Pecatur Indonesia Belum Berani Bertarung
YOGYAKARTA, KOMPAS — Pecatur Indonesia masih belum berani bertarung untuk mengalahkan lawannya sehingga gagal berada di peringkat tertinggi pada Turnamen Catur GM dan WGM Japfa 2019 di Yogyakarta. Setelah babak kesebelas berakhir pada Jumat (21/6/2019), hanya IM Novendra Priasmoro (elo rating 2.457) yang memperoleh prestasi tertinggi dengan menduduki peringkat ketiga.
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Kristianus Liem mengatakan, hanya Novendra yang berani bertarung secara maksimal. “Sangat disayangkan beberapa pecatur kita bermain remis tanpa ada pertarungan,” ujar Kristianus.
Ia kecewa karena pecatur Indonesia tidak memanfaatkan turnamen ini secara maksimal. Padahal, turnamen ini dibuat dengan mendatangkan pecatur terbaik agar dapat menjadi laga uji coba sebelum menghadapi turnamen yang lebih besar.
Kristianus menyayangkan, GM Susanto Megaranto (2.548) yang hanya bermain remis melawan pecatur Indonesia lainnya, meskipun tidak terkalahkan dalam turnamen ini. Padahal, ia mampu mengalahkan pecatur yang lebih tinggi ratingnya yakni GM Dmitry Kokarev (2.609) dari Rusia dan GM Ivan Sokolov (2.595) dari Belanda.
Padahal, turnamen ini dapat menjadi bekal bagi Susanto sebelum menghadapi Piala Dunia Catur di Rusia, 9 September-2 Oktober dan SEA Games Filipina 2019. Susanto menjadi satu-satunya atlet putra yang mewakili Indonesia di SEA Games 2019 tanpa melalui seleksi.
Susanto mengakui, dirinya terlalu banyak bermain remis pada turnamen ini. Ia pun bertekad untuk memperbaiki permainannya pada saat latihan. “Mungkin latihannya bagaimana mencari kemenangan dengan mencari strategi yang sudah direncanakan,” ujarnya.
Dalam pertandingan terakhir melawan pemuncak klasemen GM Rustam Khusnutdinov (2.471) dari Kazakhstan, Susanto hanya bermain remis. Padahal, dengan kemenangan, akan membuat poinnya sama dengan Rustam dan Novendra. Dalam aturan tie break, Susanto dapat menjadi juara karena mampu mengalahkan Rustam dan Kokarev.
Susanto mengaku, sejak awal telah mencoba mencari kemenangan. Ia diuntungkan karena memegang buah catur putih.
Pada awal pertandingan, mereka bermain dengan menggunakan berbagai kombinasi. Susanto sempat unggul posisi, tetapi Rustam memiliki langkah bagus yang dapat menyeimbangkan permainan. Pertandingan pun berakhir remis pada langkah ke-40 dengan pembukaan Catalan. Susanto pun harus mengakhiri turnamen di peringkat keempat.
Sekretaris Jenderal Percasi Henry Hendratno mengaku kecewa dengan hasil yang diperoleh atlet Indonesia karena sejak awal menargetkan mampu berada di peringkat kedua pada masing-masing kategori. “Sejak awal, turnamen ini dibuat untuk mempersiapkan Susanto untuk menghadapi Piala Dunia Catur, tetapi ia gagal dan berada di bawah Novendra. Kami akan mengevaluasi dan perlu mendatangkan pelatih asing khusus untuk Susanto,” ujarnya.
Situasi yang sama terjadi pada Novendra. Ia harus puas bermain remis melawan GM Ivan Sokolov (2.595) dari Belanda setelah melalui pertarungan sengit hingga 5 jam. Dengan memegang buah catur hitam, Novendra berani meladeni serangan-serangan Sokolov yang sejak awal tidak mau bermain remis.
Sebelum mengakhiri pertandingan dengan remis pada langkah ke-73 dengan pembukaan Hindia Raja, Novendra sempat tertinggal tiga pion dari Sokolov. Namun, ia tidak menyerah dan mampu menahan imbang Sokolov yang sejak awal menguasai permainan.
