BOGOR, KOMPAS — PSM Makassar masih berpeluang menjadi klub Indonesia pertama yang lolos ke babak final zona ASEAN Piala AFC. Syaratnya, tim berjuluk ”Juku Eja” ini harus mengalahkan Becamex Binh Duong dengan skor minimal dua gol pada laga kedua semifinal zona ASEAN di Stadion Pakansari, Bogor, Rabu (26/6/2019) pukul 15.30 WIB.
Langkah PSM cukup berat karena kalah 0-1 pada laga pertama di kandang Vietnam, pekan lalu. Faktor kandang pun menjadi keuntungan bagi PSM membalas kekalahan tersebut. Apalagi, selama penyisihan grup, Juku Eja tidak pernah kalah dan pernah membantai wakil Laos, Lao Toyota, dengan skor 7-3 di Pakansari.
Namun, Becamex adalah tim yang jauh lebih tangguh. Wakil Vietnam itu hanya menelan satu kekalahan di Grup G. Persija Jakarta, yang berada di grup tersebut tidak mampu mengalahkan Becamex. Persija hanya finis di peringkat ketiga grup dan sudah tersingkir.
”Pada laga pertama, kami sudah mendapat gambaran kekuatan lawan. Kami sudah tahu kualitas dan kelemahan mereka, hal itu akan kami manfaatkan,” ujar Pelatih PSM Makassar Darije Kalezic. Pelatih asal Swiss itu menegaskan, mereka sudah tahu persis apa yang harus mereka lakukan.
Persiapan PSM dinilai sangat matang dan punya waktu panjang untuk berlatih. Sepulang dari Vietnam, pekan lalu, mereka tinggal di Jakarta dan tidak menjalani laga Shopee Liga 1. Laga Liga 1 lawan Arema FC yang seharusnya berlangsung 23 Juni pun ditunda.
”Pemain Indonesia tidak bisa dipaksakan untuk bermain empat hari sekali,” kata Kalezic. Hal ini terkait cuaca panas dan faktor kelelahan yang dihadapi para pemain ketika harus menempuh perjalanan jauh saat bertarung di Liga 1.
PSM adalah klub Indonesia dengan jadwal terpadat karena harus mengikuti tiga kompetisi sekaligus, yakni Piala AFC, Liga 1, dan Piala Indonesia. Mereka berada di peringkat empat Liga 1 dengan tujuh poin dan akan menjalani semifinal Piala Indonesia.
Kalezic mengatakan, timnya mulai bergerak mencapai puncak penampilan sejak Piala Presiden 2019 yang berlangsung Maret. Pada turnamen itu, PSM sama sekali tidak meraih poin selama penyisihan grup dan langsung tersingkir. ”Kalau kami sudah mencapai puncak penampilan pada Piala Presiden, kami tidak bisa menampilkan yang terbaik pada kompetisi lainnya (Piala AFC dan Liga 1),” ujar pelatih yang menangani PSM sejak awal Februari itu.
Bek PSM, Abdul Rahman Sulaiman, mengatakan, kesempatan untuk pemulihan sepekan terakhir di Jakarta membuat mereka jauh lebih siap. ”Kami mohon doanya karena sekarang kami tidak lagi bawa nama klub, tetapi nama Indonesia,” katanya.
Laga kedua semifinal itu menjadi peluang PSM unjuk gigi di tingkat Asia, setidaknya menjadi klub terbaik ASEAN. Perjuangan ini berat karena format Piala AFC diubah sejak tahun 2017. Hal ini membuat klub asal ASEAN harus menempuh jalan lebih panjang jika ingin menjadi juara.
Jalan panjang
Setelah lolos dari fase grup, mereka menjalani laga semifinal zona ASEAN dan selanjutnya tampil di final zona ASEAN. Klub terkuat ASEAN itu kemudian bertarung di playoff semifinal inter-zona, menghadapi klub-klub dari zona Asia lainnya. Jika lolos, mereka masih bertarung di final playoff inter-zona sebelum tampil di laga final melawan klub terbaik dari zona Asia Barat.
Tahun lalu, langkah Persija kandas di babak semifinal zona ASEAN. PSM berpeluang memperbaiki pencapaian Indonesia di turnamen ini. Pelatih Becamex, Nguyen Thanh Son, pun sangat waspada. ”Saya kira peluang kedua tim akan menjadi 50-50. PSM sangat kuat dalam menyerang dan itu sangat kami waspadai,” ujarnya.