Warga Berharap Bantuan Pulihkan Hunian yang Porak Poranda
›
Warga Berharap Bantuan...
Iklan
Warga Berharap Bantuan Pulihkan Hunian yang Porak Poranda
Banjir bandang yang menghanyutkan ratusan rumah di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, membuat ratusan warga kehilangan rumah.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KONAWE UTARA, KOMPAS — Banjir bandang yang menghanyutkan ratusan rumah di Konawe Utara membuat ratusan warga kehilangan rumah. Warga mengharapkan pemerintah mempertimbangkan bantuan untuk pembangunan rumah ke depannya.
Di Desa Puuwanggudu, Kecamatan Asera, Minggu (23/6/2019) pagi, puluhan warga terlihat mencari barang-barang dan bagian rumah yang tersapu air bercampur lumpur. Lemari, kursi, perlengkapan dapur, hingga alat elektronik mereka temukan di sawah atau di halaman rumah tetangga. Sejumlah warga juga menyiram perabotan dengan air untuk menghilangkan lumpur.
Sebuah rumah terlihat berada tepat di tengah jalan, hanyut 20 meter dari lokasi awalnya. Sebagian rumah tidak terlihat lagi bentuknya, menyisakan beberapa bagian. Sementara itu, rumah-rumah lainnya terlihat berantakan dan penuh lumpur.
Kokoh (64), warga setempat, menuturkan, sedikitnya ada 20 rumah warga hanyut tersapu banjir bandang. Sementara itu, ratusan rumah lainnya rusak, dengan sebagian besar barang tidak mampu diselamatkan.
”Saya cuma bawa pakaian di badan. Bagaimanakah air cepat sekali naik. Itu TV sama kulkas saya di depan. Terpaksa kami minum air hangat dari kulkas karena sudah rusak,” ucapnya, masih bisa berkelakar.
Berbagai barang terlihat ditumpuk di halaman rumah ayah empat anak ini. Kasur, lemari, kursi, juga peralatan dapur berserakan dengan kondisi basah dan sebagian tertutup lumpur. Rumah miliknya sendiri masih utuh, tetapi bagian dapur hanyut terbawa air.
Kokoh berharap ada bantuan pemerintah terkait perbaikan tempat tinggal nantinya. Sebab, ia kehilangan harta benda dan tidak punya penghasilan. Gabah dan kebunnya sudah tidak bisa diharapkan lagi.
Akbar (36), warga lainnya, berharap pemerintah membuatkan hunian baru untuk ditinggali. Warga yang sebagian besar petani kehilangan mata pencarian sehingga tidak memiliki dana untuk membangun rumah.
Di Desa Walalindu, Kecamatan Asera, warga ingin direlokasi ke tempat yang lebih aman dari tempat mereka sekarang. Banjir bandang setinggi 7 meter membuat warga tidak hanya kehilangan rumah, tetapi juga trauma akan datangnya bencana yang lebih besar.
Yokeng (63), Kepala Desa Walalindu, mengatakan, warga siap dipindahkan ke daerah yang lebih aman karena tidak ingin banjir kembali merendam rumah mereka. Sebanyak tujuh rumah hanyut dan puluhan rumah lainnya rusak berat setelah diterjang banjir dengan lumpur yang kini menggenangi perkampungan setinggi 1 meter.
”Kalau di lokasi yang sama, nanti bangun rumah dihantam banjir lagi. Kita sudah trauma,” kata Yokeng.
Bupati Konawe Utara Ruksamin menuturkan, pihaknya terus mendata rumah warga yang hanyut tersapu banjir. Sejauh ini, 370 rumah diidentifikasi hilang terbawa air, ribuan rumah lainnya rusak.
Pemerintah, Ruksamin melanjutkan, sedang mempersiapkan pembangunan hunian sementara bagi warga terdampak, khususnya yang kehilangan rumah dan mengungsi. Ke depannya, sebagian warga akan direlokasi atau dibantu pembangunan rumah sesuai kesepakatan bersama.
”Jelasnya kita lihat dulu lokasinya, aman atau tidak, lalu apakah warga setuju jika dipindahkan,” katanya.