Pelaksanaan PIRN di Banyuwangi bakal jadi rujukan atau benchmarking bagi penyelenggaraan di tahun-tahun berkutnya. Tiap tahun, sekitar 500 siswa SMP dan SMA/SMK sederajat dari sejumlah daerah diajak untuk menyelami dunia penelitian.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·2 menit baca
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Laksana Tri Handoko tidak bisa hadir di acara pembukaan Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional XVIII di Banyuwangi, Jawa Timur, pada Senin (24/6/2019). Namun, mendengar keseruan acara PIRN 2019 yang didukung penuh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dengan membuat sejarah baru, yakni diikuti sekitar 1.000 siswa dan melibatkan siswa SD, ia pun keesokan harinya hadir di Banyuwangi.
Handoko, panggilan akrab Kepala LIPI yang baru sekitar setahun menjabat ini, secara langsung ingin menyampaikan apresiasi kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Handoko juga melihat sejumlah inovasi yang dilakukan Pemkab Banyuwangi, termasuk mengunjungi Mal Pelayanan Publik sebagai terobosan untuk meningkatkan pelayanan satu pintu kepada masyarakat Banyuwangi.
Bagi Handoko, pelaksanaan PIRN di Banyuwangi bakal jadi rujukan atau benchmarking bagi penyelenggaraan di tahun-tahun berkutnya. Tiap tahun, sekitar 500 siswa SMP dan SMA/SMK sederajat dari sejumlah daerah diajak untuk menyelami dunia penelitian dengan didampingi peneliti LIPI agar mereka mencintai sains.
”Saya anak daerah, yang waktu itu SMA di Lawang, Kabupaten Malang, pernah ikut Lomba Karya Ilmiah Remaja. Ikut kegiatan seperti ini memberikan pengalaman sekali seumur hidup dan terinspirasi jadi peneliti,” ujar Handoko.
Handoko meyakini, dengan memberikan kesempatan bagi pelajar dari daerah-daerah untuk ikut PIRN, mereka jadi terbuka wawasannya untuk mengetahui tentang karier berbasis ilmu pengetahuan yang bisa dipilih di masa depan. Anak muda Indonesia diharapkan makin banyak yang mendalami karier sebagai peneliti atau profesi yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
”Saya mendapat kesan atau impresi yang bagus, ya, pas ikut LKIR. Di kasus saya, kesan itu jadi menentukan arah hidup selanjutnya. Saya jadi terbuka, ternyata dunia riset menarik juga. Eh, kejeblos di dunia riset, tetapi ini kejeblos yang enak,” ujar Handoko seraya tertawa.
Handoko mengatakan, banyak anak daerah yang belum mengerti tentang dunia riset dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkumpul secara nasional lewat kegiatan PIRN yang diadakan LIPI bersama pemerintah daerah bisa menantang anak-anak ini ikut kompetisi iptek yang juga rutin digelar LIPI, seperti LKIR yang pernah diikutinya.