Tahun 2020, para seniman, penari jaran kepang yang tergabung dalam Paguyuban Seni Jaran Kepang (PSJK) Temanggung, Jawa Tengah, menggerakkan “seniman masuk sekolah”. Dalam gerakan ini, semua seniman nantinya akan bergerak, mengajarkan tari jaran kepang ke semua siswa di sekolah-sekolah di Kabupaten Temanggung.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
TEMANGGUNG, KOMPAS — Tahun 2020, para seniman, penari jaran kepang yang tergabung dalam Paguyuban Seni Jaran Kepang (PSJK) Temanggung, Jawa Tengah, menggerakkan ”seniman masuk sekolah”. Dalam gerakan ini, semua seniman nantinya akan bergerak, mengajarkan tari jaran kepang ke semua siswa di sekolah-sekolah di Kabupaten Temanggung.
”Kami akan berupaya mengerahkan banyak seniman agar nantinya bisa mengajarkan tari jaran kepang ke sebanyak mungkin siswa, mulai dari jenjang SD hingga SMA,” ujar Ketua PSJK Temanggung Yuda Sudarmaji saat ditemui dalam acara sarasehan budaya tentang jaran kepang di Dusun Lamuk, Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, Selasa (25/6/2019).
Di Kabupaten Temanggung terdapat 770 grup kesenian jaran kepang. Satu grup kesenian beranggotakan 25-70 penari.
Selain sebagai salah satu upaya untuk melestarikan kesenian jaran kepang, Yuda mengatakan, gerakan seniman masuk ke sekolah ini sengaja dilakukan untuk memperkenalkan gerakan-gerakan tari jaran kepang yang memang orisinal, asli dari Kabupaten Temanggung.
”Gerakan ini sekaligus menjadi upaya kami untuk meluruskan, memberikan pencerahan tentang gerakan asli tari jaran kepang Temanggung, yang selama ini sudah ditarikan berbeda karena dipengaruhi oleh budaya dari daerah-daerah lain,” ujarnya.
Gerakan ini sekaligus menjadi upaya kami untuk meluruskan, memberikan pencerahan tentang gerakan asli tari jaran kepang Temanggung, yang selama ini sudah ditarikan berbeda karena dipengaruhi oleh budaya dari daerah-daerah lain.
Selama ini, di tanah kelahirannya di Temanggung, jaran kepang Temanggung banyak ditarikan dengan mengambil gerakan-gerakan dari tari reog Ponorogo atau tari barong dari Bali.
Untuk meluruskan gerakan-gerakan yang tidak orisinal tersebut, Yuda mengatakan, dirinya dan para rekan seniman akan mengajarkan tari jaran kepang dengan gerakan hasil dari upaya penelitian dan pemurnian yang telah dilakukan oleh para seniman dan sejumlah ahli pada tahun 2016. Tari jaran kepang hasil ”pemurnian” tersebut memiliki 46 gerakan khas.
Dengan melakukan gerakan seniman masuk sekolah, Yuda berharap kesenian jaran kepang akan semakin dikuasai oleh para siswa, dan nantinya kesenian ini akan tampil dalam pentas-pentas seni di sejumlah sekolah.
”Diharapkan para siswa di Temanggung pun akan semakin mencintai kesenian jaran kepang yang menjadi kesenian lokal daerahnya sendiri,” ujarnya.
Demi mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, Yuda mengatakan, pihaknya kini tengah menyusun kurikulum pengajaran yang nantinya akan diterapkan dalam gerakan seniman masuk sekolah tersebut. Ke depan, setelah kurikulum tersusun, pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Temanggung agar gerakan ini menjadi gerakan wajib di setiap sekolah.
Kepala Jurusan Pendidikan Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Kuswarsantyo mengatakan, pada zaman keterbukaan akses informasi seperti sekarang, percampuran ragam kesenian menjadi hal yang tak terhindarkan.
Demi memikat penonton, banyak kesenian tradisional, seperti tari jaran kepang, akhirnya mendapat sentuhan modern, atau dikembangkan dengan variasi gerakan-gerakan baru yang berasal dari kesenian lain. Mengikuti perkembangan zaman, menurut dia, pengembangan kesenian semacam itu bisa dibenarkan. Namun, siapa pun yang berupaya memodifikasi gerakan tetap harus mempelajari gerakan asli tarian dengan benar.
”Gerakan asli dari suatu tarian harus dipahami dengan cermat agar nantinya tidak terjadi kesalahan saat memodifikasinya,” ujarnya. Gerakan-gerakan tarian tidak boleh salah dimodifikasi karena sejatinya setiap gerakan memiliki makna filosofis tertentu.
Kuswarsantyo sudah menciptakan dua kreasi tari jatilan versi baru, di mana satu tarian dimodifikasi dengan gerakan breakdance dengan iringan musik rock and roll. Adapun jatilan lainnya dimodifikasi dengan salah satu tarian klasik Jawa.