Ahmad Tohari Berharap Generasi Muda Isi Kekosongan Literasi

KOMPAS/MEGANDIKA WICAKSONO

Ahmad Tohari

Sastrawan Ahmad Tohari (71) tak sabar ingin segera hadir dalam perhelatan ”Kesaksian! Cerpenis Berbagi” yang diselenggarakan harian Kompas, Jumat (28/6/2019) pukul 15.00. ”Saya ingin berbagi dengan para penulis muda yang brilian,” katanya, Selasa (25/6), dari Purwokerto, Jawa Tengah.

Menurut Tohari, ia sudah termasuk sastrawan ”tradisional” jika dibandingkan dengan anak-anak muda yang banyak merunut gaya surealistik. ”Saya ini bergaya lama seperti Hamsad Rangkuti, setia dengan realis,” tutur penulis novel populer Ronggeng Dukuh Paruk ini.

Mumpung para penulis muda banyak yang brilian, tambahnya, kekosongan literasi dalam sastra Indonesia harus dimanfaatkan secara baik. Literasi sastra, kata Tohari, sangat penting dalam upaya terus-menerus meningkatkan komitmen kebahasaan dan kebangsaan.

Individualisme dan pragmatisme, yang kini melanda sebagian besar masyarakat kita, ujar Tohari, harus dilawan dengan memegang teguh komitmen kebangsaan. ”Dan itu bisa diteguhkan lewat literasi sastra. Kekosongan literasi itulah yang harus diisi oleh para penulis muda,” katanya.

Tohari menyatakan akan sangat senang, jika acara ”Kesaksian! Cerpenis Berbagi” dihadiri oleh banyak penulis muda dari berbagai generasi. ”Ini kesempatan baik dan langka,” ujarnya.