Selesainya pembangunan Stadion Utama Papua Bangkit di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, diharapkan dapat diikuti dengan percepatan pembangunan arena-arena lain yang akan digunakan untuk Pekan Olahraga Nasional 2020. Saat ini baru 12 arena yang sudah selesai dibangun dari total kebutuhan 68 arena.
Oleh
Denty Piawai Nastitie, Fabio Maria Lopes Costa
·3 menit baca
Pembangunan infrastruktur PON 2020 di Papua perlu percepatan. Untuk itu, pemerintah pusat diharapkan membangun lebih banyak arena selain istora, arena hoki, akuatik, dan kriket.
JAYAPURA, KOMPAS — Selesainya pembangunan Stadion Utama Papua Bangkit di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, diharapkan dapat diikuti dengan percepatan pembangunan arena-arena lain yang akan digunakan untuk Pekan Olahraga Nasional 2020. Saat ini baru 12 arena yang sudah selesai dibangun dari total kebutuhan 68 arena.
Berdasarkan data Komite Nasional Olahraga Indonesia, arena yang dalam proses pembangunan sebanyak 24 dan arena yang masih dalam tahap administrasi juga 24. Sementara delapan arena sedang diajukan dalam revisi Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2017.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi saat mengunjungi arena-arena PON 2020, Jumat (21/6/2019), menegaskan, untuk mempercepat pembangunan arena, perlu payung hukum berupa revisi Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2017. ”Minggu ini revisi instruksi presiden selesai. Ini penting untuk memberi ruang kebijakan baru bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah, terutama memastikan kebijakan yang belum tercakup di instruksi presiden sebelumnya,” ujar Imam di Jayapura.
Imam meyakini, pembangunan dan rehabilitasi arena serta sarana dan prasarana olahraga untuk penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional dan Pekan Paralimpiade Nasional 2020 di Papua itu dapat berjalan sesuai dengan rencana. ”Semuanya sedang progres pembangunan. Dengan pengalaman membangun arena Asian Games 2018, saya optimistis semuanya bisa berjalan tepat waktu,” ujarnya.
Anggota PB PON 2020, Thomas Sondegau, mengatakan, rendahnya persentase pembangunan arena PON 2020, yang baru mencapai 30 persen, karena masalah penyediaan anggaran. ”Kami berharap adanya keterlibatan pemerintah pusat dalam inpres terbaru, yakni tambahan pembangunan sejumlah arena yang bersumber dari APBN. PON adalah harga diri masyarakat Papua dan juga menandakan Papua adalah bagian dari negara ini,” ujar anggota DPR Provinsi Papua bidang infrastruktur ini.
Saat ini kami baru mendapat dana sebesar Rp 28 miliar. Diperlukan dana sekitar Rp 50 miliar untuk menuntaskan pembangunan tersebut.
Dalam Inpres Nomor 10 Tahun 2017, pemerintah pusat menanggung biaya pembangunan empat arena untuk PON Papua, yakni istora untuk bulu tangkis, arena hoki, akuatik, dan kriket. Total anggaran yang disiapkan mencapai sekitar Rp 3 triliun. Pemprov Papua berharap dalam revisi inpres, pemerintah pusat juga bertanggung jawab dalam penataan kawasan Stadion Kampung Harapan serta pembangunan arena sepatu roda, panahan, motokros, dan dayung.
Sekretaris Daerah Kabupaten Jayawijaya Yohanis Walilo mengatakan, pihaknya belum menuntaskan pembangunan arena tinju dan muathay serta rehabilitasi Stadion Pendidikan Wamena untuk sepak bola. ”Saat ini kami baru mendapat dana sebesar Rp 28 miliar. Diperlukan dana sekitar Rp 50 miliar untuk menuntaskan pembangunan tersebut,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan lapangan, kemarin, dari tiga arena di Kampung Harapan, baru Stadion Utama Papua Bangkit yang sudah selesai dibangun. Pembangunan dua arena lainnya, yaitu istora dan stadion akuatik, masih berlangsung. Puluhan pekerja sedang mengecor arena istora serta mengecor dan membangun dinding kolam di stadion akuatik.
Pembangunan istora baru berjalan 25 persen. Sementara pembangunan di stadion akuatik baru sekitar 16 persen. Pembangunan arena hoki dan kriket baru 13 persen.
Di arena bisbol dan sofbol di Kampung Waena, di Distrik Heram, Kota Jayapura, pekerja masih mengeruk dan meratakan tanah. Jalan menuju arena ini masih berupa jalur tanah berbatu.
PON Papua akan bergulir pada 20 Oktober-2 November 2020 dengan 768 nomor pertandingan dari 69 disiplin di 47 cabang olahraga. Pesta olahraga ini akan melibatkan 23.136 orang, termasuk atlet, pelatih, ofisial, dan panitia.
Diperlukan sebanyak 68 arena untuk pelaksanaan PON 2020 di Papua yang tersebar di lima kluster, yakni Jayapura, Mimika, Biak, Merauke, dan Jayawijaya. Sementara daerah yang disiapkan untuk membantu pelaksanaan PON adalah Tolikara, Supiori, Kepulauan Yapen, dan Keerom.