Pelaku Pasar Keuangan Berharap Hasil Positif KTT G-20
›
Pelaku Pasar Keuangan Berharap...
Iklan
Pelaku Pasar Keuangan Berharap Hasil Positif KTT G-20
Bursa saham di Asia bergerak dalam rentang tipis pada awal perdagangan, Selasa (25/6/2019). Ekspektasi pembicaraan yang lebih lunak dan pasif dari The Federal Reserve mendorong turunnya imbal hasil US Treasury dan dollar AS.
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·3 menit baca
TOKYO, SELASA — Bursa saham di Asia bergerak dalam rentang tipis pada awal perdagangan, Selasa (25/6/2019). Ekspektasi pembicaraan yang lebih lunak dan pasif dari The Federal Reserve mendorong turunnya imbal hasil US Treasury dan dollar AS. Pada saat bersamaan, posisi harga emas pun menanjak ke level tertinggi dalam kurun waktu enam tahun terakhir.
Investor ekuitas sedang menunggu untuk melihat, apakah ada sesuatu yang positif dari perundingan perdagangan China-AS, akhir pekan ini. Presiden AS Donald Trump dijadwalkan mengadakan pertemuan empat mata dengan setidaknya delapan pemimpin dunia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Osaka, Jepang, 28-29 Juni. Termasuk yang bakal bertemu Trump adalah Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Perdagangan awal bursa saham di Asia berlangsung melandai dengan indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,09 persen. Kondisi yang sama tergambar pada Indeks Nikkei Jepang dan Indeks KOSPI di Korea Selatan. E-Mini futures untuk Indeks S&P 500 naik tipis 0,08 persen setelah sesi yang lesu di Wall Street. Indeks Dow Jones berakhir naik 0,03 persen, sedangkan Indeks S&P 500 turun 0,17 persen, dan Nasdaq juga turun 0,32 persen.
Sedikitnya lima pembuat kebijakan Fed berbicara pada Selasa ini, termasuk Sang Gubernur Jerome Powell. Namun, pasar memperkirakan mereka akan tetap dengan pesan lunak atau pasif baru-baru ini.
”Mungkin tidak akan banyak perubahan dibandingkan pertemuan FOMC (Komite Pasar Terbuka The Fed atau Federal Open Market Committee) pekan lalu. Namun, kami menduga dia akan memperkuat pesan yang diletakkan pada pekan lalu,” kata Kevin Cummins, ekonom senior AS di NatWest Markets.
”Pada akhir Juli, kami percaya The Fed akan melihat cukup untuk memutuskan bahwa tindakan untuk melawan risiko turunnya ekonomi dan ekspektasi inflasi yang rendah diperlukan, dan karena itu kami melihat peluang penurunan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan FOMC berikutnya.”
Pasar berjalan dengan baik sebelum hal itu. Pasar futures sepenuhnya diproyeksikan untuk pelonggaran seperempat poin dan menyiratkan peluang nyata dari pergerakan setengah poin. Total 100 basis poin pemotongan diperkirakan pada pertengahan 2020, alasan utama imbal hasil dua tahun di level 1,745 persen.
Imbal hasil pada surat utang 10-tahun telah menukik 120 basis poin sejak November pada level 2,01 persen. Posisi itu hampir kembali ke level semula sebelum Trump terpilih pada akhir 2016. Kecepatan dan skala penurunan terbaru telah mendorong turunnya dollar AS dalam empat sesi berturut-turut di level terendah tiga bulan, yakni level 95,980.
Mata uang euro telah naik ke level tertinggi dalam tiga bulan dan berada di level 1,1403 per dollar AS. Posisi itu lebih tinggi dibandingkan pada Maret lalu, yakni di level 1,1448 per dollar AS. Terhadap mata uang yen, dollar AS juga telah mencapai level terendah sejak Januari dan terakhir di posisi 107,33 yen.
Pelemahan dollar AS pun mendongkrak posisi emas. Emas menyentuh posisi tertinggi dalam enam tahun semalam. Logam mulia ini naik 12 persen sejak awal Mei di level 1.142 dollar AS per troy ons; dengan target berikutnya menuju level tahun 2013, yakni di atas level 1.433 dollar AS per troy ons.
Di pasar komoditas, harga minyak terkonsolidasi setelah naik tajam pekan lalu sebagai reaksi atas ketegangan antara AS dan Iran. Minyak mentah Brent berjangka menguat 8 sen menjadi 64,94 dollar AS per barel, sementara minyak mentah AS tidak berubah pada 57,90 dollar AS per barel. (REUTERS)