Mempersenjatai orang untuk membangun komunitas dan mendekatkan warga dunia satu sama lain. Itu misi Facebook. Terlepas dari berbagai tantangan dalam perjalanannya, Facebook berhasil mewujudkan sebagian misinya.
Lima belas tahun setelah didirikan, kini sekitar 1,56 miliar orang (Maret 2019) tiap hari mengakses Facebook. Laman media sosial itu digunakan agar tetap terhubung dengan keluarga dan teman untuk mengekspresikan diri dan mengetahui hal apa saja yang terjadi.
Facebook, yang sulit dipisahkan dari kehidupan banyak orang tak pernah surut berinovasi. Layanan demi layanan baru terus diluncurkan. Bukan hanya demi memuaskan pengguna, melainkan juga untuk menciptakan layanan demi masa depan yang lebih baik.
Kulturnya tampak jelas melapangkan perusahaan itu untuk terus bergerak sesuai zaman. Bahkan, gedung MPK 21, salah satu kantor Facebook di Menlo Park, California, Amerika Serikat, yang didesain arsitek Frank Gehry memberikan jalan untuk terus berkreasi.
Gedung MPK 21, misalnya, didesain dengan konsep terbuka yang mendorong kolaborasi antarpegawai. Pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg, juga duduk berbaur dengan pegawai lain tanpa ruang kerja tersendiri, meskipun sebenarnya ada banyak ruang rapat dan sudut-sudut yang memudahkan karyawan menyepi untuk fokus menuntaskan pekerjaan mereka.
CEO Facebook Mark Zuckerberg juga duduk bekerja berbaur dengan pegawai lain tanpa ruang kerja tersendiri.
Facebook memang berupaya selalu terbuka dalam segala hal. Zuckerberg bahkan meluangkan waktu untuk tanya-jawab dengan pegawai Facebook setiap Jumat siang.
Zuckerberg juga berupaya menerbitkan catatan berisi pesan, arahan, ataupun penjelasan bagi pegawai Facebook. Sebanyak 37.700 pegawai (per 31 Maret 2019) harus terus-menerus diingatkan dengan visi perusahaan itu.
Internalisasi nilai-nilai juga dilakukan manajemen Facebook dengan menempelkan mantra-mantra di ruang pertemuan mereka. Mantra itu antara lain berbunyi ”The Best Way To Complain Is To Make Things”.
Jangan heran jika inovasi perusahaan yang sudah terbuka itu seolah tanpa henti. Mulai Rabu (12/6/2019), misalnya, diluncurkan fitur donor darah meskipun baru untuk wilayah Amerika Serikat. Seminggu berselang, Rabu (19/6/2019), Facebook mengumumkan pengembangan mata uang digital Libra.
Apa misi Libra? Menyederhanakan mata uang global dan infrastruktur finansial yang memberdayakan miliar penduduk dunia. Dengan demikian, di mana pun orang itu berada, akan dapat hidup lebih baik.
Tentu, Facebook bukan tanpa masalah. Ada tudingan, perusahaan itu tidak cukup tangguh dalam menangkal berita bohong. Namun, Facebook justru punya dalih lain agar pengguna sebaiknya berlomba-lomba mengisi konten positif di platform medsos tersebut.
Dari Menlo Park, tampaknya kita masih akan mendengar berbagai kabar inovasi yang boleh jadi bakal mengubah wajah dunia. Inovasi demi inovasi pun bakal lahir karena kultur Facebook. (Haryo Damardono)