan Pekalongan Utara dan Pekalongan Barat,” ujarnya.
Selama belasan tahun, hampir 30 persen dari total luas Kota Pekalongan, yakni 13,5 kilometer persegi, terendam rob. Jumlah kerugian akibat bencana tersebut belum pernah dihitung secara keseluruhan. Namun, rob tercatat telah berdampak pada aspek ekonomi, sosial, dan kesehatan masyarakat Kota Pekalongan.
Tak terbilang lagi infrastruktur yang rusak, rumah yang ditinggalkan penghuninya, dan mata pencarian yang hilang akibat bencana ini. Dalam bencana ini, para ibu memegang peranan yang penting dalam upaya penanganan.
Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik Kota Pekalongan Tjuk Kushindarto berharap, sosialisasi ini bisa menjadi bekal yang berguna bagi para ibu untuk mengatasi bencana yang terjadi di sekitarnya.
”Penanggulangan bencana harus selalu disosialisasikan secara menyeluruh sehingga masyarakat bisa melek terhadap bencana yang dapat datang sewaktu-waktu,” ucap Tjuk.
Camat Pekalongan Barat Muchamad Natsir mengungkapkan, tak hanya dihantui rob, Kecamatan Pekalongan Barat juga berisiko mengalami kekeringan, kebakaran, dan serangan hama tomcat saat musim kemarau.
Natsir berharap, para ibu yang sudah diberi pembekalan bisa lebih siap terlibat dalam penanggulangan bencana apa pun di Kota Pekalongan.