Sejumlah 13 rute penerbangan domestik dari Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, akan dipindahkan ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka, Senin (1/7/2019). Perpindahan rute itu membuka peluang bisnis moda transportasi darat dari dan menuju bandara tersebut.
Oleh
SAMUEL OKTORA/ABDULLAH FIKRI ASHRI/TATANG MULYANA SINAGA
·4 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sejumlah 13 rute penerbangan domestik dari Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, akan dipindahkan ke Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka, Senin (1/7/2019). Perpindahan rute itu membuka peluang bisnis moda transportasi darat dari dan menuju bandara tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Jabar Hery Antasari mengatakan, kapasitas 56 penerbangan dalam 13 rute itu diperkirakan 2.000 penumpang per hari. Jumlah penumpang diprediksi terus meningkat seiring bertambahnya rute dan penerbangan melalui BIJB.
”BIJB akan terus berkembang. Ini menjadi peluang besar bagi operator moda transportasi darat mengangkut penumpang di bandara itu,” ujarnya di Bandung, Selasa (25/6/2019).
Rute yang dipindahkan adalah rute ke Denpasar, Medan, Pekanbaru, Palembang, dan Surabaya. Delapan rute lain adalah Makassar, Lombok, Padang, Banjarmasin, Pontianak, Batam, Balikpapan, dan Yogyakarta. Lima maskapai dipastikan beroperasi, yakni Garuda Indonesia, Lion Air, AirAsia, Citilink, dan Xpress Air.
Sebanyak 12 operator transportasi darat akan melayani penumpang dari dan menuju BIJB mulai 1 Juli mendatang. Operator itu terdiri dari Perum Damri, 11 operator swasta, dan satu perusahaan angkutan daring.
Rutenya menjangkau sejumlah daerah di Jabar, seperti Bandung, Cikarang, Cirebon, Indramayu, Kuningan, Majalengka, Purwakarta, dan Tasikmalaya. Tarif rute terdekat Majalengka-BIJB Rp 30.000, sedangkan rute terjauh Tasikmalaya-BIJB Rp 130.000.
BIJB memiliki landasan sepanjang 3.000 meter sehingga bisa melayani pesawat berbadan besar, seperti Boeing 777. Apron bandara mampu menampung 20 pesawat, termasuk empat pesawat berbadan besar.
Hery mengajak operator transportasi memaksimalkan peluang angkutan penumpang di BIJB. Namun, dia mengakui, hal itu membutuhkan dukungan infrastruktur, salah satunya Tol Cisumdawu yang ditargetkan beroperasi tahun depan.
Perjalanan Bandung-BIJB membutuhkan waktu sekitar 2 jam 45 menit melalui Tol Purbaleunyi dan menyambung ke Tol Cipali. Jika lewat Jalan Raya Bandung-Cirebon, waktu yang dibutuhkan lebih dari 3 jam.
BIJB memiliki landasan sepanjang 3.000 meter sehingga bisa melayani pesawat berbadan besar, seperti Boeing 777. Apron bandara mampu menampung 20 pesawat, termasuk empat pesawat berbadan besar.
Akan tetapi, waktu tempuh bisa dipersingkat lewat Tol Cisumdawu. Namun, pembangunan tol sepanjang 60 kilometer masih terkendala pembebasan lahan.
General Manager Perum Damri Bandung Mursalin mengatakan, pihaknya akan mengoperasikan 20 bus untuk melayani penumpang Bandara Kertajati. Pihaknya mendapat subsidi dari pengelola BIJB untuk rute Bandung-BIJB. Karena itu, bus rute itu akan digratiskan selama sebulan.
”Jika pertumbuhan penumpangnya bagus, tentu ada peluang menambah bus. Kami juga sedang mengajukan pengadaan bus tambahan,” ujarnya.
Solehudin, Koordinator Bhinneka Shuttle Wilayah III Cirebon, menilai perpindahan rute penerbangan tersebut dapat menumbuhkan jasa angkutan perjalanan ke Cirebon dan sekitarnya. Jarak antara Kertajati dan Cirebon sekitar 64 kilometer atau 1 jam. Jaraknya tidak jauh berbeda dengan Indramayu, Sumedang, dan Kuningan.
”Artinya, potensi orang ke Cirebon dan sekitarnya lebih besar. Namun, yang menjadi tantangan adalah akses dari Bandung ke Kertajati,” ujar Solehudin. Bhinneka merupakan satu dari 12 moda transportasi yang akan beroperasi dari dan menuju BIJB.
Di sisi lain, calon penumpang dari Bandung dan sekitarnya memiliki pilihan terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang dan Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta. Jaraknya 140 kilometer-180 kilometer.
Solehudin optimistis calon penumpang memilih terbang melalui BIJB Kertajati. ”Kalau ke Kertajati, waktu tiba bisa diprediksi karena tidak macet. Sementara ke Jakarta pasti macet,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya telah menyiapkan delapan armada untuk mengantar calon penumpang ke Kertajati. Saat ini, Bhinneka fokus menjaring calon penumpang dari Bandung. Armada akan ditambah jika perkembangan okupansi penumpang meningkat.
Pariwisata
BIJB dinilai strategis sebagai pintu masuk bagi pariwisata Jabar. Pemerintah Provinsi Jabar bertekad mempromosikan desa-desa wisata di kawasan Majalengka dan sekitarnya dalam satu paket promosi BIJB.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, dengan satu paket promosi pariwisata itu, wisatawan akan lebih dulu berwisata ke kawasan Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan) sebelum menuju Bandung.
”Dalam promosi BIJB akan disertakan potensi desa wisata, baik keindahan alam, kuliner, maupun tempat-tempat bersejarah, seperti Keraton Cirebon. Ada ratusan titik keindahan alam di Jabar, tapi masih banyak yang belum dikenal luas,” ujarnya dalam peluncuran Calendar of Event 2019, agenda pariwisata Jawa Barat di Bandung, Selasa (25/6/2019).
Salah satu desa wisata yang dipromosikan adalah Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi, Majalengka. Desa ini memiliki keindahan alam, di antaranya Curug Cipeuteuy, Bumi Perkemahan Awilega, Bukit Batu Semar, Puncak Pasir Cariuk, dan terasering sawah Ciboer Pass. (SEM/IKI/TAM)