Duel Membara di Maracana
Dua musuh bebuyutan, timnas Uruguay dan Chile, bakal bersaing memperebutkan status juara Grup C, Selasa pagi WIB. Bara dendam lama menambah panasnya persaingan kedua raksasa di Copa America 2019 itu.
RIO DE JANEIRO, MINGGU — Stadion Maracana di Rio De Janeiro, lokasi final Copa America Brasil 2019, bakal membara lebih cepat. Suasana panas itu tidaklah terlepas dari pertemuan krusial timnas Uruguay kontra Chile di laga terakhir penyisihan Grup C, Selasa (25/6/2019), pukul 06.00 WIB.
Getaran duel itu tidak hanya terasa di Brasil atau kedua negara terkait, tetapi juga di seluruh wilayah Amerika Selatan. Los Tiempos, surat kabar Bolivia, misalnya, menjuluki laga itu sebagai ”titik panas” di Copa America 2019. ”Duel keduanya hampir selalu menelan korban. Ketegangan dan kontroversi juga kerap menyertai,” bunyi Tele 13, televisi terkemuka di Chile.
Rivalitas itu bisa dimaklumi. Di ajang Copa America, Uruguay adalah ”raja”. Koleksi trofi mereka di turnamen itu, yaitu 15 buah, tidak dapat ditandingi tim-tim lainnya sekalipun itu Argentina (14 trofi) maupun Brasil (8). Namun, hegemoni ”La Celeste”, julukan timnas Uruguay, di Copa America diruntuhkan Chile pada dua edisi terakhir, yaitu 2015 dan 2016.
Tampil sebagai juara bertahan di Copa America 2015, Uruguay—yang dibela barisan bintang dunia seperti Edinson Cavani dan Diego Godin—tersingkir oleh tuan rumah Chile di perempat final. Duel yang bak ”perang”, penuh duel fisik dan kekerasan, itu sulit dilupakan Cavani. Ia dan rekan setimnya, Jorge Fucile, diusir wasit.
Cavani kedapatan menampar bek Chile, Gonzalo Jara, yang memprovokasinya dengan tindakan tidak senonoh ke bagian vitalnya. Namun, ulah Jara itu tidak diketahui wasit Sandro Ricci. Pelatih Uruguay Oscar Tabarez mengamuk akan insiden itu sehingga harus diskors tiga laga. Drama serupa terjadi pada kualifikasi Piala Dunia Brasil, 2013 silam. Ketika itu, giliran Luis Suarez, striker Uruguay lainnya, yang ”dikerjai” Jara. Uruguay pun kalah 0-2.
”Kami tahu persis lawan seperti apa Chile itu. Mereka punya taktik yang diasah baik. Kami tahu itu sejak lama. Untuk itu, kami akan mengerahkan segalanya di laga ini. Kami tidak akan menyimpan (tenaga) apa pun karena ingin menjadi yang pertama di grup,” tutur Cavani dikutip Enchancha, media daring Chile.
Uruguay wajib memenangi laga ini jika ingin meraih tiket ke perempat final sekaligus merebut puncak Grup C dari Chile. Mereka kini tertinggal dua poin dari ”La Roja”, julukan timnas Chile. Meskipun diperkuat dua striker berkelas dunia, Cavani dan Suarez, serta punya bek tangguh seperti Godin dan Jose Gimenez, La Celeste belum semenawan Chile.
La Celeste sempat ditahan Jepang, tim yang diperkuat mayoritas pemain muda alias minim pengalaman, 2-2, pada laga sebelumnya. Sebaliknya, Chile menenggelamkan lawan yang sama, 4-0, pada duel perdananya di Copa America 2019. Meskipun demikian, Tabarez telah belajar dari laga itu. Ia telah menyiapkan taktik menggempur Chile yang terancam tidak bisa diperkuat dua pemain andalannya yang diganggu cedera, Alexis Sanchez dan Arturo Vidal.
Meskipun demikian, gelandang veteran Chile, Gary Medel, berkata, timnya siap untuk kembali berjuang hingga tenaga terakhir seperti duel-duel kontra Uruguay sebelumnya. Chile juga ingin mengamankan puncak Grup C demi menghindari pertemuan dengan Kolombia di perempat final. Mereka memiliki Jara yang paham betul cara menjinakkan Uruguay. ”Kami ingin melanjutkan tren positif,” ujarnya. (AFP)