Stok Melimpah, Mutu Beras Bulog di Jateng Rentan Turun
›
Stok Melimpah, Mutu Beras...
Iklan
Stok Melimpah, Mutu Beras Bulog di Jateng Rentan Turun
Persediaan beras di gudang Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Divisi Regional Jawa Tengah masih melimpah. Namun, mutunya rentan menurun karena terlalu lama disimpan di gudang. Untuk menghindari penumpukan, sejumlah beras dijual dan sebagian lainnya didistribusikan ke daerah lain.
Oleh
KRISTI UTAMI
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS – Persediaan beras di gudang Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Divisi Regional Jawa Tengah masih melimpah. Namun, mutunya rentan menurun karena terlalu lama disimpan di gudang. Untuk menghindari penumpukan, sejumlah beras dijual dan sebagian lainnya didistribusikan ke daerah lain.
Kepala Kepala Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Divisi Regional (Divre) Jawa Tengah Taufan Akib mengatakan, persediaan beras yang ada di gudangnya mencapai 150 ribu ton. Beras tersebut berasal dari pengadaan tahun 2018-Juni 2019.
Jumlah tersebut diprediksi akan terus bertambah. Sebab, masih akan ada hasil panen yang akan masuk dari beberapa sentra produksi beras di Jawa Tengah. “Jumlah persediaan beras pada tahun ini bisa dikatakan melimpah. Jika dibanding periode sama tahun lalu, jumlah persediaan beras saat ini lebih banyak,” kata Taufan, saat dikonfirmasi Rabu (26/6/2019) sore.
Adapun, pada periode yang sama tahun 2018, jumlah persediaan beras yang ada adalah 118 ribu ton. Jumlah persediaan beras di gudang tahun ini lebih banyak karena penyaluran rutin beras Bulog, melalui program Beras Sejahtera dan Beras untuk Rumah Tangga Miskin sudah tidak ada. Padahal, saat program-program tersebut masih berjalan, kebutuhan penyaluran beras mencapai sekitar 43.000 ton per bulan.
Penghentian penyaluran rutin diakui Taufan membuat persediaan beras di Gudang Bulog Divre Jateng menumpuk. Hal ini membuat beras yang sudah lama tersimpan mengalami penurunan mutu. Penurunan mutu tersebut meliputi perubahan warna beras menjadi lebih kusam dan berat beras menurun. Meski mengalami penurunan mutu, Taufan menjamin beras Bulog masih layak untuk dikonsumsi.
“Untuk menjaga beras tetap layak konsumsi, kami melakukan fumigasi atau pengendalian hama menggunakan pestisida setidaknya sekali dalam tiga bulan. Tak hanya itu, beberapa oulet penyaluran Bulog Divre Jateng juga melakukan penjualan beras ke Program Bantuan Pangan Non Tunai, Rumah Pangan Kita, dan Toko Pangan Kita serta melakukan penyaluran beras ke divre lainnya,” imbuh Taufan.
Ketua Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Jateng Tulus Budiono menyarankan, penyimpanan beras di dalam gudang idealnya tidak lebih dari enam bulan. Tulus menyarankan, pemerintah menjual atau membagikan beras yang ada jika stok beras melimpah.
“Beras lama itu lebih baik dijual atau dibagikan ke masyarakat. Kalau perlu dieskpor saja. Tidak masalah jika harga tawarnya rendah, yang penting stok di gudang itu selalu baru,” tutur Tulus.
Di Jateng, kualitas beras yang dijual cukup baik dan baru. Menurut Tulus, beras yang beredar rata-rata bukan beras yang disimpan dalam waktu lama. Lama penyimpanan rata-rata beras kurang dari 3 bulan.