Asisten Menteri Luar Negeri China Zhang Jun, Senin (24/6/2019), mengatakan, Beijing tidak akan membiarkan kelompok G-20 membahas masalah Hong Kong pada pertemuan puncak pekan ini. Masalah Hong Kong adalah urusan dalam negeri China.
Oleh
Benny Dwi Koestanto
·3 menit baca
BEIJING, SENIN — Asisten Menteri Luar Negeri China Zhang Jun, Senin (24/6/2019), mengatakan, Beijing tidak akan membiarkan kelompok negara-negara G-20 membahas masalah Hong Kong pada pertemuan puncak pekan ini. Beijing menilai, masalah-masalah Hong Kong adalah urusan dalam negeri China.
Pernyataan otoritas China itu disampaikan kepada pers di Beijing, Senin ini. Adapun Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 digelar di Osaka, Jepang, 28-29 Juni 2019. Sejumlah pemimpin negara-negara G-20, termasuk Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, dijadwalkan akan hadir dalam forum itu.
Sementara itu, jutaan orang menggelar unjuk rasa di jalan-jalan Hong Kong belum lama ini untuk menentang Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekstradisi. RUU akan memungkinkan orang diekstradisi ke daratan China untuk menghadapi sidang pengadilan yang dikendalikan Partai Komunis China.
RUU Ekstradisi memicu protes paling keras dalam beberapa dekade ini. Polisi menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan massa. Tekanan Beijing terakhir sebelum tahun ini memicu protes prodemokrasi pada 2014 yang melumpuhkan bagian kota selama 79 hari.
Kantor berita China, Xinhua, melaporkan, Xi akan hadir di Osaka pada 27-28 Juni. Sejauh ini tidak ada komentar masalah Hong Kong dalam kaitannya dengan KTT G-20 itu. Pemerintah China hanya menjadwalkan rencana pertemuan resmi Xi dengan Trump di sela-sela KTT itu, yang dijadwalkan untuk membicarakan perselisihan dagang di China-AS.
Dari pasar keuangan dilaporkan bahwa bursa saham Hong Kong merosot pada pembukaan pada awal pekan ini setelah mengalami reli pekan lalu. Pelaku pasar dan investor menantikan proses dan kemajuan pembicaraan perdagangan minggu ini antara Trump dan Xi.
Indeks Hang Seng turun 0,26 persen atau 73,08 poin menjadi di level 28.400,63. Adapun indeks acuan indeks Shanghai Composite naik tipis 0,08 persen atau 2,31 poin menjadi 3.004,39. Sementara indeks Shenzhen Composite yang melacak saham di bursa kedua China, naik 0,09 persen atau 1,46 poin menjadi 1.578,90.
Dorongan kompromi
Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen meminta baik China maupun AS harus melakukan kompromi dalam pembicaraan perdagangan kedua negara. Pernyataan itu keluar di awal pekan ini setelah pekan lalu kedua negara mengatakan mereka menghidupkan kembali negosiasi pembicaraan menjelang pertemuan Trump dan Xi.
Pembicaraan untuk mencapai kesepakatan luas kedua pihak terhenti bulan lalu setelah para pejabat AS menuduh China mundur dari komitmen yang telah disepakati sebelumnya. Berbicara pada konferensi pers di KTT G-20, Wang, yang juga merupakan bagian dari tim negosiasi perdagangan dengan AS, mengatakan, pembicaraan antara tim perdagangan kedua negara sedang berlangsung meskipun dia tidak memberikan rincian.
Diungkapkan Wang, prinsip-prinsip China jelas, yakni saling menghormati, kesetaraan, saling menguntungkan, dan saling bertemu di tengah jalan. ”Rasa saling menghormati berarti masing-masing harus menghormati kedaulatan pihak lain,” katanya. ”Kesetaraan dan saling menguntungkan berarti konsultasi harus terjadi atas dasar kesetaraan, perjanjian yang harus dicapai harus bermanfaat bagi kedua belah pihak.”
Bertemu setengah jalan, lanjut Wang, berarti kedua belah pihak harus berkompromi dan membuat konsesi, bukan hanya dari satu sisi. Wang menolak untuk menjawab pertanyaan tentang kompromi spesifik apa yang Xi tawarkan untuk memenangi kesepakatan perdagangan dengan Trump.
Baik tim China maupun AS menggelar aneka persiapan untuk pertemuan Xi-Trump. Hal itu diungkapkan Asisten Menteri Luar Negeri China Zhang Jun, tetapi tanpa memberikan rincian. Kedua negara berada di tengah-tengah sengketa perdagangan yang mahal dan telah memberlakukan tarif yang semakin berat pada impor masing-masing. China telah berjanji untuk tidak menyerah pada masalah prinsip atau di bawah tekanan AS.
Trump sendiri telah mengancam untuk mengenakan tarif pada barang lain senilai 325 miliar dollar AS, mencakup hampir semua impor China yang tersisa ke AS. Ancaman itu termasuk produk konsumen, seperti telepon seluler, komputer, dan pakaian. (AFP/REUTERS)