JAKARTA, KOMPAS – Petenis putri Rifanty Kahfiani tak terbendung pada turnamen tenis Pelti Indonesia W15 Jakarta. Meski tidak diunggulkan, Rifanty melaju ke final setelah mengalahkan unggulan kedelapan, Michika Ozeki (Jepang), 6-3, 6-4.
Sayangnya, langkah Rifanty di lapangan tenis Elite Club Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Sabtu (29/6/2019) itu tidak diikuti unggulan kedua Aldila Sutjiadi. Aldila menyerah pada petenis Belanda asal Indonesia, Arianne Hartono, 7-5, 6-4.
Hasil pada final turnamen berhadiah total 15.000 dollar AS (Rp 210 juta) ini merupakan prestasi terbaik Rifanty selama menjalani turnamen di Jakarta. Pekan lalu, dalam turnamen Jakarta W25, langkahnya terhenti di kualifikasi, takluk dari Chompoothip Jundakate (Thailand), 6-1, 4-6, 6-10.
Rifanty mengatakan, penampilannya pekan ini sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. “Pekan lalu saya baru datang dari Amerika Serikat, langsung bertanding. Jadi, masih capek dan jetlag,” ujarnya.
Setelah kalah pekan lalu, petenis berusia 21 tahun itu istirahat seharian. Kemudian ia menjalani latihan keras dua kali sehari untuk mempersiapkan diri di turnamen W15 Jakarta. Selain latihan keras, ia juga memperhatikan pemulihan tubuh. Petenis yang kini menetap di Amerika Serikat itu melakukan stretching sebelum dan setelahlaga, juga memulihkan kebugaran dengan berenang.
Hasilnya, penampilan Rifanty semakin baik dari hari ke hari. Setelah mengalahkan Zeba Jamal (Amerika Serikat) pada babak pertama, Rifanty mengalahkan unggulan pertama Nudnida Luangnam (Thailand). Pada babak perempat final, ia mengalahkan petenis yang lebih senior, Jessy Rompies, disusul mengalahkan Ozeki pada semifinal.
Rifanty menuturkan, kunci keberhasilannya di semifinal terletak pada penerapan strategi permainan yang tepat. “Lawan bisa berlari cepat. Jadi, saya selalu siap siaga. Saya harus bisa fokus mengembalikan bola. Kalau lewat sedikit, sulit dikejar,” ujarnya.
Kemenangan ini membuat Rifanty unggul 2-0 dari Ozeki. Sebelumnya, Rifanty mengalahkan petenis Jepang itu di Solo tahun 2018 dengan skor 6-2, 6-4.
Mulanya, Indonesia berharap tercipta final sesama Indonesia setelah menempatkan dua wakilnya pada semifinal. Namun, langkah Aldila terhenti dihentikan Arianne.
Menghadapi Arianne, Rifanty mengaku siap tampil habis-habisan. Apalagi, kedua pemain belum pernah bertemu sehingga peluang kemenangan terbuka.
Arianne melaju ke final setelah menghadapi persaingan ketat dengan Aldila, yang disebutnya ketat secara fisik dan mental. “Aldila bermain konsisten dan selalu berhasil mengembalikan bola. Saya sudah coba menyerang, tetapi sering gagal,” katanya. Bermain fokus dan sabar menunggu peluang akhirnya mengantar Arianne menguasai pertandingan.
Arianne mengatakan, pertandingan melawan Rifanty tidak akan mudah. “Tipe permainannya lebih susah, karena dia punya pukulan slice di dekat net. Sementara saya lebih suka pukulan-pukulan belakang,” ujar Arianne seraya menegaskan bahwa dia akan bermain dengan caranya sendiri. “Saya harus sabar bermain. Saya coba membawa permainan dengan cara saya,” katanya.