Korea Selatan menyambut baik pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik yang baru diadopsi oleh anggota ASEAN. Konsep mengenai Indo-Pasifik akan meningkatkan kerja sama lintas negara di kawasan Asia Pasifik.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Korea Selatan menyambut baik pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik yang baru diadopsi oleh anggota ASEAN. Konsep mengenai Indo-Pasifik akan meningkatkan kerja sama lintas negara di kawasan Asia Pasifik.
Pengadopsian konsep Indo-Pasifik menjadi salah satu poin dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di sela KTT G-20 yang digelar selama dua hari di Osaka, Jepang, Jumat (28/6/2019). Kedua presiden juga membahas kerja sama ekonomi Indonesia-Korea Selatan.
”Presiden Jokowi memperkenalkan konsep ASEAN mengenai Indo-Pasifik kepada Korea Selatan. Presiden Korea Selatan menyampaikan dukungannya terhadap konsep ASEAN mengenai Indo-Pasifik,” ujar Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik disepakati oleh para pemimpin ASEAN dalam KTT Ke-34 ASEAN di Bangkok, Thailand, pada 22 Juni 2019. Pandangan yang diinisiasi oleh Indonesia ini merupakan konsep kerja sama negara-negara sepanjang Samudra Hindia dan Pasifik. Dengan demikian, kerja sama lintas negara akan mengedepankan prinsip keterbukaan dan penghormatan terhadap hukum internasional.
Retno melanjutkan, Indonesia dan Korea Selatan sepakat untuk mempercepat penyelesaian negosiasi Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Dua negosiasi ini diharapkan selesai sebelum akhir 2019.
RCEP merupakan salah satu topik utama yang dibahas dalam KTT Ke-34 ASEAN. RCEP adalah perjanjian dagang 16 negara yang akan mengatur perdagangan bebas, mempererat hubungan ekonomi, meningkatkan perdagangan dan investasi, serta mengurangi kesenjangan pembangunan di kawasan Asia Pasifik.
RCEP adalah perjanjian dagang 16 negara yang akan mengatur perdagangan bebas, mempererat hubungan ekonomi, dan meningkatkan perdagangan.
Presiden Jokowi dan Presiden Moon juga membahas tindak lanjut kunjungan Presiden Jokowi ke Seoul, Korea Selatan, pada September 2018. Mereka membahas kerja sama ekonomi di sektor industri strategis.
”Keduanya membahas, antara lain, mengenai masalah kerja sama dalam konteks industri strategis dan investasi-investasi Korea Selatan yang ada di Indonesia, seperti di bidang entertainment dan garmen,” ujar Retno.
Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan G-20 adalah Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong, serta Duta Besar Indonesia untuk Jepang Arifin Tasrif.