Aparat Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya terus memburu pelaku pelemparan bom molotov ke rumah Bambang Puguh Mulyanto (65), warga Pakis Wetan, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Jawa Timur. Petugas memeriksa delapan saksi dan empat rekaman kamera pemantau (CCTV) untuk menelusuri identitas pelaku.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Aparat Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya terus memburu pelaku pelemparan bom molotov ke rumah Bambang Puguh Mulyanto (65), warga Pakis Wetan, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Jawa Timur. Petugas memeriksa delapan saksi dan empat rekaman kamera pemantau (CCTV) untuk menelusuri identitas pelaku.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Sudamiran, Minggu (23/6/2019), di Surabaya, mengatakan, tim penyidik sudah memeriksa delapan saksi. Mereka yang diperiksa antara lain pemilik rumah dan tetangga sekitar rumah korban.
”Empat rekaman kamera pemantau di sekitar lokasi kejadian juga diteliti untuk mengetahui pelaku pelemparan,” katanya.
Ketua RT 013 RW 003 Pakis Wetan Hendar Simbolon (50) mengatakan, peristiwa pelemparan bom molotov ke rumah warga baru pertama kali terjadi di wilayahnya. ”Kami meningkatkan kewaspadaan agar kejadian ini tidak terulang. Setiap malam selalu ada ronda keliling kampung,” katanya.
Dari informasi sejumlah warga, kata Hendar, mereka mencurigai dua pelaku pelemparan. Seorang pedagang melihat dua orang lari tergopoh-gopoh dari area makam yang berada sekitar 30 meter dari lokasi kejadian.
Warga lainnya juga mengaku melihat dua orang yang lari tergopoh-gopoh membeli minuman di sebuah minimarket berjejaring. ”Waktu ketika dua warga melihat kedua orang itu hampir bersamaan, yaitu beberapa saat seusai pelemparan bom molotov yang kedua sekitar pukul 02.30,” ujar Hendar.
Warga menduga pelemparan bom molotov dilakukan dari area makam. Sebab, lokasi kejadian merupakan area padat penduduk sehingga sulit melakukan pelemparan dari jalan selebar 2 meter di depan rumah korban.
Warga menduga pelemparan bom molotov dilakukan dari area makam. Sebab, lokasi kejadian merupakan area padat penduduk.
Bambang mengatakan, rumahnya dilempari bom molotov sebanyak dua kali. Pertama pada Jumat (21/6/2019), sekitar pukul 22.15, kemudian 4 jam kemudian pada Sabtu (22/6/2019), sekitar pukul 02.30. Kejadian itu tidak mengakibatkan korban jiwa. Hanya saja, atap rumahnya rusak terbakar.
”Saya merasa tidak mempunyai musuh. Kami menjadi trauma kalau tidur karena khawatir ada yang melempar bom molotov lagi,” ucap Bambang.