“Saya harusnya kalah tetapi dapat menahan remis karena dia terlihat mulai lelah,” ujar Novendra. Meskipun demikian, ia kecewa karena gagal menjadi juara karena peluangnya untuk menyalip perolehan nilai Rustam terbuka lebar di babak terakhir.
Dari turnamen ini, Novendra memperoleh tambahan rating sebesar 16,8. Perolehan tersebut sangat berarti baginya yang sedang mengejar GM (Grand Master). Ia harus mengumpulkan rating 2.500 dan tiga norma GM. Sebelum turnamen ini berlangsung, rating Novendra sebesar 2.457 dan ia telah memiliki tiga norma GM.
Peningkatan prestasi
Meskipun gagal mempersembahkan piala, prestasi tertinggi pada kategori putri yakni peroleh norma gelar atas nama WIM Chelsie Monica Sihite (elo rating 2.212) dan WFM Ummi Fisabilillah (2.201). Chelsie mendapatkan norma Woman Grand Master (WGM) kedua dan Ummi memperoleh norma Woman Internasional Master (WIM) kedua.
Chelsie mendapatkan tambahan elo rating sebesar 40,4. Perolehan tersebut berguna untuk mencapai syarat minimal rating untuk WGM yakni 2.300. Sebelum turnamen ini, perolehan rating Chelsie sebesar 2.212. Ia juga masih membutuhkan satu norma WGM lagi.
Pada babak terakhir, peluang Chelsie untuk menjuarai turnamen ini sangat terbuka lebar karena ia bertemu dengan sang pemuncak klasemen WIM Luong Phuong Hanh (2.271) dari Vietnam. Namun, ia harus mengakui keunggulan lawannya tersebut pada langkah 85 dengan pembukaan Sicilia. Ia pun terlempar ke peringkat lima.
Hanh mengaku terkejut dapat mengalahkan Chelsie setelah melalui pertandingan yang melelahkan selama hampir 5 jam. “Saya hanya beruntung bisa mengalahkan dia,” ujar Hanh dengan singkat.
Sementara bagi Ummi, prestasi ini sangat penting baginya untuk memperoleh gelar WIM. Kesempatan untuk memperoleh gelar tersebut akan terbuka bagi Ummi jika mampu menjuarai Asian Junior Chess Championship untuk kelompok umur dibawah 20 tahun yang akan diselenggarakan pada 30 Juni hingga 9 Juli.
Pecatur yang menjuarai kejuaraan tersebut akan langsung memperoleh gelar WIM. Bagi peserta yang dapat menjadi juara tunggal, maka ia akan mendapatkan norma WGM.
Menurut Kristianus, banyaknya turnamen yang diikuti pecatur Indonesia akan membantu mereka untuk berkembang. Ia mencontohkan China yang mempunyai liga catur profesional dan India yang rutin membuat turnamen. “Kalau mau pecatur kita cepat matang dan menghasilkan gelar GM dan WGM, mestinya diperbanyak itu (turnamen),” ujar Kristianus.
Juara kategori terbuka GM Rustam Khusnutdinov (2.471) dari Kazakhstan mengatakan, Indonesia memiliki pecatur muda yang bagus dan dapat terus berkembang. Ia menyoroti Novendra yang telah dikenalnya sejak 2013. Pada saat itu, Rustam adalah pelatih asing di Sekolah Catur Utut Adianto di Bekasi, Jawa Barat.
Ia melihat Novendra memiliki talenta yang besar dan sangat mencintai catur. “Ia terus belajar dengan sangat baik dan ia memiliki kualitas yang bagus. Saya berharap, dia segera memperoleh gelar GM,” ujar Rustam.
Selain Novendra, Rustam juga memuji FM Azarya Jodi Setiaki (2.421), IM Yoseph Theolifus Taher (2.446), WIM Chelsie Monica Sihite (2.212), WIM Dewi AA Citra (2.205), dan WGM Medina Warda Aulia (2.375). Menurut Rustam, mereka terus berkembang dengan impresif.