Laga perempat final menjadi ujian berat bagi Kolombia maupun Chile. Kolombia sebagai tim terbaik selama penyisihan grup akan berusaha menghentikan langkah Chile yang merupakan juara bertahan.
SAO PAULO, RABU - Upaya Chile mempertahankan gelar juara Copa America terhadang rintangan besar di tengah jalan karena harus bertemu Kolombia pada babak perempat final di Arena Corinthians, Sao Paulo, Brasil, Sabtu (29/6/2019) pukul 06.00 WIB. Aksi Kolombia selama penyisihan grup cukup membuat "La Roja", julukan Chile, mulai berkeringat dingin.
Kolombia tampil mengejutkan dengan menjadi satu-satunya tim yang memenangi tiga laga penyisihan grup. Tim berjuluk “Los Cafeteros” ini telah menundukkan Argentina 2-0 dan mengalahkan Qatar serta Paraguay masing-masing dengan skor 1-0. Mereka mencetak empat gol dan belum kebobolan.
“Dalam tiga tahun terakhir Kolombia sudah banyak berubah. Mereka adalah tim yang sangat agresif ketika menyerang,” kata gelandang Chile Jose Pedro Fuenzalida seperti dikutip La Tercera. Melawan Kolombia, Fuenzalida mengatakan timnya harus berkonsentrasi penuh dalam bertahan dan memanfaatkan setiap peluang untuk menyerang.
Fuenzalida dan Chile memang tidak bisa lagi memandang remeh Kolombia saat ini. Mereka harus melupakan laga semifinal Copa America Centenario 2016 ketika mereka mengalahkan Kolombia 2-0 dan kemudian menjuarai turnamen tersebut.
Chile menyadari langkah mereka di Brasil kali ini tidak semulus calon lawannya itu. Mereka bisa mengalahkan Jepang 4-0 pada laga pertama dan mengalahkan Ekuador 2-1 pada laga kedua. Namun, Chile terpaksa menyerah 0-1 saat melawan Uruguay pada laga ketiga penyisihan Grup C.
La Roja juga bukan lagi tim yang sangat energik seperti ketika masih ditangani pelatih Marcelo Bielsa (2007-2011) atau Jorge Sampaoli (2012-2016). Mereka kini adalah tim yang dihuni para bintang-bintang tua berusia di atas 30 tahun dan membutuhkan regenerasi seperti Alexis Sanchez, Arturo Vidal, Gabriel Arias, dan Fuenzalida sendiri.
Namun, masih ada “tugas” penting lain yang perlu dikerjakan Chile selain mengalahkan Kolombia dan mempertahankan gelar juara. Mereka punya tugas untuk membuktikan bahwa Chile masih menjadi salah satu tim terbaik di Amerika Selatan. Setelah menjuarai Copa America 2015 dan 2016, Chile tidak lolos ke Piala Dunia Rusia 2018. Copa America 2019 memberikan kesempatan terbaik untuk membuktikan hal itu. Konsekuensinya, situasi ini menambah tekanan.
Pelatih Chile Reinaldo Rueda pun bergerak cepat untuk meredakan tekanan yang bisa merusak mental para pemain tersebut. Setelah menjalani latihan pada Rabu (26/6/2019), Rueda mengajak para pemainnya pergi ke Fogo de Chao, sebuah restoran terkenal di Sao Paulo.
Rueda memandang penting untuk sesekali mengajak para pemainnya untuk bersantai dan melupakan sejenak turnamen yang sedang mereka ikuti. Di restoran itu, para pemain bisa tertawa lepas dan bernyanyi bersama setelah menghabiskan makan malam. Tugas pertama Rueda untuk mengusap keringat dingin di tubuh timnya sudah terlaksana.
Merasa beruntung
Sebaliknya, Kolombia justru merasa beruntung bisa bertemu Chile pada babak perempat final ini. Los Cafeteros sudah mempelajari gaya permainan Chile dan menemukan celah yang bisa mereka eksploitasi. Ibaratnya, Kolombia menemukan tim yang justru bisa membuat mereka memaksimalkan potensi tim.
“Lebih baik bertemu Chile karena mereka selalu memainkan bola-bola bawah dan punya lini tengah yang kuat. Namun, mereka juga memberikan ruang terbuka dan bisa memberikan kami kesempatan untuk menguasai bola,” ujar gelandang Kolombia Mateus Uribe seperti dikutip El Colombiano.
Penulis senior ESPN Gabriele Marcotti menyatakan bahwa Kolombia bisa menang apabila bek mereka, Yerry Mina, bisa melumpuhkan gerak Alexis Sanchez. Di ajang Copa America 2019 ini, Sanchez bisa menemukan permainan terbaiknya dan telah mencetak dua gol. Penampilannya lebih baik daripada ketika tampil di klubnya, Manchester United.
Kolombia wajib menjaga pertahanan mereka yang solid. Apalagi mereka sudah bisa kembali memainkan kiper David Ospina yang sebelumnya absen pada laga kontra Paraguay karena harus menunggui ayahnya yang sedang sakit keras. Pada Selasa (25/6/2019), Ospina sudah bergabung dengan tim.
Ketika bisa merebut bola, Kolombia juga menaruh harapan besar terhadap pemain sayap Juan Cuadrado dan penyerang James Rodriguez untuk mengancam pertahanan Chile. Pelatih Kolombia Carlos Queiroz juga masih punya striker tajam seperti Duvan Zapata yang bersinar bersama klubnya Atalanta pada musim lalu.
Meski demikian, Kolombia tidak ingin terlalu percaya diri. “Hasil dari penyisihan grup kemarin belum menjadikan kami tim yang sempurna,” ujar Uribe.
Kolombia tetap harus waspada karena Rueda juga warga Kolombia. Ia pernah melatih timnas Kolombia dan sejumlah klub di negeri tersebut. Rueda sangat memahami karakter calon lawannya. (AP/AFP)