Harga Naik Tipis, Penggelontoran Beras Operasi Pasar Berlanjut
›
Harga Naik Tipis,...
Iklan
Harga Naik Tipis, Penggelontoran Beras Operasi Pasar Berlanjut
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah memutuskan penyaluran cadangan beras pemerintah dalam kerangka operasi pasar dilanjutkan kembali setiap hari mulai Selasa (25/6/2019) hingga akhir tahun untuk memperbesar saluran Perum Bulog. Keputusan itu juga dalam rangka menekan harga beras yang naik tipis dan berada di atas acuan pemerintah.
Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) menyebutkan, rata-rata nasional harga beras medium naik tipis dari Rp 11.550 per kilogram (kg)-Rp 11.750 per kg pada awal Mei 2019 menjadi Rp 11.600 per kg-Rp 11.800 per kg pada Senin (24/6/2019). Harga ini berada di atas harga eceran tertinggi (HET) beras medium yang ditetapkan pemerintah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57 Tahun 2017, HET beras medium Rp 9.450 per kg untuk Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, dan Nusa Tenggara Barat; Rp 9.950 per kg (Pulau Sumatera kecuali Lampung dan Sumatera Selatan, Pulau Kalimantan, serta Nusa Tenggara Timur); dan Rp 10.250 per kg (Pulau Maluku dan Pulau Papua).
Keputusan itu diambil dalam rapat koordinasi di tingkat Kementerian Koordinator Perekonomian di Jakarta, Senin (24/6/2019), yang dipimpin Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution.
Rapat itu dihadiri juga Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh, dan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti.
Darmin mengatakan, langkah ini ditempuh untuk menjaga perputaran cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog. ”Penyaluran beras Bulog terlihat belum lancar sehingga dikhawatirkan pembelian yang baru akan agak susah,” katanya saat ditemui di Jakarta, Senin malam.
Penyaluran beras Bulog terlihat belum lancar sehingga dikhawatirkan pembelian yang baru akan agak susah.
Berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2015, Bulog ditugaskan menyerap gabah atau beras dari dalam negeri sebagai salah satu cara untuk pengadaan CBP. Aturan yang sama juga menugaskan Bulog menyalurkan CBP sebagai beras bersubsidi untuk masyarakat prasejahtera.
Namun, pada 2019, mayoritas beras subsidi yang sebelumnya disalurkan melalui mekanisme beras sejahtera atau rastra beralih menjadi bantuan pangan nontunai (BPNT). Per semester II-2019, Bulog mendapatkan kuota penyaluran beras dalam program sebanyak 70 persen.
Tri mengemukakan, penugasan operasi pasar setiap hari itu bernama Program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH). Beras yang disalurkan berkualitas medium. Saat ini stok beras Bulog sekitar 2 juta ton.
”Pada 31 Mei 2019, penugasan penyaluran beras operasi pasar itu berhenti karena masa berlaku instruksi KPSH sudah habis. Pada Januari-akhir Mei 2019, realisasinya 225.000 ton,” katanya.
Bulog mencatat, target CBP yang disalurkan melalui operasi pasar KPSH pada tahun ini 1,48 juta ton atau 2-3 kali lipat dari realisasi tahun lalu. Pada tahun lalu, jumlah CBP yang disalurkan melalui operasi pasar 554.000 ton. Pada tahun itu, penyaluran pada Agustus-Desember mencapai angka tertinggi.
”Kalau target itu tidak tercapai, kami akan jual secara komersial,” kata Tri.