Nusa Tenggara Timur akan membuka kantor penghubung di Oecussi, Timor Leste, untuk membuka peluang kerja sama perdagangan, sosial ekonomi, dan kebudayaan, dengan negara itu.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Nusa Tenggara Timur akan membuka kantor penghubung di Oecusse, Timor Leste, untuk membuka peluang kerja sama perdagangan, sosial ekonomi, dan kebudayaan dengan negara itu. NTT memiliki prospek sangat menjanjikan guna memuluskan peluang kerja sama dalam beragam kegiatan.
Kepala Biro Humas Sekretariat Daerah NTT Marius Jelamu, di Kupang, Sabtu (22/6/2019), mengatakan, kantor penghubung ini nantinya hadir untuk mengurus kerja sama dengan distrik otonomi khusus Timor Leste, Oecusse. Distrik ini diapit tiga kabupaten di NTT, yakni Belu, Timor Tengah Utara, dan Kupang.
”Pekan ini, pemerintahan otonomi khusus Oecusse mengundang gubernur, wakil gubernur, dan sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah di NTT untuk menghadiri peresmian Bandara Internasional Oecusse. Saat itu, ada wacana untuk membangun semacam kantor penghubung NTT di Oecusse,” tutur Jelamu.
Kehadiran Bandara Internasional Oecusse bakal membawa pengaruh positif bagi NTT, terutama Kefamenanu dan Atambua, yang berjarak sekitar 15 kilometer dari Oecusse. Turis asing yang datang ke Oecusse tidak tertutup kemungkinan melanjutkan perjalanan ke Atambua dan Kefamenanu, bahkan Kota Kupang.
Jika ingin melanjutkan perjalanan darat dari Oecusse ke Dili, turis akan melewati wilayah daratan Indonesia. Begitu keluar dari Oecusse, mereka memasuki wilayah Timor Tengah Utara dan Belu, kemudian meninggalkan perbatasan Motaain (Indonesia), lalu masuk wilayah Timor Leste di Bagugade untuk menuju Dili.
Transportasi udara relatif mudah. Penerbangan Kupang-Dili sudah dibuka dua pekan lalu oleh maskapai penerbangan Trans Nusa. Sekarang sedang diperjuangkan rute Kupang-Oecusse dan Kupang-Darwin (Australia). Ini merupakan bagian dari kerja sama segitiga emas antara NTT, Dili, dan Darwin.
”Posisi NTT sangat menguntungkan. Kami bisa bekerja sama mengirim barang-barang produk NTT ke luar negeri, seperti rumput laut, kelor, daging beku, peternakan, dan minuman sophia dengan tingkat alkohol 40-45 persen,” kata Jelamu.
Produksi pabrik PT Semen Kupang pun akan didorong untuk memasok kebutuhan semen di Oecusse. Tahun 2020, PT Semen Kupang akan membangun pabrik ketiga untuk meningkatkan produksi dari 250.000 ton per tahun menjadi 400.000-500.000 ton per tahun.
Selama ini sudah dibangun kerja sama di bidang sosial dan budaya melalui festival budaya di perbatasan. Timor Leste dan NTT memiliki budaya dan tradisi yang relatif sama.
Selain itu, hampir sebagian besar produk makanan dan minuman di Timor Leste didatangkan dari Indonesia. Warga Timor Leste berbelanja bahan pokok dan kebutuhan lain di sejumlah pusat perbelanjaan di Atambua, Kefamenanu, Betun, dan Kupang.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Wilayah NTT Paul Liyanto sangat mendukung kebijakan itu. Semuanya menjadi bagian dari kerja sama yang telah dirintis Kadin NTT dan Pemprov NTT sejak 2010.
”Sudah ada penandatanganan kerja sama antara Dili, Kupang, dan Darwin berupa maskapai penerbangan yang melalui ketiga kota itu. Selain itu, ada pembahasan kerja sama melalui transportasi laut untuk kegiatan pariwisata,” ujar Liyanto.