Perawatan Stok Beras di Jabar Lebih Intensif

Penumpukan stok membuat Bulog Jawa Barat harus lebih intensif menjaga kualitas beras. Selain rentan diserang hama, kualitas beras yang disimpan lebih dari enam bulan juga rentan turun.

KOMPAS/ SAMUEL OKTORA

Kepala Gudang Bulog Cisaranten Kidul Subdivre Bandung Eman Juherman menunjukkan salah satu gudang yang sedang dilakukan fumigasi di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/6/2019). Kapasitas di kompleks pergudangan sekitar 15.000 ton, dan kini sudah penuh di antaranya memuat stok beras tahun 2018 sebanyak 8.000 ton, juga penyerapan dari petani pada Januari-Juni 2019.

BANDUNG, KOMPAS — Penumpukan stok membuat Perum Bulog Divisi Regional Jawa Barat harus lebih intensif menjaga kualitas beras. Selain diserang hama, kualitas beras yang disimpan lebih dari enam bulan juga rentan turun.

Saat ini, di gudang Perum Bulog Divre Jabar, beras yang tersimpan hingga Juni 2019 sudah memenuhi kapasitas maksimal 300.000 ton. Jumlah itu termasuk stok beras tahun 2018, sekitar 48.000 ton.

”Beberapa cara kita lakukan. Ada pengendalian serangan hama setiap bulan sekali dan fumigasi tiap tiga bulan sekali. Seluruh 45 gudang yang ada diterapkan rutin kegiatan ini. Khusus dalam kondisi stok menumpuk kali ini, pemantauannya diintensifkan, fumigasi tidak perlu menunggu hingga tiga bulan,” kata Kepala Bidang Operasional Pelayanan Publik Perum Bulog Divre Jabar Taufik Budi Santoso di Bandung, Kamis (27/6/2019).

KOMPAS/ SAMUEL OKTORA

Kondisi salah satu Gudang Bulog Cisaranten Kidul Subdivre Bandung yang masih dilakukan fumigasi di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/6/2019).

Upaya itu, kata Taufik, mutlak dilakukan. Ia mencontohkan, stok beras tahun 2018 sebanyak 48.000 ton yang masih tersimpan di gudang. Kondisinya menurun. Secara visual, warnanya lebih kusam dibandingkan beras yang baru masuk gudang.

”Penurunan visual warna beras ini tak dapat dihindarkan kalau terlalu lama disimpan. Namun, secara kualitas masih relatif baik. Kalau serangan hama tak dikendalikan, kondisi beras bisa rusak, seperti menjadi bubuk,” ujarnya. Hama gudang yang banyak ditemui seperti kumbang tepung (Tribolium spp), kumbang bubuk beras (Sitophilus oryzae), dan kumbang padi (Cryptolestes ferrugineus).

Secara terpisah, Kepala Gudang Bulog Cisaranten Kidul Subdivre Bandung Eman Juherman mengatakan, dari empat gudang yang ada, fumigasi sudah dilakukan pada dua gudang. Adapun kapasitas di kompleks pergudangan ini sekitar 15.000 ton dan kini sudah mencapai kapasitas maksimal. Sebanyak 8.000 ton di antaranya beras tahun 2018.

”Pelaksanaan fumigasi bertahap, dari empat gudang dilakukan pada dua gudang dulu. Fokus fumigasi karena ada serangan kumbang bubuk gabah (Rhyzopertha dominica). Kutu jenis ini sulit terlihat karena berkembang dalam biji beras,” kata Eman.

KOMPAS/ SAMUEL OKTORA

Sejumlah buruh mengangkut karung beras untuk ditata kembali letaknya di lingkungan Gudang Bulog Cisaranten Kidul Subdivre Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/6/2019).