Transaksi Abad Ini Dobrak Dunia Arab
Masih terlalu dini jika forum konferensi Manama-Bahrain, Selasa dan Rabu (25-26/6/2019), tentang konsep baru proposal damai Israel-Palestina dengan mekanisme pendekatan ”economy first” disebut gagal. Sebaliknya, konsep itu tengah menemukan momentumnya.
Konsep baru yang selama ini populer dengan sebutan ”Transaksi Abad Ini” tersebut digagas dan dirancang penasihat politik Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang sekaligus menantunya, Jared Kushner. Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah Jason Greenblatt dan Duta Besar AS untuk Israel David Friedman disinyalir ikut membantu merancangnya.
Kushner dalam pidato pembukaan forum Manama ataupun dalam wawancara dengan berbagai media mengakui, kemakmuran bagi rakyat Palestina tidak akan terwujud tanpa ada solusi politik adil.
Ia menyebut, forum Manama hanya membahas isu ekonomi dan isu politik akan dibahas dalam waktu yang tepat nanti. Beberapa media melansir, isu politik dalam Proyek Abad Ini direncanakan akan diluncurkan pascapemilu Israel bulan September nanti.
Kushner secara makro sudah menyinggung dalam pidato pembukaan tentang gambaran isu politik dalam Transaksi Abad Ini. Ia mengatakan, visi konsep baru proposal damai Israel-Palestina adalah di bawah inisiatif damai Arab tahun 2002 dan di atas aspirasi damai Israel. Namun, ia belum menyampaikan secara rinci formula solusi politik itu.
Adapun isu ekonomi seperti diberitakan berbagai media internasional, proyek Transaksi Abad Ini akan menggalang dana investasi 50 miliar dollar AS untuk proyek selama 10 tahun ke depan. Nilai investasi tersebut dengan rincian 28 miliar dollar AS untuk membangun Tepi Barat dan Jalur Gaza, 9 miliar dollar AS untuk Mesir, 7,5 miliar dollar AS untuk Jordania, dan 6 miliar untuk Lebanon.
Dana 50 miliar dollar AS itu dicanangkan akan diperoleh dari AS, negara-negara Arab kaya di kawasan Teluk, Jepang, China, sejumlah negara Eropa, dan lembaga-lembaga keuangan internasional.
Sebanyak 5 miliar AS dari 28 miliar dollar AS untuk alokasi dana membangun jalan layang atau jalan bawah tanah yang menghubungkan Tepi Barat dengan Jalur Gaza. Sisa dana 23 miliar dollar AS akan digunakan untuk membangun 179 proyek industri, pendidikan, kesehatan, pariwisata, dan institusi pemerintahan di seantero Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Dana 9 miliar dollar AS untuk Mesir akan digunakan untuk membangun kawasan industri di sekitar kota Rafah-Semenanjung Sinai Utara untuk membuka lapangan kerja bagi warga Palestina di Jalur Gaza serta beberapa proyek di sekitar Terusan Suez.
Dana 7,5 miliar dollar AS untuk Jordania dan 6 miliar dollar AS untuk Lebanon juga untuk membangun kawasan industri yang khusus membuka lapangan kerja bagi warga Palestina di dua negara itu.
Cerdik
Menantu Presiden Trump itu sebenarnya cukup cerdik dalam memilih waktu peluncuran proyek Transaksi Abad Ini karena diluncurkan di saat terjadi perubahan besar dalam mindset di dunia Arab saat ini.
Terjadinya perubahan mindset di dunia Arab itu lantaran posisi bangsa Arab kini sedang terpuruk, tercabik-cabik oleh perang saudara, krisis politik, dan perpecahan sesama negara Arab pascamusim semi Arab tahun 2011. Posisi negara-negara Arab saat ini sedang sulit dan bahkan terjepit.
Perubahan mindset bangsa Arab itu sangat merugikan Palestina karena kini banyak negara Arab tidak lagi menempatkan isu Palestina sebagai prioritas dalam kebijakan politik luar negeri mereka.
Konflik Arab-Israel pun menjadi isu masa lalu dan banyak negara Arab kini diam-diam menjalin hubungan dengan Israel. Sudah banyak berita beredar di berbagai media dalam beberapa tahun terakhir ini tentang delegasi Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) mengunjungi Israel.
Negara Arab, seperti Arab Saudi, UEA, dan Bahrain, kini malah menjadikan Iran sebagai musuh dan sebaliknya Israel dianggap sebagai teman.
AS tampaknya sengaja membocorkan proyek Transaksi Abad Ini ke media dalam dua tahun terakhir sebagai tes atau mendeteksi sejauh mana sikap negara-negara Arab.
Ternyata hanya Palestina yang menolak lantang proyek Transaksi Abad Ini. Palestina masih bersikeras, solusi isu Palestina harus politik dahulu sebelum ekonomi karena isu Palestina adalah isu politik. Negara-negara Arab cenderung memilih diam, mungkin tidak kuasa menolaknya atau malah menerima proyek Transaksi Abad Ini akibat posisi sulit itu.
Bagi Kushner, proyek Transaksi Abad Ini adalah pertarungan politik yang harus terus maju melawan semua pihak yang menolaknya. Kushner pun terus ngotot dengan menggelar konferensi khusus tentang Transaksi Abad Ini di Manama-Bahrain, Selasa dan Rabu lalu.
Ternyata hampir semua negara Arab mengirim delegasi level tinggi, seperti menteri keuangan atau deputinya, ke forum konferensi yang khusus membahas isu ekonomi itu. Kushner dalam pidato pembukaan mengklaim telah sukses besar menggelar forum pertemuan itu karena dihadiri para menteri keuangan negara-negara Arab.
Kushner tentu ingin segera menjadikan isu Transaksi Abad Ini sebagai amunisi utama kampanye Presiden AS Donald Trump untuk memenangi pemilu presiden AS tahun 2020.
Dalam tradisi kampanye pemilu presiden di AS, konflik Arab-Israel selalu menjadi salah satu isu utama yang dijual para kandidat sejak berdirinya Israel tahun 1948.
Trump memenangi pemilu presiden 2016 karena memanfaatkan gejala populisme di AS dan kancah internasional dengan menggulirkan isu AS akan mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel dan akan memindah kantor Kedubes AS dari Tel Aviv ke Jerusalem.
Masa depan proyek Transaksi Abad Ini pun akan sangat tergantung pada hasil pemilu presiden AS tahun 2020. Jika Trump kalah, bisa jadi proyek itu segera redup.
Sebaliknya, apabila Trump menang lagi, proyek Transaksi Abad Ini akan terus bergulir. Kushner pada periode kedua jabatan Presiden Trump nanti akan bergerilya mendesak negara-negara Arab utama menerima formula solusi politik di bawah standar inisiatif damai Arab tahun 2002 dan di atas aspirasi damai Israel.
Kushner akan melakukan desakan itu karena proyek ekonomi dalam Transaksi Abad Ini tidak bisa diimplementasikan tanpa ada solusi politik. Kini, yang ditunggu bentuk rinci formula solusi politik di bawah inisiatif damai Arab 2002 dan di atas aspirasi damai Israel itu.