”Green Growth Expo” Dorong Pembangunan Berwawasan Lingkungan
›
”Green Growth Expo” Dorong...
Iklan
”Green Growth Expo” Dorong Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Pameran Pertumbuhan Hijau dan Berkelanjutan atau Indonesia Green Growth and Sustainability Expo 2019 diharapkan mendorong inspirasi pembangunan berwawasan lingkungan.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Pameran Pertumbuhan Hijau dan Berkelanjutan atau Indonesia Green Growth and Sustainability Expo 2019 diharapkan mendorong inspirasi pembangunan berwawasan lingkungan. Langkah tersebut bisa diikuti dari generasi ke generasi.
Hal itu dikatakan Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Laksmi Dewanti saat membuka Indonesia Green Growth and Sustainability Expo 2019, Green Product and Services for National Economic Competitiveness, di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang, Malang, Jawa Timur, Rabu (26/6/2019).
Kegiatan yang berlangsung 26-28 Juni ini tidak hanya diisi pameran, tetapi juga diskusi, gathering, dan edukasi terkait tema. Ikut dalam kegiatan ini adalah badan usaha milik negara, perguruan tinggi, dunia usaha, swasta, dan lembaga swadaya masyarakat.
”Pameran ini akan menyuarakan banyak inisiatif terkait dengan pertumbuhan hijau. Kita bisa memantapkan ketangguhan Indonesia dalam membangun tanpa merusak lingkungan hidup,” katanya.
Menurut Laksmi, pemerintah sudah memulai upaya dengan berbagai kebijakan dan program, mengubah paradigma pembangunan dari membangun apa adanya menjadi pembangunan yang berdasarkan pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup.
Pameran ini akan menyuarakan banyak inisiatif terkait dengan pertumbuhan hijau. Kita bisa memantapkan ketangguhan Indonesia dalam membangun tanpa merusak lingkungan hidup.
”Banyak perubahan yang sudah ada, misalnya komitmen kita kurangi emisi gas rumah kaca pada 2030. Tahun 2030 kita kurangi 29 persen dari emisi gas rumah kaca. Kita juga sudah berhasil mengurangi limbah sampah plastik. Tapi, apa yang kita lakukan sekarang belum cukup. kita masih memiliki banyak tantangan,” katanya.
Disinggung permasalahan penanganan sampah plastik, Laksmi mengatakan, Indonesia memiliki target 70 persen dari sampah yang ada bisa dikelola. Dan, 30 persen dari yang dikelola itu tidak mencemari laut.
Wali Kota Malang Sutiaji, yang hadir dalam kesempatan itu, berharap temuan-temuan hasil penelitian yang ada di kampus bisa diterapkan di masyarakat guna menjawab tantangan berkaitan dengan pembangunan berwawasan lingkungan. Hal ini penting mengingat Malang merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki banyak perguruan tinggi.
Malang, menurut Sutiaji, juga menghadapi persoalan lingkungan. Pada 1980-an, suhu udara di Malang masih sejuk, tetapi saat ini telah berubah lebih hangat akibat tanaman yang ada berubah menjadi beton. Begitu pula dengan produksi sampah di Kota Malang mencapai 500-600 ton per hari.
Sementara itu, Pembantu Rektor IV Universitas Negeri Malang Ibrahim Bafadal mengatakan, pihaknya memiliki lembaga khusus yang bertugas membicarakan produk-produk yang berkaitan dengan lingkungan. Sebagian yang dimiliki oleh Universitas Negeri Malang itu diketengahkan dalam pameran kali ini.
Baca Juga: Industri Kertas Daur Ulang agar Tidak Menambah Beban Lingkungan