SALVADOR, SABTU – Bintang timnas Chile, Alexis Sanchez (30), bak terlahir kembali di Copa America Brasil 2019. Tampil seperti “banteng” yang terluka, Sanchez membawa Chile lolos ke perempat final seusai menang 2-1 atas Ekuador, Sabtu (22/6/2019) pagi di Salvador, Bahia.
Suporter Chile yang memerahkan Arena Fonte Nova di Salvador cemas menyaksikan Sanchez meringis kesakitan seusai berduel dengan pemain Ekuador pada babak pertama laga kemarin pagi. Terkilirnya pergelangan kakinya itu bisa mengakhiri penampilannya di medan laga, seperti halnya berkali-kali ia tunjukkan saat membela klubnya, Manchester United.
Tak disangka-sangka, Sanchez menolak menyerah dari sakitnya itu. Setelah menelan pil penahan rasa sakit dan mengenakan perban di kakinya, Sanchez kembali berlari. Suporter Chile lantas menghujaninya tepuk tangan. Kenekatan Sanchez bertahan, mengenyampingkan rasa sakitnya di laga itu berbuah manis bagi “La Roja”, julukan timnas Chile.
Sanchez menjadi penentu kemenangan La Roja berkat golnya seusai menyambut asis Charles Aranguiz di menit ke-51 laga itu. Itu menjadi gol keduanya sepanjang pekan ini bagi Chile. Tak ayal, penampilannya di Copa America 2019 sejauh ini menjadi loncatan performa baginya. Jumlah golnya itu setara yang dicetaknya untuk MU di berbagai kompetisi selama setahun penuh alias musim 2018-2019.
Gol itu kian menegaskan Sanchez sebagai “raja gol” sepanjang masa La Roja, yaitu dengan koleksi 43 gol dari 126 penampilan. Ia unggul lima gol dari rekan setimnya yang juga striker Chile, Eduardo Vargas. “Saya bermain dengan sedikit menahan sakit. Saya mengalami terkilir. Mudah-mudahan, itu tidak terlalu serius,” ujar mantan pemain Barcelona itu.
Penampilan menawan Sanchez, yang juga menyumbang satu asis sejauh ini di Brasil, menjadi pembicaraan hangat di kalangan penggemar sepak bola, tidak terkecuali fans MU. Sebagian dari mereka memuji, tidak sedikit yang mengaku heran atas kebangkitan Sanchez, penyerang yang sempat enam bulan paceklik gol. “Sanchez sungguh seperti pemain berbeda ketimbang saat membela MU,” kicau akun UTDWorldwide di Twitter.
Meskipun demikian, kembalinya Sanchez seperti yang kita kenal selama ini bukanlah kebetulan. Menurut Pelatih Chile Reinaldo Rueda, penampilan gemilang Sanchez itu adalah berkat ikatan emosional yang terjalin antara Sanchez dan La Roja. Rueda mencontohkan, ia tidak pernah meragukan kapasitas Sanchez sebagai pencetak gol meskipun performanya di MU sangat buruk.
Kepercayaan itu dibayar Sanchez lewat gol-gol, asis, dan kontribusi positif lainnya di La Roja. “Tidak mudah untuk menjelaskannya. Alexis menunjukkan banyak komitmen di tim ini. Barangkali, di MU, dia tidak punya ikatan emosional yang sama dengan rekan-rekan satu timnya seperti di sini (Chile). Afeksinya itu sangat terasa di sini,” tutur Rueda.
Berkat kemenangan itu, Chile menjadi tim kedua setelah Kolombia yang dipastikan lolos ke perempat final. La Roja pun berkesempatan mempertahankan gelar juara yang diraih mereka dua kali beruntun sebelumnya, yaitu edisi 2015 dan Centenario 2016. (AFP/Reuters)