Dengan selisih perolehan suara sekitar 9 persen dalam pemilu ulang di kota Istanbul, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan langsung memberi selamat kepada kandidat lawan, Ekrem Imamoglu.
KAIRO, KOMPAS— Peta politik Turki menuju perubahan cukup signifikan. Kandidat oposisi, Partai Rakyat Republik (CHP), Ekrem Imamoglu (49), secara mengejutkan menang telak atas kandidat Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa di Turki, Binali Yildirim, dalam pemilu lokal ulang untuk pemilihan wali kota Istanbul, Minggu (23/6/2019).
Menurut kantor berita Turki, Anadolu, dalam rilis pada Senin (24/6) dini hari, Imamoglu meraih 54 persen suara berbanding 45 persen suara yang diraih Yildirim, hasil penghitungan 99,37 persen dari total surat suara. Selisih suara sekitar 9 persen itu sama dengan hampir 800.000 suara dari sekitar 10,5 juta penduduk Istanbul yang mempunyai hak suara.
Presiden Turki yang juga Ketua AKP, Recep Tayyip Erdogan, segera mengakui kekalahan itu dan melalui akun Twitter-nya menyampaikan ucapan selamat kepada Imamoglu. Ucapan serupa disampaikan Yildirim.
Margin kemenangan Imamoglu dalam pemilu ulang ini lebih besar daripada kemenangannya pada pemilu 31 Maret lalu. Saat itu Imamoglu menang sangat tipis atas Yildirim dengan selisih 13.729 suara.
Tipisnya selisih suara itu mendorong Erdogan dan AKP menuduh bahwa telah terjadi kecurangan secara sistematis dan meminta pemilu diulang. Atas tekanan Erdogan dan AKP, komisi tinggi pemilu Turki (KPU) pada 6 Mei lalu mengambil keputusan menggelar pemilu lokal ulang di kota Istanbul pada 23 Juni.
Keputusan menggelar pemilu ulang itu menuai kritik keras dari publik Turki karena dinilai menodai demokrasi negara tersebut. Kritik itu datang dari massa AKP, khususnya massa loyalis tokoh-tokoh AKP yang saat ini berseberangan dengan Erdogan, seperti mantan Presiden Abdullah Gul dan mantan Menlu Ahmet Davutoglu.
”Di kota ini pada hari ini, kalian telah memperbaiki demokrasi. Terima kasih Istanbul,” kata Imamoglu kepada pendukungnya. ”Kita buka halaman baru di Istanbul. Di halaman baru ini, bakal ada keadilan, persamaan, cinta.”
Imamoglu menambahkan, ia siap bekerja dengan Erdogan. ”Bapak Presiden, saya siap bekerja dalam harmoni dengan Anda,” ujarnya.
Sejumlah pengamat yang dikutip harian terkemuka Turki, Hurriyet, kemenangan telak Imamoglu berkat koalisi antara kubu sekuler, Kurdi, serta massa AKP loyalis Abdullah Gul dan Davutoglu melawan Erdogan.
Menurut Hurriyet, koalisi terbentuk secara spontan karena mereka melihat Imamoglu telah dizalimi oleh keputusan KPU menggelar pemilu ulang. Jatuhnya Istanbul dari tangan AKP ke CHP merupakan pukulan telak bagi Erdogan dan AKP. Istanbul, kota terbesar Turki, selama ini dikenal sebagai basis kuat AKP. Selama 25 tahun terakhir ini, yakni sejak 1994, AKP selalu memenangi pemilu lokal kota Istanbul.
Pemilu lokal kota Istanbul dalam tradisi politik di Turki dikenal sebagai pemilu terpenting kedua setelah pemilu tingkat nasional Turki. Istanbul, yang berpenduduk mencapai 16 juta jiwa, juga merupakan pusat ekonomi, budaya, dan pariwisata di Turki.
Pemilih terbesar
Kota Istanbul memiliki jumlah pemilih terbesar dalam pemilu di Turki, yaitu sekitar 10,5 juta pemilih dari 16 juta penduduk kota itu atau hampir seperlima dari jumlah pemilih nasional (sekitar 60 juta pemilih dari 82 juta warga Turki). Pentingnya kota Istanbul dalam peta politik Turki itu membuat wali kota Istanbul disebut atau dipanggil sebagai gubernur.
Karena itu, ada anekdot terkenal di Turki yang diucapkan Erdogan, yaitu ”siapa yang berkuasa di Istanbul, dia menguasai Turki”. Erdogan memulai karier politiknya dari Istanbul ketika memenangi pemilu lokal untuk wali kota tahun 1994.
Erdogan dan jajaran elite AKP sangat cemas, kemenangan Imamoglu dalam pemilu lokal kota Istanbul akan membuka jalan bagi kandidat oposisi itu menuju kursi presiden Turki dalam pemilu presiden tahun 2023. Proses itu persis seperti yang dialami Erdogan ketika kemenangannya di Istanbul pada 1994 membuka jalan baginya menuju kursi perdana pada tahun 2003 dan lalu ke kursi presiden pada 2014.
Sejumlah pengamat di Turki mulai memprediksi, CHP akan mengajukan Imamoglu sebagai pesaing Erdogan dalam pemilu presiden tahun 2023. Yildirim, mantan PM Turki yang baru dia kalahkan, adalah orang terdekat dan kepercayaan Erdogan. Bahkan, Yildirim disebut orang kuat kedua setelah Erdogan di tubuh AKP saat ini.